Sorry for typo..
Lidya POV
"Ma... Tega banget sih ninggalin aku sendiri". Sungutku memelas. "Sayang... Jangan gitu dong, jangan bikin Mama sama Papa sedih". Kata Mama sambil mengusap rambutku.
Kenapa harus dihari pertamaku kuliah, Padahal seharusnya Mama kan tidak harus pergi. "Papa... Mama kan gak harus ikut, Paa..". Ucapku sambil menarik-narik lengan baju Papa seperti anak kecil.
"Lidy... Coba dong ngerti, semua rekan bisnis Papa itu pada bawa istrinya bahkan manager Papa, masa Papa ngejomblo disana". Kata Papa berusaha memberi pengertian.
Lagi pula aku tidak masalah sebenarnya jika Mama mau ikut, tapi kenapa aku harus menumpang sementara dirumah sekretaris Papa kalau aku sendiri punya rumah. Aku bahkan tidak mengenal anaknya.
Yang dikatakan Mama memang benar sih. Aku bukan tipe orang yang mau menerima orang baru dalam kehidupanku, itu sebabnya aku tidak memiliki banyak teman. Kata lainnya aku ini selektif dalam berteman.
" Anaknya manager Papa bakal jemput kamu nanti sore dirumah, kamu gak perlu bawa mobil atau kendaraan apapun". Jelas Papa sebelum aku pulang.
Yang benar saja! Aku sama sekali tidak bisa membantah perkataan Papa dalam situasi ini, itu malah akan membuatku semakin susah.
"Iyaa Papa iyaa". Kataku patuh. Aku lalu mencium kedua orang tuaku satu per satu sebelum mereka pergi. Dua bulan bukanlah waktu yang sebentar.
.
.
.
.
.Melody POV
"Maaf ya Pa, Ma.. Imel gak bisa anter Papa Mama ke bandara". Ucapku. Aku jadi merasa tidak enak dengan kedua orang tuaku, tapi percayalah urusanku ini lebih penting.
"Iyaa gak apa-apa kok, nanti kalo Papa Mama udah sampe pasti telfon kok". Ucap Papa memberi pengertian. Tak lama taksi pun datang, aku dan adiku langsung berpamitan dengan orang tua kami.
Oh ya! Aku bahkan sampai lupa memperkenal kan diri. Namaku Melody Nuramadhani Laksani, 22 tahun dan masih berkuliah. Mungkin hanya itu yang bisa aku beritahu karena yang lainnya itu adalah hal yang lebih privasi dan aku tidak suka orang lain mengetahui kehidupan pribadiku, kecuali orang yang sudah dekat denganku.
"Jaga adik kamu baik-baik, jangan suka marah-marah sama dia". Kata Mama. Ia memang yang paling mengerti watakku dan adikku ini. Walaupun aku sering marah padanya, tapi percayalah aku sangat menyayanginya.
"Yaudah aku pergi duluan yaa..". Pamitku. Aku langsung melesat pergi dengan mobilku.
.
.
.
.
.Sekarang sampailah aku di cafe tempatku dan temanku janjian bertemu. Suasana cafe ini sangat nyaman juga tidak terlalu ramai.
Aku pun duduk disalah satu meja kosong bernomor 29, meja itu bersebelahan dengan jendela sehingga aku bisa melihat ke luar.
Seorang waiter dengan seragam merah bata dan topi hitam dikepalanya datang menghampiriku. "Mau pesan apa Mbak?". Tanyanya ramah.
"Em... Mocca latte aja". Kataku.
"Sudah?".
"Eh sama... Chocolate cake".
"Mocca latte sama chocolate cake- nya satu". Ulangnya. Aku mengangguk iya.
Tak banyak yang kulakukan selagi menunggu, hanya menyibukan diri dengan ponselku. Walau pun aku juga tidak terlalu fokus dengan benda ditanganku ini.
Aku kemudian memilih untuk menghubungi temanku ini, mungkin saja dia lupa kalau kami janjian bertemu.
Samar-samar aku mendengar suara orang sedang bicara dikasir. "Itu yang duduk dimeja gue siapa Kak Sen?". Katanya dengan suaranya yang berat.
"Ya pelangganlah".
"Itu kan meja khusus gue, kenapa ada yang dudukin". Tunggu, apa barusan dia menunjuk mejaku? Apa aku salah duduk disini?.
"Em.. Maaf, aku gak sengaja denger obrolan kalian, apa meja ini udah dipesen? Kalo emang udah, gak apa-apa kok aku bisa pindah". Kataku sopan. Si pelayan kasir tadi menatapku tidak enak.
"Eh, enggak kok Mbak, Mbak duduk disitu aja... Gak apa-apa". Kata pelayan kasir itu. Ia langsung menatap tajam gadis didepannya itu. Sementara gadis itu mengangguk mengiyakan dengan senyum canggungnya.
Aku kan sudah menawarkan dan mereka yang menolaknya, jadi ya sudah lebih baik kulanjutkan saja aktivitasku yang tertunda tadi.
Ting!
Ponselku pun berbunyi, aku langsung mengeceknya.
G. Farish
Mel jalanan macet banget...
Aku kesananya bakal telat deh kayaknya
Maaf ya..Perasaan tadi perjalananku kesini baik-baik saja, tidak ada mecet bahkan jalanan jauh lebih renggang dari biasanya. Cepat sekali keadaan berubah.
"Ehm! Pesanannya Mbak". Deham seseorang. Ia membawa pesananku diatas nampan, tapi dilihat dari pakaiannya sepertinya ia bukan pelayan cafe ini. Bukanya dia gadis yang mengobrol dengan pelayan kasir itu.
"Eh, iya.. Makasih". Ucapku. Ia langsung meletakan makanan dan minumanku diatas meja.
"Maaf Mbak, tadi kayaknya agak keganggu yaa.. Sama saya dan teman saya itu". Ucapnya sopan. Suaranya unik, aku baru pertama kali ini mendengar seorang anak perempuan dengan suara berat dan nge-bass seperti itu.
"Eh, gak apa-apa kok, duduk aja sini, aku denger tadi ini tempat favorit kamu kan?". Ucapku.
Ia langsung duduk berhadapan denganku. Gayanya ini lucu dan terlihat kekanak-kanakan tidak cocok dengan suaranya yang berat itu.
"Gue gak pernah liat lo disini". Katanya. Sepertinya ia sudah sering datang kesini, karena memang benar aku baru pertama kali kesini.
"Iya baru pertama kali".
"Semoga suka tempatnya yaa..". Katanya dengan senyum khasnya. Entahlah aku belum pernah melihat senyum semanis dan setulus itu. Aku pun membalas senyumannya dengan senang hati. Ia lalu langsung pergi begitu saja, aku bahkan belum tau siapa namanya.
Semoga suka ceritanya yaa...
Janlup vote and comment:) biar ff jkt48 jadi makin makmur:))