Happy reading & sorry for typo:)
Seorang gadis terlihat berjalan tergesa gesa menyusuri lorong demi lorong rumah sakit, ia baru bisa bernafas teratur saat sudah memasuki lift. Ia yang tak kuat lagi berdiri memilih berjongkok.
"Hh...hh.. Kalo begini terus bisa kurus dah gue". Ucapnya. Beginilah rutinitasnya seminggu belakangan ini, setelah pulang sekolah ia akan langsung pulang untuk bersih bersih dan lanjut ke rumah sakit untuk menjaga kakaknya.
Melody sendiri telah menyuruhnya untuk fokus sekolah saja, karena Melody yakin ia masih kuat dan bisa menjaga diri sendiri. Namun ia sangat mengenal peringai Kakaknya yang selalu tak pernah mau menyusahkan orang. Bilangnya saja kuat, tapi berjalan saja masih sempoyongan.
Begitu membuka pintu ruang rawat kakaknya, Nabilah langsung melongo didepan pintu. Mulutnya tak henti menganga melihat pemandangan langka didepan mata.
Kakak tersayangnya sedang duduk dalam rangkulan orang yang sangat ia kenal, mereka berdua terlihat sedang duduk sambil menonton televisi. Belum pernah ia melihat senyum riang dari wajah Melody seminggu terakhir.
"Masuk kali Bil, jangan berdiri didepan pintu gitu". Ucap Lidya. Nabilah langsung masuk dengan cengirannya.
"Udah baikan nih jadi?". Nabilah menaruh barang bawaannya lalu duduk disofa, melipat kedua tangan didadanya memperlihatkan senyuman nakal yang langsung membuat dua orang didepannya jadi salah tingkah.
"Aku gak berantem kok sama Lidya". Bantah Melody.
"Iya kita gak berantem". Tambah Lidya lagi.
Nabilah ketawa maklum saja, "Iya deh iyaa... Percaya kok". Tukasnya tak mau ambil pusing.
Tok!
Tok!
Terdengar suara ketukan dari luar, "Bentar aku bukain". Kata Lidya, tapi Nabilah langsung mencegahnya. "Biar gue aja, Om".
Ia segera membuka pintu itu, senyum simpul terulas diwajahnya. Orang yang daritadi ditunggunya ternyata trlah datang.
"Lama banget, Gab".
"Iya Bil, aku beli ini dulu tadi". Gadis yang masih berseragam SMA itu menunjukan plastik putih susu yang digenggamnya.
"Yah padahal gak usah repot- repot, Nabilah udah makan kok". Kata Nabilah dengan gaya sok imutnya.
"Yee... Bukan buat kamu kok, otang ini buat Kak Melody. Wlee...". Elaknya sambil memeletkan lidah pada Nabilah.
Ia langsung masuk tanpa mempeduli kan Nabilah, padahal si tuan rumah belum mempersilakan ia masuk.
"Hai Kak Mel... Gimana kabarnya?". Sapa gadis itu ramah.
"Eh kok ada Gaby? Makasih yaa.. Udah jengukin Kakak. Udah agak baikan kok". Balas Melody ramah pula.
"Ini buat kakak". Ia taruh plastik itu diatas nakas lalu duduk disofa.
"Makasih loh, padahal gak perlu repot repot. Kamu kok tau Kakak sakit? Pasti Nabilah ya?". Tanya Melody.
"Hehe, aku sama Nabilah sebenernya memang ada kerja kelompok Kak. Kakak kan masih sakit, jadi gak mungkin Nabilah tinggalin Kakak. Jadi aku yang dateng kesini deh, kan sekalian jenguk juga". Jelas Gaby membuat Melody dan Lidya mangut-mangut. Sementara Nabilah senyum-senyum malu.
"Yaudah atuh, kalo mau kerja kelompok silakan aja. Toh ada Lidya juga yang temenin aku, takutnya kalo disini kalian gak nyaman". Kata Melody memberi usulan.
"Alah bilang aja Teteh mau ditinggal berdua sama Om Lid". Celetug Nabilah.
"Apaan sih enggak". Elak Melody, pipinya memerah.