Prolog

11.9K 826 74
                                    

Enjoy the story
.

.

.

\{'¤'}/

.

.

Hujan gerimis kembali mengguyur Seoul. Namja dengan jas hitam berjalan di tengah guyuran hujan tanpa berniat untuk menghindari keroyokan air hujan yang menyerangnya.

Jas-nya basah kuyup. Dingin menembus kulitnya sampai ke tulang. Tubuhnya menggigil dan kulitnya pucat, terlalu lama terguyur air hujan. Tapi dirinya tak peduli.

Jalanan menuju apartemennya selalu sepi, melalui gang-gang kecil. Dirinya selalu pulang ke apartemen di wilayah ini jika dirinya sedang stress. Cukup tenang untuk dirinya merenung sendirian.

Namja tadi baru saja pulang dari club malam. Menghabiskan beberapa botol bir sebelum akhirnya pulang dengan sempoyongan.

Selalu seperti ini. Repetisi keseharian saat jenuh melanda. Pekerjaan menuntut dirinya untuk selalu fokus. Tapi dirinya tak bisa. Pikirannya selalu berkecamuk tentang masa lalunya.

Disaat delusi tentang masa lalu kembali membayangi, Club adalah tujuan terakhirnya. Duduk di salah satu meja dan menenggak habis beberapa botol bir atau wiski yang bisa membuatnya tenang barang sebentar.

Dan malam ini kembali terulang. Dirinya yang harus dihantui rasa bersalah. Rasa bersalah terhadap rasa cinta yang lepas dari genggaman.

Hati yang dia kira sekuat baja, nyatanya hancur tak bersisa. Membuat hatinya takut untuk kembali mencintai. Hatinya masih milik namja yang sangat ia dirindukan.

Salahku..

Sepatu mengkilat miliknya menendang genangan air. Tak peduli basah air memercik pucuk celana. Seringkali hampir jatuh karena mabuk saat melanjutkan jalannya ke arah gang-gang sempit.

Langkahnya tak pasti. Bahkan fokusnya teralihkan ke dimensi lain.

Dimensi masa lalu yang membayanginya hingga saat ini.

Dimensi yang menjadi ketakutannya.

Dimensi yang selalu ingin dia ulangi.

Dimensi dimana sosok namja yang dicintainya ada disisinya.

Apakah boleh jika aku berharap lebih?

Sekedar berharap bahwa dirimu masih mengingatku? Memikirkanku?

Apakah aku terlalu egois untuk itu?

Hatiku selalu berdenyut sakit saat mengingatmu.

Apakah ini balasan? Karma? Yang selalu di bicarakan banyak orang?

'Jika kau menyakiti orang lain maka kau akan tersakiti juga di lain waktu.'

Apakah saat ini aku sedang menjalani hukuman karena menyakitimu?

Kalau memang benar. Aku rela melakukan hukuman apapun.

Tapi.. ijinkan aku tetap menginginkanmu.

Berharap kau kembali. Dan aku akan melakukan apapun untuk menebus kesalahanku.

.

.

.

Dilain sisi. Namja lain dengan hoodie hitam dan masker hitam yang menutup sebagian wajahnya, menyisakan mata tajam yang mengawasi gerak-gerik namja berjas yang berjalan sempoyongan di tengah hujan.

Dalam diam dia selalu mengikuti namja ber"JAS" yang juga merupakan pekerjaannya. Karena dirinya dibayar untuk melindungi namja yang berjalan sempoyongan di depannya itu.

Harga yang cukup tinggi, bahkan sangat tinggi hanya untuk misi perlindungan. Dan dia jadi punya cukup waktu untuk hal lain.

Dia harus mencari uang untuk kakaknya, keluarga satu-satunya yang dia miliki, yang tersisa.

Dia harus melakukannya. Walaupun harus menghadapi masa lalu yang sebenarnya ingin dia hapus dari memorinya jika dirinya mampu.

Namja dari masalalunya kembali. Tapi dirinya kini berbeda dengan dia di masa lalu. Namja yang lemah tanpa kekuatan untuk sekedar melawan kini menjadi namja yang sarat akan kewaspadaan dan tak tersentuh.

Tidak ada sembarang orang yang akan mencari masalah dengannya.

'Bunny'. Itu adalah namanya. Nama lainnya di dunia gelap ini. Nama yang lugu dan polos, untuk kemampuan seorang ahli taekwondo.

Dirinya sudah berkecimpung lama dalam dunia yang berbeda. Dunia dimana lawan bukanlah suatu yang perlu dikasihani. Dan kawan mungkin adalah lawan yang paling harus diwaspadai.

Dunia yang penuh kekerasan.

Tapi tak masalah. Selama semuanya setimpal. Namja itu akan menerima pekerjaan dengan lapang dada. Bukankah ini jalanku? Aku hanya perlu mengikuti alur yang dibuat untukku.

Semua yang terjadi menciptakan pribadinya yang sekarang. Dirinya tak merasakan sakit lagi, tak ingin lagi. Bahkan kata cinta hanyalah bualan omong kosong yang menghancurkan hidupnya, keluarganya.

Tak bisakah namja itu beristirahat? Sejenak mengistirahatkan hatinya dari rasa sesak ketika memandang namja di depannya yang terseok-seok dan mabuk?

Baru 3 malam dia menjalankan tugas yang diberikan untuknya. Tapi tugas ini terlalu berat. Denyutan nyeri dalam hatinya selalu menyapa.

Tidak bisakah kau hidup bahagia setelah menghancurkanku?

Bukankah niatmu dari awal untuk menghancurkanku berhasil?

Kalau kau ikut hancur seperti ini, kepada siapa aku harus marah?

Tidak bolehkah aku tetap memendam amarahku hanya untukmu?

Agar pikiranku tak lepas dari sosok yang pernah mengisi hatiku.

Berikan cukup alasan agar aku bisa tetap membencimu dan bersikap profesional dalam pekerjaanku.

.

.

.

T.B.C

Prolog... hell yeah. Ceritanya gaje maksimal.

Karena genre bwi gak bisa jauh-jauh ama yang namanya action. Jadi mencoba action rasa psikologi dan sedikit romansa untuk pemanis.

Ini cerita cuma cuap-cuap semata. Semoga ada yang tertarik untuk membaca. Apalagi kalau mau ninggal commentnya. Pasti bakal bikin bwi bahagia..

Wokeh. Nggak usah banyak cuap-cuap lah diriku ini.

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang