26th

2.6K 299 95
                                    

Enjoy the story
.

.

.

\{'¤'}/

.

.

Namjoon dan Seokjin saling bercanda setelah pulang makan bersama kolega Namjoon.

Keduanya masuk ke ruangan Namjoon di rumah sakit. Dan Namjoon mengernyit heran melihat kertas dalam map yang tidak sengaja lupa ia masukkan berhamburan.

"Siapa yang mengacak-acak kantorku?" Ucapnya berkacak pinggang. Siapa orang yang berani melihat berkas miliknya seenak hati, bahkan masuk ke ruangannya dan membuat berantakan tanpa bertanggung jawab.

Dia mengumpulkan kembali lembaran tadi dengan bantuan Seokjin.

"Kenapa kertasnya ada bekas remasannya Joon?" Tanya Seokjin saat matanya mengambil kontrak Jungkook dengan bekas kusut di sudutnya. Jelas lembar kertas itu di remas erat.

"Eh. Tapi seingatku aku tidak pernah meremasnya sedikitpun?" Namjoon mengerling bingung menatap kertas-kertas di tangannya. Benar saja, sebagian besar kertasnya terlihat kusut di salah satu sudut.

"Ck. Siapa orang tidak sopan yang berani masuk ke ruangan direktur dan mengacak-acak seenaknya?" Gerutu Seokjin yang membereskan berlembar-lembar hvs yang tercecer itu.

Sedangkan Namjoon mengernyitkan alisnya. "Masuk ke ruangan direktur dan mengacak-acak seenaknya?" Gumamnya.

Tidak semua orang berani masuk ke ruangan atasan. Apalagi mengacak-acak tanpa kembali membereskan kekacauannya.

"Hanya ada satu orang." Kali ini Namjoon berucap sedikit keras. Hingga Seokjin mendengar ucapannya.

"Hah? Siapa?" Beo Seokjin.

"Taehyung.






























Dia sudah tahu semuanya."

.

.

.

Di ruangan Yoongi. Seseorang berpakaian dokter tadi di interogasi sedemikian rupa oleh Sehun.

"Jadi kau benar dokter disini?" Ulang Sehun.

"Sudah saya bilang berapa kali? Saya benar-benar dokter disini. Baru saja saya selesai operasi dan belum sempat ganti baju. Tapi sudah jam obat untuk saudara Yoongi, jadi mau tidak mau saya kemari tanpa ganti baju dulu." Terang dokter tadi panjang lebar. Sehun juga sudah mengecek kartu dokter tadi, Kim Taeyong. Salah satu dokter bedah di Hwayang.

"Maaf atas kekeliruannya. Karena ada beberapa alasan sehingga memaksa kami meningkatkan kewaspadaan." Sahut Sehun. Dia tidak enak juga sudah menuduh sesama dokter. Dia kan ikut panik ketika Jungkook berteriak. Apalagi dokter tadi sangat tertutup. Jadi terlihat mencurigakan.

"Tidak apa-apa. Saya juga yang salah karena masih berpakaian operasi. Kalau begitu saya permisi dulu." Kim Taeyong--dokter tadi-- beranjak keluar setelah membungkuk kecil kepada Sehun. Dia menatap Jungkook sebentar lalu berlalu keluar.

"Dia tidak jahat Kook. Tadi itu dokter asli yang akan memberikan obat kepada hyungmu. Kenapa kau bisa sepanik itu, hmm? Apa yang membuatmu begitu ketakutan sampai berteriak tanpa bertanya identitas orang itu dulu?" Sehun bertanya bertubi-tubi pada Jungkook. Dia hanya tak habis pikir dengan teriakan Jungkook tadi. Dia kira benar-benar ada penyusup datang.

"Ani hyung. Aku hanya waspada." Jungkook melarikan netranya kesana kemari. "Maafkan aku." Lanjutnya.

Kepalanya tertunduk lemas begitu saja dan Sehun mendekat ke arah Jungkook. Mengusap surai raven itu pelan.

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang