13

2.3K 236 11
                                    

Cie~ yang nungguin author update ff :p

Happy reading & sorry for typo


Melody POV

Aku tak mengerti kenapa menurut saja dengan ajakan Farish. Perasaanku tidak enak sejak ia datang tadi. Apalagi saat melihat ekspresi tidak suka Lidya saat tau aku akan pergi dengan Farish. Aku jadi khawatir dan malah memikirkannya.

"Kita mau kemana sih, Rish?". Tanyaku. ia tetap diam sambil terus serius mengemudi, matanya tak lepas menatap jalan. Biasanya disaat saat seperti inilah ia akan aktif mengajaku mengobrol agar aku tidak bosan. Tapi kali ini tidak, ia lebih banyak diam dan fokus pada jalanan ia juga kelihatan pucat dan berkeringat..

.

.

.

.

.

setelah lama kami menyusuri jalan dimalam hari yang tetap ramai akhirnya kami sampai disebuah restoran makanan italia. aku ingat disinilah dulu pertama kali kami bertemu, waktu itu aku dan Farish sama sama merayakan ulang tahun temanku disini. tapi kenapa ia mengajaku kesini, setelah pertemuan itu kami bahkan tidak pernah kesini sama sekali. ini terasa aneh buatku.

"Kita ngapain disini? tumben kamu ngajak aku kesini". kataku saat kami berjalan melewati pintu masuk yang luamayan mewah.

"Aku pengen ajak kamu dinner, biar kamu gak suntuk dirumah terus". jawabnya santai.

Saat kami masuk seorang pelayan dengan pakaian rapih datang menghampiri kami. "Tuan Farish?". Farish mengangguk. "Meja untuk anda sudah disiapkan". ujar pelayan itu dengan sopan.

Kami pun mengikuti langkahnya yang mengantar kami ke lantai dua restoran ini, suasana disini agak berbeda dan terasa lebih privasi. hanya ada tiga meja disini dan semuanya kosong. tempat ini jadi seperti dipesan untuk kami berdua secara khusus. Dengan penuh wibawa Farish mempersilakanku duduk. ia lalu duduk berhadapan denganku.

Setelah pelayan itu pergi suasana malah jadi canggung. Farish terlihat gelisah dan gugup aku tak pernah melihatnya seperti ini. ia seperti ingin bicara lalu tiba tiba mengurungkan niatnya. aku jengah dengan keadaan seperti ini pun buka pembicaraan.

"Kamu gak biasanya ngajak aku dinner".

"gak apa-apalah sekali kali". Ucapnya canggung. ia menarik nafasnya dalam. "hmm.. Mel, kamu inget pertama kali kita ketemu itu disini". ucapnya. aku mengangguk. "iya aku tau".

"pertama kali liat kamu itu, kamu pake gaun biru dan cantik banget. aku bahkan sempet fikir kamu wanita paling cantik dipesta itu. Waktu itu Shania yang kenalin kita, dan aku harus berterima kasih sama dia deh kayaknya". ucapnya dengan senyuman yang tulus. "kita sedeket ini karena dia kan. selama ini aku selalu bareng kamu, kemana mana sama kamu dan saat kita udah sedeket ini aku ngerasa gak adil deh kalo aku cuma jadi temen kamu aja".

aku mengerutkan alisku, apa maksud perkataannya.

"dari awal kita ketemu, aku udah jatuh cinta sama kamu". ucapnya yang langsung membuatku membisu tak bisa berkata kata. "Lihat kebelakang kamu". aku pun langsung menoleh kebelakangku. dan aku benar benar terkejut saat itu juga saat melihat semua teman temanku ada disini. Semuanya termasuk Shania dan juga Veranda ada disini. mereka masing masing membawa karton yang bertuliskan


"WILL YOU BE MINE? PLEASE BE MY MELODY".


My Lovely MelodyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang