dua puluh tiga

63 6 0
                                    

Informasi yang kudengar, sekitar seribu orang dari Right Arm telah sampai ke daratan Amerika. Dari kamera pengintai yang kulihat, mereka menembakkan semacam peluru lalu peluru itu berubah menjadi gumpalan yang kupastikan adalah Deathly Fog. Masker yang mereka kenakan sepertinya sangat tebal. Tak ada rambut yang keluar dari tudung mereka. Tudung seperti yang Anna pakai. Kelabu dan berdebu. Jalan sampai bergetar saat mereka mulai melangkah. Deathly Fog bagai perisai tak kasat mata mereka.

"Stay away from me." Ucap Ivan saat aku berjalan kearahnya. Aku berhenti. Sudah lima bulan dari hari itu.

"Ayolah Ivan, kalau begini terus, kau tidak akan bisa fokus pada misi," Sam berjalan kearahku sambil mengancingkan seragamnyanya.

"Terserah," Ivan berdiri dari ranjangnya dan keluar dari kamar.

"Lockwood yang melankolis."

===

"Kalian cuma berempat? Dimana Ivan?" John menghampiri kami. Aku menghentikan kegiatan makanku dan menunjuk sudut dapur umum, tempat Ivan duduk dan termenung. John berjalan kearah Ivan dan mereka berbicara cukup sengit diiringi wajah Ivan yang mengerut dan melirik kami. Akhirnya ia berdiri bersama nampan ditangannya.

"Jangan bicara padaku," ucapnya dingin. Ia makan dengan cepat lalu pergi entah kemana.

Setelah sarapan, kami pergi ke tempat penyimpanan senjata. Seperti kemarin, stingx milik Anna-lah yang tidak tersentuh oleh pemiliknya.

"Sudah, jangan terlalu lama," ucap Yeori sambil berlalu.

Ternyata dalam misi kali ini, kami pergi tanpa para perempuan. Mereka ditugaskan didekat Pentagon. Enak sekali.

Sekarang kami berkendara ke pinggiran Illinois. Dengan truk besar. E-plants tidak akan menghambat perjalanan kami karena tanaman itu telah dirancang sedemikian rupa. Jadi, bisa dikatakan e-plants hanyalah hologram.

"Ah, gerimis," ucap Sam sambil mengadahkan tangan kirinya.

Langit menghitam tak seperti biasanya. Menurutku sangat pekat. Ditambah bangunan-bangunan mati yang masih berdiri dan angin yang cukup kencang membuat kami yang berjaga terpaksa masuk kedalam balai perlindungan. Kukira bulan ini masih musim panas.

Ternyata pengarahan yang Sir Jonas lakukan sudah selesai. Beliau sedang duduk dan mengobrol bersama asisten-asistennya.

"A.1! Kemari kau!" Seru Sir Jonas padaku.

"Sepertinya, jika ada suatu masalah, kau selalu terlibat, huh?" Sir Jonas terkekeh.

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja, Sir," jawabku.

"Tidak, tidak. Coba kalian perhatikan, saat kakimu tertembak, saat temanmu yang ternyata anak dari petinggi Right Arm, saat Marked Superior tertembak, lihat? Kau selalu berada disana. Apa kau punya hubungan dengan Right Arm, son?" Sir Jonas menautkan alisnya.

"Tentu saja tidak. Jika aku pernah tertahan oleh Right Arm, ya. Memang. Tetapi, hal itu tidak bisa membuktikan bahwa aku mempunyai hubungan atau terikat dengan Right Arm. Soal anak petinggi Right Arm itu, aku memang mengenalnya. Tapi, saat hari eksekusi itu, aku tidak mengentikan militer. Aku hanya syok. Lalu berfikir, hukuman itu memang pantas diberikan pada pecundang seperti mereka,"

UNSEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang