sepuluh

77 13 1
                                    

A/N: untuk chap ini, terbagi jadi dua sudut pandang, ya! Dari Ivan dan Nick:)

Enjoy!

•×•×•

"Lil, ayo makan." Ucapku pada Lily yang hanya memandangi makanan didepannya.

"Aku tidak berselera makan, Ivan." Disaat Lily menjawabku, terlihat sekumpulan orang memakai baju yang biasa digunakan untuk menjalani misi khusus melewati kami. Dan aku bisa melihat wajah John dibalik masker yang menutupi sebagian wajahnya. Tiba-tiba, Lily berlari kearah John dan menghentikan langkahnya.

"Kau. Mau. Kemana." Lily berucap dengan menekankan kata demi kata.

"Menyingkirlah." John menepis tangan Lily yang berada di dadanya.

"Aku berhak tau dimana Nick berada!" Bentak Lily hampir membekukan seluruh aktifitas yang berada di dapur umum. Dan juga mengagetkanku.

"Lily! Mereka akan mencari dan membawa pulang Nick!" Aku menarik tangannya dengan paksa.

"Aku ingin ikut." Ucap Lily dingin.

"Baiklah. Kutunggu kalian di gerbang sepuluh menit lagi." Jawab John tidak kalah dinginnya.

Kami segera berlari ke kamar dan mempersiapkan semuanya. Apalagi jika ingin memasang seragam untuk misi khusus, lima menit pun tak cukup untuk menyelesaikan semua perangkat yang ada.

"What the heck, Lil?! Apa kau gila?!" Bentak Sam padanya.

"Tidak. Aku hanya ingin dia selamat. Terserah kalian ingin ikut atau tidak," Lily lalu berlalu pergi dengan seragam lengkap dan panah yang ia bawa.

Sepuluh menit kemudian, terpaksa kami berkumpul di pintu keluar dengan John dan pasukannya.

"Kalian siap?" Kata itulah yang selalu diucapkan John sebelum kami memulai misi.

Kami menaiki sebuah jet tempur yang cukup besar. Jet ini menuju ke tempat Nick berada, Boston.

"Be quiet. Memungkinkan ada beberapa pemberontak disini." Tutur John sembari turun dari jet. Dengan GPS khusus ditangan John, kami berjalan sesuai petunjuk.

"Ini dia." John berdiri disebuah lubang yang tertutup oleh metal, dan mencoba mengetuk-ngetuknya.

"Aku rasa ini berat sekali," John mengambil laser pocket yang tersimpan di saku pahanya dan mengarahkan laser itu kearah lubang yang tertutup. Seketika metal yang menutupi lubang itu meleleh dan membuat sebuah lubang sebesar manusia dewasa.

John menginstruksikan kami agar menuruni tangga yang mengarah kebawah. Kami menuruni tangga sambil mengendap-endap. Kami menyelinap sehening mungkin. Akhirnya kami sampai dan terdapat tiga lorong sekaligus didepan kami. Aku berfikir, sistem keamanan disini rendah sekali. Bahkan alarm saja tidak ada.

"Dia ada di lorong sebelah kiri. Siapkan senjata kalian. Pasti ada penjaga di setiap lorongnya. Move!" Kami berlari ke lorong kiri. Dan kupikir, cuma aku yang sadar bahwa sedari tadi ada kamera pengintai yang mengintai kami.

Kami telah sampai di depan kamar bernomor tiga. John melumerkan pintu dengan laser pocket. Saat pintu terbuka, terlihat dua laki-laki yang sedang memegang peta.

UNSEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang