14th

3.4K 375 20
                                    

Enjoy the story

.

.

.

\{'¤'}/

.

.

Pintu ruang rawat Jungkook terbuka. Menampakkan Namjoon dan Seokjin yang siap dengan jas dokter dan stetoskop yang berdiam di saku.

"Jungkook-ah. Kau tidak apa-apa? Apa ada yang sakit?" Tanya Namjoon bertubi-tubi. Tak mengindahkan Jungkook yang memandang keluar jendela.

Seokjin mengeluarkan benda berujung tajam dari dalam sakunya, jarum, dan menjepitnya erat dengan telunjuk dan ibu jari.

Jarum tadi diarahkannya ke lengan Jungkook.

"Jungkook-ah. Kenapa kau diam saja, eum?" Tanya Namjoon lagi. Wajahnya pucat pasi melihat Seokjin menancapkan jarum tadi ke kulit putih Jungkook. Dan Jungkook tetap bergeming. Seokjin menoleh ke arah Namjoon dengan pandangan khawatir.

"Apa yang mau hyung buktikan?" Suara Jungkook mengejutkan Seokjin dan Namjoon. Mata bulatnya menatap lengannya yang menjadi korban penusukan(?) Seokjin.

Seokjin segera mencabut jarum tadi dan menyembunyikannya. "Ah. Tidak ada apa-apa. Kau baru saja operasi besar. Apa ada yang sakit? Atau tidak nyaman?"

"Kenapa hyung bertanya lagi? Bukankah hyung sudah tau?"

Seokjin terkejut dengan perkataan Jungkook. Jungkook selama ini menyadari penyakitnya?

"A-apa mak-sudmu Kook?" Namjoon mencoba tenang tapi gagal.

"Hyung tau kalau aku tidak merasakan sakit." Datar Jungkook. Matanya kembali menerawang ke langit-langit kamar. Tidak berniat memandang dua orang yang berada di sampingnya.

"Kau sudah tau?" Timpal Seokjin. Dia sungguh penasaran kenapa Jungkook bisa menderita gangguan itu.

Tapi Jungkook tidak menjawab. Namjoon bergegas memeriksa Jungkook. Melepas masker oksigen yang dipakai Jungkook.

"Apa kau kedinginan? Ingin makan sesuatu?" Namjoon mencoba mengalihkan pembicaraan sembari duduk di tepi ranjang Jungkook. Ranjang VVIP cukup lebar.

Jungkook tetap tidak menjawab pertanyaan Namjoon. Entah apa yang dia pikirkan.

"Kau tau? Hyung mu sudah lebih baik. Aku memberinya obat baru dan respon tubuhnya memuaskan. Semoga saja hyung mu lekas bangun." Membahas tentang hyungnya, Jungkook langsung menatap Namjoon. Bibirnya hendak bersuara tapi diurungkannya. Lagi, dia kembali mengalihkan pandangannya ke luar. Tapi kali ini senyuman tipis menghiasi bibir mungilnya.

Tak berapa lama kegembiaraan itu datang. Jungkook kembali teringat. Kalau Taehyung dalam bahaya. Dan dalam keadaannya saat ini, dengan kaki berbalut gips dan kepalanya, dia tak mungkin bisa melindungi Taehyung.

"Hyung." Panggilnya pelan. Matanya berkilat serius membuat Namjoon bertanya-tanya sendiri.

"Taehyung dalam bahaya." Satu kalimat lirih yang membuat Namjoon dan Seokjin membeku seketika.

"Katakan padaku."

.

.

.

Hari kembali berganti. Namjoon jadi jarang menengok Jungkook. Mungkin dia melakukan sesuatu di luar sana. Hanya Seokjin dan Taehyung yang sering bolak-balik ke kamarnya.

Jungkook belum boleh melakukan sesuatu untuk memantau hasil operasi di kepalanya. Apalagi dengan kaki seperti itu tidak mungkin dirinya bisa berjalan sendiri.

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang