27th

2.4K 306 88
                                    

Enjoy the story
.

.

.

\{'¤'}/

.

Namja manis dengan surai mint terduduk manis. Di hamparan rerumputan luas dengan arakan bak gula-gula putih berlatar langit.

Mata sipitnya terpejam. Menikmati hangatnya sinar mentari di musim kesukaan adiknya.

Musim semi.

Jika Yoongi di suruh memilih, maka dia akan menyukai hamparan kecoklatan dari guguran daun maple dengan angin sejuk cenderung dingin.

"Hyung. Aku kecolongan."

Yoongi sontak membuka mata kala suara yang tak asing di telinganya terdengar. Kali ini penuh nada sesal dan Yoongi yakin ada air mata di pipi gembil adiknya.

"Mereka mengambil Luhan hyung. Kukira mereka akan mengambilmu hyung."

Mereka? Siapa?

Yoongi tidak paham dengan arah pembicaraan adiknya. Ada yang berniat 'mengambil' dirinya?

"Aku harus menyelamatkannya hyung. Maafkan aku. Itu pilihanku."

Menyelamatkan?

"Andwae.."

Yoongi tidak bodoh. Kata menyelamatkan tidak pernah berakhir dengan baik. Selalu ada pertumpahan darah di sekeliling kata itu.

Entah darahmu.

Atau darah musuhmu.

Yoongi menegakkan duduknya. Memikirkan apa yang Jungkook maksud.

"Toh aku tidak merasakan sakitnya."

"Tapi aku yang merasakan sakitnya. Memang tidak berdarah tapi sakit, tepat di sini." Yoongi menempelkan telapak kanannya ke dada kiri.

Dirinya tahu jika Jungkook tidak mungkin mendengar apa yang ia ucapkan. Selalu seperti itu.

Setidaknya Yoongi mendengarkan keluh kesah adiknya. Menemani dalam diam dan hanya tergugu di antah berantah yang ia tak tahu dimana.

Pergi tak bisa.

Sadar tak mampu.

"Aku tak bisa berjanji untuk kembali hyung. Tapi aku berjanji bahwa Luhan hyung akan selamat."

"Tidak."

Tidak akan sekalipun Yoongi membiarkan adiknya terluka.

Cukup sudah penderitaan yang di dapatkan adiknya. Seharusnya Yoongi bisa melindungi Jungkook. Seharusnya Jungkook tidak perlu melakukan pekerjaan hina hanya untuk dirinya.

Tapi Yoongi bisa apa?

Hanya mendengar tanpa berbuat. Satu hal yang menjadi masalah utamanya disini.

Dirinya tak bisa keluar. Tak pernah bisa bangun dari ketidaksadaran yang merenggut kebersamaan mereka.

"Aku---aku tidak ingin membunuh lagi hyung.---aku lelah saat tanganku harus terbasuh darah setiap malamnya. Aku hanya ingin kembali menjadi Jeon Jungkook. Menjadi adik Min Yoongi."

Yoongi bangkit berdiri. Nafasnya memburu memikirkan apa yang di rencanakan oleh adiknya. Tangan putihnya terkepal erat.

Langit di atas sana berubah mendung. Gumpalan gula-gula tadi merubah warnanya menjadi kehitaman. Mendung yang berbahaya.

Kala amarahnya meluap hingga ubun-ubun. Sebuah gelenyar hangat menyapa kening Yoongi. Seberkas cahaya bersinar tepat di sisi kiri keningnya.

Kembali ia menutup mata sejenak. Merasakan sensasi nyaman yang mendera seluruh otot syarafnya. Kegelapan pun perlahan menjadi abu-abu dengan sembribit angin.

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang