4th

4.4K 521 22
                                    

Enjoy the story
.

.

.

\{'¤'}/

.

.

"Yoongi-" matanya menjelaskan segalanya. Namjoon langsung paham dengan maksud Sehun.

Sehun berlari keluar dan diikuti Namjoon dan Jin.

.

.

.

"Yo, Tae. Apa yang kau lakukan di luar sini? Aku mencarimu ke kamar tapi kau tak ada."

Taehyung menengok ketika ada orang yang duduk disampingnya dengan kasar.

"Mencari udara segar." 

"Heh, diluar sudah mulai dingin. Orang sakit tidak seharusnya berkeliaran di luar."

"Hm, sebentar saja. Aku hanya rindu melihat hujan."

.

.

.

Sehun melangkah cepat menuju kamar Yoongi. Lebih tepatnya berlari.

Stetoskop yang mengalung indah di leher diambilnya dengan langkah yang makin cepat. Menggigit bibir bawahnya. Dia ingin segera sampai dan melihat keadaan Yoongi.

Sreettt

Tangannya membuka pintu dengan kasar,

'Yoon...'

Namjoon dan Jin mengekor di belakang. Namjoon menggertakkan giginya. Rahangnya mengeras. Melihat pemandangan di depan obsidian kembar miliknya.

"Dokter Sehun!" Pekik perawat disana.

Sehun memasang stetoskop ke telinga. Nafas yang memburu tak mengurangi kecepatan langkahnya.

"Ada apa ini?"

Tiit-titt-tiit...

Suara alat pendeteksi jantung---cardiograph--- tak lagi stagnan. Terlihat tanjakan-tanjakan yang menukik tajam, kadang panjang dan pendek.

Tubuh Yoongi mengejang. Sehun segera mendekat ke ranjang. Dua orang perawat yang menahan tubuh Yoongi pun memberi jalan.

"K-kami tak tahu, dokter. Saat saya kesini, pasien sudah kejang." ucap salah seorang perawat yang menahan tubuh rapuh nan pucat itu.

Namjoon mendekat. Obsidiannya kembali menangkap pemandangan yang paling tidak dia inginkan. Mata sipitnya membulat.

Dilangkahkan kaki jenjang lebar menuju ranjang, sedangkan Jin memandang Namjoon dari dekat pintu masuk.

Sehun melepas stetoskop miliknya setelah stetoskop itu cukup lama berhenti di dada kanan dan kiri milik Yoongi bergantian.

"Siapkan intubasi!" perintah Sehun pada dua perawat tadi.

Salah seorang perawat keluar ruangan untuk mengambil peralatan.

Sehun ikut membantu menahan tubuh Yoongi yang terus bergerak liar, sedangkan kelopak mata yang menyembunyikan kedua iris caramel tetap setia menutup.

Tak butuh waktu lama perawat tadi kembali dengan troli peralatan rumah sakit. Karena kamar Yoongi hanya kamar rawat biasa jadi fasilitas di kamar Yoongi tak terlalu lengkap.

Suara decit roda troli menyadarkan Namjoon sepenuhnya. Telinganya tadi sempat berdengung dan memecah fokusnya.

"Ini dokter." Ucap perawat yang membawa troli.

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang