28th

2.7K 304 134
                                    

Ada yang merindukan bwi? Aww~

Siapa yang malmingan baca ff pasti gabut kalau enggak jombs.. wkkk

Sekedar info untuk membaca.

Kalimat yang ITALIC itu flashback ya. Baca pelan2 karena alurnya ribet.

Enjoy the story
.

.

.

Warning : panjang

\{'¤'}/

.

Namja manis bersurai mint masih berlari tak tentu arah. Baru kali ini dia sadar jika di belakang tempatnya tergugu ada hutan yang begitu lebat. Dan hatinya meneriakkan dirinya untuk menembus hutan itu.

"Kumohon. Aku harus keluar dari sini." Nafasnya sudah tersengal. Sedari tadi ia berlari, terantuk batu maupun ranting hingga berguling tapi tak ada jalan keluar.

Terkadang ia akan terjatuh keras saat kakinya mati rasa. Juga badannya yang remuk. Yoongi tak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya hingga bisa seperti ini.

"Yoongi hyung! Hey.. tenang hyung! Ada apa denganmu?"

Yoongi terhenyak ketika mendengar suara selain suara adiknya. Selama ini yang Yoongi dengar hanya suara Jungkook, tidak ada orang lain. Lalu suara siapa ini?

Suara yang cukup familiar untuk Yoongi.

Lagi, Yoongi merasakan gelenyar hangat yang lain. Melingkupi telapak tangannya. Membuatnya terlena sejenak.

Yoongi melihat setitik cahaya. Berwarna kekuningan dengan kemilau indah. Kecil, seperti kunang-kunang yang berterbangan. Awalnya hanya beberapa, tapi semakin lama cahaya-cahaya itu semakin banyak. Mengerumuni telapak tangannya dan beruraian tepat di sampingnya.

Sulur-sulur kekuningan menjalin erat. Membuat satu bentuk baru, tepatnya sosok baru. Yang sangat Yoongi kenali.

"J-ji-jimin?" Herannya. Melihat sosok serupa malaikat bercahaya. Tersenyum manis ke arahnya.

"Hyung masih ingat padaku?" Jimin terkikik geli melihat wajah Yoongi yang terbengong menatapnya. "Aku sudah lama menunggumu hyung. Dan hari ini aku akan membawamu kembali."

Jimin mengeratkan tautan tangannya dengan Yoongi. Hingga pedar sinar dalam dirinya menjalar ke tubuh Yoongi juga.

Kedua kaki Yoongi bergetar hebat, tak kuasa menahan berat badan Yoongi sendiri. Saat kakinya hampir menyerah, Jimin merengkuh pinggang Yoongi dan merapatkan tubuh langsing itu ke dadanya.

"Ka-kiku. Ke-kenapa?" Bahkan tenggorokannya sulit digunakan untuk bicara. Kepalanya ia dongakkan, menatap wajah Jimin.

"Itu karena kau terlalu lama tidur. Otot-otot di kaki sexymu itu pasti ikut tidur juga." Jimin menyentil hidung mungil Yoongi hingga siempunya mengeryitkan hidung tidak suka.

Jimin mendekatkan bibirnya ke telinga Yoongi. Berbisik pelan bersama desau angin.

"Jadi ayo bangun."

Hingga seluruh tubuh Yoongi melemas dan hanya kegelapan yang ia rasakan.

.

.

.

Diruangan lain dalam gudang tak terpakai itu, Luhan masih berusaha melepas ikatan tangannya. Seluruh tubuhnya sakit, bahkan lebam kebiruan tersebar di beberapa bagian tubuh miliknya.

Tidak ada yang lebih dia inginkan daripada ikatannya saat ini agar terlepas. Dia mengumpat pelan kala hanya rasa sakit yang semakin ia rasakan.

"Bodoh! Kenapa kau harus datang kesini? Dan kenapa kau harus terluka??!!!" Air mata Luhan mengalir begitu saja. Melihat Jungkook yang saat ini tergolek di lantai tak sadarkan diri. Dengan darah kering di kepala dan beberapa bagian tubuh lecet. Lebam kebiruan juga terhias indah.

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang