Happy reading&sorry for typo:)
Lidya POV
Aku sebenarnya malas untuk kemana mana, sudah dua minggu ini semangatku hilang. Tapi daripada debat dengan Yona, percuma juga pasti dia yang akan menang, buang buang waktu dan tenaga kalau aku tidak turuti kemauannya.
Kami tadi sempat ke cafe untuk minum kopi sebentar, duduk duduk sambil mengobrol dengan Kak Sendy dan Shani. Aku juga tadi memperkenalkan Shani pada Kak Yona. Mereka juga cepat akrabnya.
Setelah ke cafe tiba tiba saja Kak Yona mengajaku ke rumah Sinka, katanya sih biar Sinka tau keadaanku bagaimana jadi dia tidak perlu cemas. Padahal aku tau tujuan sebenarnya dia mengajaku kesana apa, pasti dia sudah rindu dengan pujaan hatinya itu.
Akhirnya kami sampai didepan rumah Sinka, aku sedikit gugup tapi tidak sebanyak Kak Yona. Sinka pasti akan memarahiku karena tidak ada kabar belakangan ini, aku memang suka melihat wajahnya yang lucu saat mengoceh, tapi jika sudah memceramahi ku dia jadi tidak lucu lagi.
"Kok gak masuk Kak Yon? Malah duduk aja disini". Tanyaku. Kak Yona daritadi melamun dibalik stir mobil, tak kunjung mau keluar.
"Bingung Lid mau ngomong apa". Aku tertawa mendengarnya.
"Ketemu dulu kali Kak, baru ngomong". Kataku. Aku langsung turun dari mobil, kalau menunggu Kak Yona turun duluan pasti lama. Setelah aku berjalan sampai depan pintu akhirnya Kak Yona ikut turun juga.
Aku ketuk pintu berkali kali, aku juga memencet bell-nya,namun tak kunjung ada sahutan dari dalam.
"Tunggu sebentar!". Akhirnya ada yang menyahut, aku kenal suara itu, Sinka.
Aku langsung tersenyum simpul begitu Sinka membuka kan pintunya, wajahnya terlihat kaget dan bingung begitu melihatku.
"Lidya?".
Tak lama dia tersenyum juga lalu berhambur memeluku hangat, aku menerima dan membalas pelukannya.
"Ekhem!". Deham Kak Yona.
"Dudut tadi kayaknya pas ketemu Kak Yona gak segirang itu ya... Padahal kan udah empat tahun gak ketemu, kapan Lidya yang baru dua minggu rasanya udah kayak bertahun tahun gak ketemu". Godanya membuat pipi chubby Sinka bersemu merah sementara aku terkekeh melihatnya.
"Yaudah, masuk yuk?". Ajak Dudut, aku dan Kak Yona mengekorinya masuk ke dalam.
"Cici!! Ada Lidya sama Kak Yona!". Kebiasaannya masih sama, teriak-teriak didalam rumah.
"Dudut! Kebiasaan deh teriak-teriak mulu! Berisik tau". Aku dan Kak Yona tertawa melihat pertengkaran kecil dan lucu yang terjadi diantara kakak beradik ini.
Perlu diketahui mungkin, aku, Kak Yona, Ci Naomi, dan Sinka ini sudah berteman dari aku dan Sinka SMP. Aku dan Kak Yona bertemu Ci Naomi saat kami pertama kali mengikuti les muay thai. Ci Naomi juga siswa baru disana.
Aku baru tau kalau Sinka adik Ci Naomi saat Kami berdua—aku dan kak Yona maksudnya, main ke rumah Ci Naomi, saat itu aku bertemu Sinka teman sekolahku disana.
"Eh ada Lidya sama Yona..". Ucapnya malu malu sambil garuk garuk kepala. Dilihat dari penampilannya yang masih menggunakan celemek dan menggenggam spatula, sepertinya ia sedang memasak.
"Hai Ci Omi!". Sapaku. Ci Naomi tersenyum padaku.
"Ayo duduk! Aku lagi masak nih, entar kita makan bareng ya?". Aku mengangguk cepat, rejeki gak boleh ditolak.
"Yah..padahal aku kesini mau ajak kalian berdua makan diluar, tapi gak apa deh aku juga kangen deh sama masakan kamu". Ucap Kak Yona yang langsung buat pipi Ci Naomi bersemu merah. Dia kembali garuk garuk kepalanya.
"Duuhh... Keknya ada yang harus lepas kangen nih ya..". Godaku melihat kedua orang yang sudah aku anggap kakak ini terlihat malu malu. Sinka mengangguki ucapanku.
"Iya! Aku sama Lidya ke kamar aja deh". Kata Sinka. Ia langsung tarik tanganku menuju ke kamarnya. Aku ikuti saja maunya Sinka.
.
.
.
.
.
.
.
.
Author's POVMelody masih duduk termenung dibalkon kamarnya, matanya lurus menatap aspal diluar yang dingin, malam ini cahaya bulan yang kembali menemani malam malam penuh rindunya.
Satu masalahnya dengan Lidya belum usai, kini ia kembali diterpa masalah baru. Tepatnya kemarin malam saat ia ke sebuah mall bersama Nabilah, ia baru sadari kala itu semua bahan makanan yang ada di dapurnya telah habis.
Disana ia bertemu dengan kekasihnya, ah! Sekarang sudah jadi mantan kekasih. Disanalah ia dan Nabilah memergoki Farish sedang bersama wanita lain, selingkuhan tepatnya.
Wanita yang belakang diketahui bernama Frieska, wanita yang pernah mengisi hati Farish sebelum dia. Wanita itulah yang ditemui Lidya di cafe sore itu. Wajahnya begitu mirip dengan Melody.
Terlintas dipikirannya apa mungkin Farish memacarinya karena wajahnya dan Frieska yang begitu mirip. Farish bukannya langsung diam setelah kejadian itu, setiap hari ia selalu datang untuk meminta maaf, menunggu Melody didepan rumahnya dan setiap hari juga Melody mengacuhkannya.
Yang lebih menyakiti hatinya adalah Nabilah dan kedua sahabatnya yang sudah lebih dulu tau prihal perselingkuhan Farish, namun ketiganya memilih bungkam. Saat ditanya malam itu pun mereka lebih memilih berbohong ketimbang memberi tau yang sebenarnya.
Entah mungkin sudah kering air matanya sampai tak sanggup lagi air mata itu keluar dari pelupuk matanya yang kian menghitam.
Perlahan pandangannya menggelap seiring dengan sakit dikepalanya yang kian menyergap, kini ia dapat merasakan betapa sakitnya kepala Lidya saat penyakitnya kambuh. Ia tak dapat lagi melawan rasa sakit itu, ia biarkan badannya tumbang.
Sebelum matanya benar benar tertutup, sayup sayup ia mendengar derap langkah mendekatinya, mencoba menyadarkannya dengan menepuk nepuk pipi tirusnya itu. Tapi Melody benar benar tak sanggup lagi untuk menahan matanya tetap terbuka.
————————————
"Kakak kamu gak apa apa, dia cuma kurang gizi dan nutrisi. Mungkin belakangan dia kelelahan, atau mungkin ada sesuatu yang ganggu pikirannya sampe dia stress gitu". Kata sang dokter begitu kekuar dari ruang UGD.
Nabilah kaget begitu melihat kakaknya pingsan dikamar, saat itu ia ingin mengantarkan makanan pada Melody. Dia sempat menelpon kedua sahabat kakaknya namun tak junjung diangkat, akhirnya dengan segenap kekuatan dan keberanian ia membawa Melody ke rumah sakit dengan mengendarai mobil.
Padahal Nabilah yang baru berstatus belajar dan belum memiliki SIM itu belum boleh mengendarai kendaraan roda empat itu, apalagi tanpa pemgawasan seperti tadi. Beruntung jalanan sepi jadi mereka berdua sampai dengan selamat ke rumah sakit.
"Terus gimana keadaannya sekarang, dok?". Tanya Nabilah khawatir.
"Tenang aja, udah saya pasang infus untuk kembali mengisi nutrisi dan gizi yang diperlukan tubuhnya. Dia masih pingsan, mungkin beberapa jam lagi dia akan sadar soalnya dia kurang tidur juga". Jawab dokter itu ia mengusap bahu Nabilah guna menenangkan gadis penyuka kelinci itu. Setelah itu berlalu meninggalkannya sendirian.
Dia harus pergi untuk mengurus administrasi dulu sementara para perawatlah yang akan mengurus kepindahan kakaknya menuju ruang inap. Masa masa liburannya kali ini mungkin akan lebih diisi dengan kesibukan, pasalnya kakak yang setiap hari selalu menjaganya telah terbaring sakit sekarang. Kini gantian Nabilah lah yang akan menjaga kakak satu satunya yang ia miliki itu.
Mungkin dia harus kembali ke tempat Lidya, hanya dia lah yang dapat mengembalikan kakaknya seperti dulu lagi. Lagipula perubahan yang terjadi pada Melody ini disebabkan oleh Lidya juga. Kakaknya pasti akan senang saat Lidya datang menjenguknya. Dan kebahagian Melody, adalah kebahagian Nabilah juga. Begitu pula sebaliknya.
Selesai part 19 nya~~ cover baru jga lohh *bagus kah?
Pokoknya janlup vote+commentnya!! Author difollow jga boleh kali~~~ aseekk