14

2.3K 236 6
                                    

Hapsun all

Happy reading and sorry for typo :)

lidya POV

Aku masih setia duduk didepan teras, mataku tak kuat lagi menahan rasa kantuk yang kian menyergap. Sekarang pukul 4 pagi dan aku masih belum tidur dari semalam. Masuk ke rumah saja aku tak berani, bukan ocehan dan segala ceramah dari Melody yang kutakutkan. Hal seperti itu sudah menjadi makanan sehari hari buatku.

Aku hanya belum siap untuk menerima kenyataan yang harus kuhadapi saat menatap lekat wajahnya nanti.

Pesan singkat dari Nabilah yang baru kubaca saat ingin pulang ke rumah kembali ku baca, membuat air mataku kembali menetes.

Nabilah RA

*Nabilah RA sent a picture*

Om Lid!
Woy!
Lu kemane? Kagak bilang" lg

Bodoamat lah lo dimn
Gw mau kasih tau info penting buat lo!!!
Kakak melody ditembak sama ka farish loh direstoran italia mewah gitu lagi!!!
OMG!!! Gue sebagai adek jadi iriiii!!!

Woy om lid lu dmn???
Dicariin noh sama ka melody
Pulang woyyy!!!

Aku tak kunjung membalas pesannya, bulir air mata kembali menggenang dipelupuk saat aku melihat foto yang telah Nabilah kirimkan. Begitu bahagianya wajah gadis pujaanku itu kala bersanding dengan pria impiannya.

Dibalut dengan dinginnya malam semakin menambah kadar kesedihanku. Aku tak henti menatap kosong ke langit langit yang menggelap hanya diterangi oleh redup cahaya rembulan.

.
.
.
.
.
.
.
.

Sayup sayup kudengar suara orang sedang menelepon, aku sangat ingin membuka mata namun tak kuasa, masih merasa sangat mengantuk.

Tapi tunggu dulu. Sejak kapan kursi teras jadi seempuk dan senyaman ini. Aku juga merasa ada benda hangat dan lembab menempel dikeningku. Mau tak mau aku membuka mataku.

"Eeuungghh..". Lenguhku sambil memegang kepalaku yang terasa sangat sakit dan pusing.

"Entar aku telfon lagi yaa..". Melody langsung memutus teleponnya begitu melihatku sadar. Ia langsung berdiri sambil melipat kedua tangannya didada, menatapku seolah meninta penjelasan.

Aku tak berani menatap matanya. "Gak ada yang mau kamu jelasin?".
Aku memasang wajah polosku.

"Kamu kemana aja semalem? Ditelfon
Aku gak diangkat, di-chat gak dibales. Kamu kenapa sih?!". Emosinya kian memuncak.

"Maaf". Hanya itu yang keluar dari mulutku.

"Aku di cafe semalem". Jawabku lagi.

"Kamu kan bisa kasih kab...".

"Sssshhh...". Erangku. Kepalaku terasa sangat sakit, bahkan tanpa sadar kedua tanganku mencengkram kepalaku kuat kuat.

"Lid! Kamu kenapa?!". Melody langsung menghampiriku. Hal yang baru aku sadari adalah aku sekarang tidak berada dikamarku, ini kamar Melody.

Tangannya langsung menyingkirkan kedua tanganku, secara bergantian kedua ibu jarinya bergerak memutar memijat kepalaku. Rasanya sangat nyaman, walau tak sepenuhnya rasa sakit dikepalaku ini hilang tapi setidaknya aku merasa sedikit lebih baik.

"Kita harus ke rumah sakit lagi, sakit kepala kamu ini makin parah. Aku takut kamu kenapa napa". Ucapnya khawatir.

Aku menggeleng lemah. "Aku gak apa apa". Ucapku sok tegar. Padalah aku bersumpah kepalaku ini seperti ingin meledak.

My Lovely MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang