24th

2.7K 309 47
                                    

Enjoy the story
.

.

.

\{'¤'}/

.

.

.

Taehyung tidak berniat menyela. Dirinya merasakan sakit hanya dengan melihat luka di tubuh Jungkook. Dia tidak lagi bisa heboh atau berteriak histeris melihat semua darah itu. Pertanyaan-pertanyaan berkelibatan di kepala.

Tentang bagaimana masih bisa ada senyuman lebar di wajah namja kelincinya kala luka masih meneteskan darah segar.

Tentang kenapa Jungkook bisa terluka bahkan jatuh ke bawah.

Apa ada hal yang tidak Taehyung tau disini?

Adakah rahasia di balik semua yang terjadi?

Hanya kecelakaan biasa atau ada sesuatu di baliknya?

"Tae! Taehyungie~" Taehyung kembali tertarik ke dunia nyata ketika suara lembut dengan nada mencebik memanggil namanya.

Mata elang itu menangkap wajah namja manis-nya. Dengan bibir mengerucut dan matanya menyipit diujung. Taehyung gemas melihatnya. Sejak kapan Jungkook kembali manja seperti ini. Taehyung serasa kembali jatuh pada namja kelincinya.

"Hm.. wae chagi~?" Taehyung menjawab manis sembari tangannya sibuk melepas jas. Pikiran tentang meeting yang seharusnya ia datangi segera terlupakan. Fokusnya hanya namja kelinci kesayangannya. Dia sudah berjanji untuk melindungi Jungkook.

"Kenapa Tae-hyung melamun sendiri? Menyebalkan~ Padahal daritadi Kuki memanggil Tae-tae~" Wajah putih itu merona tipis. Malu sebenarnya, Jungkook sadar dia menggunakan nada manja. Tapi dia hanya ingin. Tidak apa-apa bukan?

"Wah. Kenapa kuki jadi manja seperti ini? Apa kau sudah merindukanku chagi~?" Taehyung menaik turunkan alisnya. Menarik Jungkook ke dadanya dan menggendong Jungkook dengan kedua tangan. Berhati-hati agar tidak menyentuh luka Jungkook.

"Ayo kita ganti bajumu. Bajumu basah." Diangkatnya tubuh bongsor Jungkook. Tidak terlalu kesulitan. Dia baru sadar jika Jungkook memang jauh lebih kurus. Pipi gembilnya bergaris tirus. Kenapa Taehyung tidak menyadari sedetail itu?

Jungkook memekik kecil ketika badannya melayang. Reflek mengalungkan tangan ke leher Taehyung.

"T-tae.. aku berat." Cicitnya malu-malu. Dia takut punggung Taehyung patah kalau mengangkat bahkan menggendongnya.

"Tidak berat. Bahkan kau lebih ringan daripada dulu. Ck.. jangan coba-coba diet. Aku lebih suka badan semok berisi daripada tepos dan rata."

Jungkook memukulkan tangannya ke dada Taehyung. Sedangkan Taehyung tertawa. Meringis dan mengaduh. Jungkook tidak main-main memukul dadanya. Walau sebenarnya tidak sesakit itu. Dia hanya ingin menggoda Jungkook.

"Ampun kookiee~ aku menyerah." Langkah kaki berbalut celana kain mengarah ke kamar mandi. "Ngomong-ngomong bagaimana bisa kelinciku ini jatuh dari tempat tidur? Padahal belum lama kutinggal pergi." Taehyung membuka pintu kamar mandi dengan kakinya. Tentu saja kedua tangannya ia gunakan untuk menahan berat Jungkook.

"A-ah. I-itu. Ti-dak ada apa-apa Tae, jangan khawatir." Gagap Jungkook. Dia tidak ingin Taehyung tau masalahnya. Taehyung tidak terlibat. Yang di inginkan orang tadi hanya Jungkook, dan.. yoongi atau Luhan.

Taehyung mengangguk-anggukan kepala. Jungkook yang tergagap adalah definisi dari hari kebalikan. Jika dia bilang tidak apa-apa berarti sebaliknya. Ada sesuatu yang terjadi. Dan Taehyung akan mencari tau. Kenapa dia seperti orang bodoh di sini?

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang