"Cepat! Cepat! Cepat! Keadaan makin memburuk!" Seluruh pasukan diarahkan ke atap untuk menaiki helipet dan helikopter. Termasuk aku dan teman-temanku. Kubah Pentagon terbuka dan kami segera mengudara. Menuju bandara militer terdekat dan beralih menggunakan pesawat yang lebih besar.
Baiklah, akan kujelaskan. Tadi pagi, kira-kira pukul dua, alarm berbunyi. Alarm yang berbunyi biasanya untuk memberitahu keadaan darurat seperti kebakaran atau hal penting lainnya. Aku terhentak dan terbangun. Aku tak bisa berfikir jernih. Mengingat aku baru tertidur dari dua jam yang lalu.
Semua Marked yang tak terluka segera berkumpul di aula. John juga terlihat disana. Seluruh petinggi militer kecuali pak presiden hadir di aula itu. Keadaan Amerika semakin memburuk. Sejauh ini sudah ada enam rudal tepat sasaran yang menghantam kota-kota di Amerika bagian barat.
Los Angeles, Phoenix , Seattle, Portland, Las Vegas dan Boise. Kanada pun terkena getahnya. Sebagian besar Kota Toronto dan Ottawa telah hangus dan hancur. Balai-balai perlindungan pun telah menjadi abu. Jangan pikirkan orang-orang yang berlindung didalamnya. Rekaman dan foto yang diambil oleh NASA dari luar angkasa pun benar benar seperti kehancuran.
Jangan lupakan Deathly Fog. Kabut sialan itu telah bebas kembali untuk mengincar manusia-manusia diluar sana. Aku tak menyangka Right Arm akan segila ini. Mereka diketahui telah mencuri rudal dari Korea Utara dan Rusia untuk menghancurkan negaraku.
"Bawa Destructa X kalian dan senjata tingkat satu! Pastikan senjata di rompi kalian lengkap!" Seru Sir George.
Kami turun di bandara Dulles dan segera beralih pesawat. Setelah memeriksa bahan bakar dan mesin, kami segera menaiki pesawat besar ini. Kukira pesawat ini sejenis pesawat angkut untuk militer. Bisa terlihat dari warnanya yang hitam legam dengan sedikit corak loreng.
Kami mendapat tugas untuk membuka bunker yang berada di seluruh kota besar di setiap negara bagian. Seluruh Marked di Amerika diturunkan untuk misi ini. Pertama, kami mengudara ke daerah Philadelphia.
"Fokus pada Lensx kalian! Jangan biarkan satu Radians pun mendekat!" Aku segera mengangkat Destructa X milikku. Mengkokangnya, dan fokus pada Lensx.
Kami segera berjalan ke suatu balai perlindungan. Saat kami sampai, orang-orang itu berteriak pada kami.
"Lindungi kami!"
"Bawalah anakku! Jaga dia!"
"Hei keparat! Bawa kami bersama kalian!"
Aku mencoba menghiraukan suara-suara itu. Rintihan, tangisan, seruan, semua suara itu menjadi satu. Kami, para Marked berjalan beriringan sampai kedepan suatu pintu besar yang menyatu dengan lantai.
"Half of you, bicaralah pada mereka. Atau, oh tidak. Tarik perempuan dan anak-anak terlebih dahulu. Jika ada yang menggangu, tembak si penggangu, mengerti?"
"Yes, Sir!" Ucap kami pada ketua misi. Tubuhku bergejolak. Aku belum pernah menembak seseorang sebelumnya. Apa ini benar-benar harus dilakukan?
Sam dengan cepat menarikku kearah kerumunan orang-orang yang berteriak tadi.
"Cepat."
Aku segera memilah-milah perempuan dan anak-anak. Aku menariknya ke barisan terdepan dan mereka segera dimasukkan kedalam bunker.
"Terimakasih," ucap seorang wanita padaku.
Aku kembali ke kerumunan. Mencoba menarik wanita yang sedang membawa bayi di gendongannya yang berada beberapa meter tepat didekatku. Saat aku ingin meraihnya, aku merasakan seseorang mengambil hand gun di saku pahaku. Aku berbalik dan seorang pria sedang mengarahkan hand gun di keningku. Semua suara di balai perlindungan ini seakan menghilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNSEEN
Fiksi IlmiahAkhir-akhir ini, berita tentang kabut mematikan atau 'deathly fog' tersebar luas. Ya, kabut yang samar-samar, bahkan tak terlihat. Aku dan teman-temanku menghiraukannya. Kami pikir itu hanya berita konyol. Tak masuk akal. Lampu sekolah kami tiba-tib...