20

2.8K 275 18
                                    


Happy reading&sorry for typo

Nabilah masih setia berdiri didepan gerbang besar rumah kepemilikan Lidya. Sama seperti awal pertama ia datang kesini, rumah besar dan mewah ini sepi sekali, hampir mirip dengan rumah hantu di film-film horor.

Tak ada satpam, tak ada seorang pun yang bisa ia tanyakan bahkan untuk sekedar minta izin masuk saja. Pagarnya terlalu tinggi hingga sulit baginya untuk melihat ke dalam.

Tiba-tiba pintu gerbang itu terbuka, menimbulkan senyum pada gadis gingsul itu. Dia daritadi gelisah karena tatapan aneh yang diberikan oleh warga sekitar yang lewat. Tatapan curiga saat melihat seorang-

Pencuri.

Terlalu cantik untuk jadi pencuri.

Seorang gadis dengan pakaian olahraga santainya keluar dari gerbang itu. Dia bukan Lidya, Nabilah tak mengenal gadis itu.

Ia terus memperhatikan gadis berambut pendek itu, masih tak berani menyapa sampai si gadis itulah yang menoleh dan menyadari keberadaannya.

"Lo siapa? Kok berdiri disini?".

"Eh gue Nabilah Kak, temennya Kak Lidya".

"Temennya Lidya? Kenapa gak masuk aja?". Tanya Yona yang heran melihat Nabilah yang malah celingak celinguk.

"Hehe ini mau masuk kok Kak, Kak Lidya nya ada?".

"Ada kok". "Ayo gue anter ke dalem, kunci mobil lo kasih ke satpam aja biar mobilnya dibawa masuk". Tukas Yona, ia langsung mengajak Nabilah ke dalam. Nabilah mengangguk angguk melakukan apa yang Yona suruh.

Rumah yang sama pikir Nabilah, tapi kenapa auranya berbeda? Dia menjafi sedikit gugup masuk ke rumah ini, padahal sebelumnya rasanya biasa saja.

Rumah Lidya pun nampak lebih rapih dibanding kan saat ia menjemput Lidya kesini dulu, rumah yang sangat besar tapi berantakan.

Nabilah tak harus canggung untuk mencari tempat duduk, ia memilih untuk duduk diruang keluarga sambil menunggu Yona memanggil Lidya dikamarnya.

Tak lama datang lah dua orang gadis yang sudah ditunggu tunggu Nabilah daritadi, air mukanya langsung berubah cerah.

"Kak Lidya".

"Apa kabar,Bil?".

"Baik. Lo gimana? Udah dua minggu ngilang gak ada kabarnya". Tanya Nabilah.

"Gue dirumah aja kok, gak kemana-mana". Jawabnya.

"Tapi kok setiap gue ke rumah lo, kata satpamnya lo gak ada. Gue malah gak dibolehin masuk".

"Iya itu gue yang suruh, gue cuma lagi gak pengen diganggu aja". Jawab Lidya santai, sementara Nabilah masih kelihatan canggung dengannya.

Hening.

"Jadi... Lo kenapa kesini, Bil?". Tanya Lidya. Nabilah terlihat menggarung garuk kepalanya canggung.

"I- itu Kak, Teteh sakit". Kata Nabilah. Lidya terlihat biasa saja.

"Terus?".

"Hh.. Dia setiap malem selalu demam tinggi, selalu ngigo manggil-manggilin nama lo sambil minta maaf. Gue khawatir, Kak". Raut wajah Lidya langsung berubah mendengarnya. Air mata rasanya mau jatuh dari pelupuk mata namun tetap ditahan olehnya.

"Gue mohon Kak, apa pun salah  sama Teteh sama lo yang bikin lo pergi dari rumah, maafin dia Kak. Teteh jadi berubah setelah lo pergi, dia jadi sering murung, belum lagi si Farish ketauan selingkuh.

Itu bikin Teteh jadi makin sedih, setiap hari dia nangis dan selalu menyendiri, makan pun jarang. Makanya sekarang dia masuk rumah sakit karena kurang gizi. Dia tetep gak mau makan apapun walaupun gue paksa, dia cuma mau ketemu lo, Kak". Jelas Nabilah, suaranya lama kelamaan berubah parau.

My Lovely MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang