dua puluh lima

59 7 3
                                    

"Kerja bagus," Yeori kembali melajukan burung besi yang kami tumpangi. Setelah mengudara hampir satu jam, kami dikomandokan untuk mendarat sebentar.

"Lumayan juga ya, untuk pulang ke bandara," ucapku.

Yeori terlihat sangat handal dalam mengendalikan helipet. Ia adalah Marked kode remaja terbaik dalam bidang ini.

"Apa kau lihat itu?" Ucap Yeori.

"Apa?"

"Di belakang kita," aku melihat tiga titik kecil bercahaya terang. Lebih terang dibanding langit siang ini. Aku menyadari. Cahaya itu adalah pantulan sinar matahari yang mengenai proyektil-proyektil. Shit!

"Cepatlah cari landasan darurat, Yeori! Itu adalah proyektil!" Teriakku.

"The fuck?!" Helipet kami sedikit oleng. Aku menemukan satu atap gedung yang cukup luas untuk mendaratkan helipet ini.

"Disana! Arah jam sepuluh! Daratkan disitu!" Dua proyektil mendekati helipet kami. Bless us. Kami berhasil mengelak dan proyektil-proyektil itu meledak disekitar gedung-gedumg dibawah kami. Kobaran api dan asap menghalangi jarak pandang kami.

"Aku tak bisa melihat!" Teriak Yeori.

"Kau pasti bisa," kobaran asap itu mulai memudar sedikit demi sedikit. Kami bisa melihat gedung itu didepan kami. Helipet telah mendarat dan kami pun telah bersiap dengan Destructa X ditangan kami.

"Dimana yang satunya?" Suara Yeori yang beradu dengan baling-baling helipet membuatku tak bisa mendengar dengan jelas.

"Apa?!" Teriakku.

"Dimana yang sa--" aku menarik Yeori dan kami berlari.

"Melompatlah!--" kami merasakan beberapa detik diudara dan mendarat keras di gedung lainnya.

"Son of a bitch! Ada apa denganmu?!" Kupotong omongannya.

"Merunduk!"

BOOM!

Satu ledakan besar mengantam gedung di seberang kami. Dalam hitungan detik, gedung itu runtuh sebagian.

"Now what?" Ucapku.

"I-i'm sorry. Thanks. Aku tidak tahu," ucapnya.

"Aku melihat proyektil itu dan jika saja kau tidak kuajak berlari dan lompat, mungkin kau sudah menjadi tengkorak, tahu?" Ku alihkan pandanganku. Sejauh mataku memandang, aku hanya melihat kepulan asap dari kejauhan. Mereka semua diincar juga...

"Apa mereka selamat?" Ucap Yeori sembari memanah sesuatu dari kejauhan.

"Semoga saja," jawabku sambil melihat pemberitahuan di layar Lensx. Dan, oh!

PEMBERITAHUAN

Diharap semua Marked yang berada di Minnesota, Missouri, Kansas, Iowa, dan Oklahoma, segera pergi ke bandara terdekat. Atau pergi ke tempat lapang dan berikan titik koordinat. Pesawat kami akan segera datang. Untuk Marked yang berada diluar daerah diatas, harap waspada.

-George Westlake

"Hey, berapa lama lagi jika kira pulang ke bandara?" Tanyaku.

"Mungkin tiga puluh menit lagi,"

"Ayo pergi," ucapku sembari membuka loteng dan menuruni gedung.

"Tunggu! Ada apa?"

"Jika kau ingin selamat, ikuti aku," dengan kompas di lengan kananku, aku berusaha berlari menuju bandara. Kami sudah berlari. Tetapi bandara tak kunjung terlihat dimataku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

UNSEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang