Happy reading&sorry for typo:)
Hari hari panjangku merawat Melody akhirnya usai, walaupun melelahkan tapi jujur aku sangat senang.
Bisa dekat dengannya lagi, bisa selalu bersama sama dengannya setiap hari. Semua rinduku akan hal tentang Melody telah terbayarkan.
Hari ini aku pulang ke rumah, entah seperti apa rumahku setelah berhari hari kutinggal kan. Walaupun sebenarnya ada Kak Yona disana, aku juga sering mengabarinya.
Dengan langkah lunglai aku masuk ke dalam rumah, tidak ada siapa pun yang menjawab padahal aku sudah mengucap salam, jadi aku masuk saja. Dan langsung ke kamarku.
Membaringkan badan sejenak dikasur, rasanya sungguh nyaman. Helaan nafas keluar dari mulutku.
"Lo kok pulang gak ngomong-ngomong?".
Kak Yona sudah berdiri didepan pintu dengan bersedekap dada.
"Orang tadi gak ada orang, gue panggil-panggilin gak ada yang nyaut".
Dia tersenyum sambil menggaruk garuk tengkuknya. "Hehe... Gue dibelakang tadi, gak kedengeran". Dia lalu masuk dan duduk disofa kamarku.
"Gimana? Dapet gak?". Tanya Kak Yona dengan senyum jahilnya.
"Dapet apa?".
"Doi lo lah, kalian udah pacaran?".
"Yee... Ngungkapin aja belom, gimana mau pacaran coba?".
"Lah? Lo belum nembak si Melody?". Aku menggeleng lemah. "Takut gue".
"Yee... Kalah cepet lo sama gue". Kata Kak Yona bangga.
"Emang lo udah nembak Ci Omi?". Kak Yona mengangguk bangga.
Mataku melotot mendengarnya.
"SERIUSAN?!!".
"Iya bencong! Seriusan gue! Gak percayaan amat. Lagian lebay lo!". Dengan santainya dia menempeleng kepalaku.
"Gimana?".
"Yaa.. Gitu lah".
"Ah gak asik lo! Ceritain dong". Dia senyum senyum sendiri. Lalu tiba tiba pergi meninggalkanku keluar.
"Gak ah, males". Katanya.
----------------------------
Selesai mandi aku langsung ke bawah untuk makan malam, karena perutku ini dari tadi sudah berontak minta diisi.
"Kak Yona mana,Bi?". Tanyaku pada Bi Aminah yang sedang menyiapkan makan dimeja.
"Tadi abis maghrib langsung pergi Non, ada urusan penting sih katanya". Aku mangut-mangut saja, mungkin memang ada urusan penting.
"Oh iya Non, tadi bapak telpon pas Non Lidya lagi mandi, katanya tiga hari lagi dia pulang".
"Loh? Bukannya masih seminggu lagi ya?". Ini menurut perhitunganku, harusnya papa pulang seminggu lagi.
"Gak tau Non, Bapak bilangnya begitu".
Kalau begitu bagus lah, hidup jauh dari orang tua sangat tidak enak. Lagipula aku sudah rindu berat dengan Papa dan Mama.
"Yaudah Bi, aku mau istirahat dikamar". Kataku. Aku lalu naik keatas untuk tidur barang sebentar.
Drrtt...
Drrrtt..
Kurasa belum lama kumemejamkan mata, tapi suara bising ponsel yang kutaruh diatas nakas membuat ku terganggu. Aku telah coba membiarkannya, tapi dia terus berdering.