Dua hari telah berlalu. Saat ini aku, ditemani Lily akan mengambil kaki prostetik yang dijanjikan Leo.
"Kau mau memakai kursi roda, atau mau pakai penyangga ini?" Ucap Lily padaku sambil menunjukkan dua tongkat penyangga.
"Aku pakai itu saja," aku mengambil tongkat penyangga dari tangan Lily.
Aku dan Lily berjalan menyusuri lorong Pentagon. Luka di kakiku sudah sepenuhnya sembuh. Dengan obat yang sangat mutakhir, luka di kakiku sembuh dengan cepat. Dengan begini, aku bisa memakai kaki prostetik.
"Ah, hai Leo," sapaku.
"Hai Nick. Ingin mencoba kaki prostetikmu?" Tanya Leo.
"Tentu saja,"
"Ini dia," Leo membuka kain yang menutupi kaki prostetik. Aku tak menyangka, kaki prostetikku sangat mirip dengan kaki asliku. Bahkan ukuran ibu jarinya sama. Kaki prostetik itu dilapisi semacam lapisan keras yang sangat mirip dengan kulit manusia asli.
"Nah, ayo berbaring," setelah berbaring, Leo menempelkan kaki prostetik pada kaki kananku. Lalu mesin scan menyala dan men-scan kakiku kurang lebih lima menit.
"Sudah selesai, ayo coba." Ucap Leo membangunkanku.
Aku mencoba untuk duduk, dan melihat keajaiban yang baru saja Leo lakukan padaku. Kaki prostetik yang tadi ditempelkan, sekarang sudah menyatu dengan kakiku. Tidak ada bekas sama sekali. Kaki kananku seperti utuh kembali. Luar biasa, man.
"Kaki prostetik itu bisa dilepas sewaktu-waktu dengan remote control. Saat terpasang kembali, lapisan kulit imitasi itu akan melekat kembali dengan kulit aslimu, dengan sangat kuat, dan tidak akan terlepas. Itu adalah usaha terbaikku. Semoga kau suka. Cobalah." Ujar Leo.
"Wow...." hanya itu yang bisa kukatakan.
"Sekarang coba pelan-pelan untuk berdiri." Aku menurunkan kedua kakiku, dan mulai menggerakkan jari-jari kakiku. Dan jari-jari kakiku pun berfungsi dengan baik. Pria ini ahli robotik yang gila. Aku serius.
Aku mulai berdiri, dibantu oleh Lily. Hey, ini sangat mudah. Aku mengangkat kaki asliku dan berdiri dengan kaki prostetikku. Lalu aku mulai berjalan. Kuakui, pertama kali mencoba di tread mill, aku masih susah untuk beradaptasi dengan kaki prostetikku. Tetapi, saat mencoba lagi, aku lancar berjalan, bahkan berlari.
"Aku sangat senang, terimakasih Leo," aku dan Lily pamit pada Leo.
"Itu sudah tugasku. Bye, Nick."
Akhirnya aku pulang dengan dua kaki. Ini luar biasa.
"Kami turut bahagia, Nick." Ucap teman-temanku.
Tiba-tiba interkom berbunyi menandakan waktu makan siang.
Saat kami sedang makan, tiba-tiba John duduk disampingku.
"Pelaku penembakan sudah diketahui. Selesai makan, ikutlah denganku. Ajak Max juga." Ucap John.
Selesai makan, aku dan Max mengikuti John ke ruang pertemuan.
"Tim khusus dibentuk tiga hari yang lalu setelah kau tertembak. Karena militer mencurigai, akan ada korban selanjutnya jika kasus ini tidak diperdalam. Tim ini berisi hacker dan programmer terhandal yang bisa kami temukan di beberapa balai perlindungan. Mereka mengolah ulang semua penglihatan di Lensx milik setiap Marked saat Jeep mogok. Dan dari salah satu sudut pandang seorang Marked, kami berhasil menemukan bayangan seseorang yang sedang mengarahkan senjata." John mengambil tab dan menekan tombol. Seketika hologram bergambar bayangan seseorang yang bersembunyi dibalik dinding muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNSEEN
Science FictionAkhir-akhir ini, berita tentang kabut mematikan atau 'deathly fog' tersebar luas. Ya, kabut yang samar-samar, bahkan tak terlihat. Aku dan teman-temanku menghiraukannya. Kami pikir itu hanya berita konyol. Tak masuk akal. Lampu sekolah kami tiba-tib...