11th

3.7K 412 34
                                    

P.S : mulmed mengilustrasikan jeka yang siap melepas semua kenangannya.

Tapi karena readernim yang protes jadi batal deh..

Enjoy the story
.

.

.

\{'¤'}/

.

.

Tiiiiiiitttttttttttt

Garis panjang menampakkan diri dilayar kecil cardiograph tepat di samping ranjang operasi tempat Jungkook berbaring.

"Kita kehilangan denyut jantung pasien!!!"

.

.

'Aku hanya terlalu lelah.'

.

.

.

"Kau duduk disini. Aku akan mengambilkanmu minum dan baju ganti." Ucap Namjoon sebelum meninggalkan Taehyung di ruang tunggu. Dan Taehyung hanya bisa menurut. Pandangannya hanya tertuju pada pintu ruang operasi.

Tidak sekalipun dia membayangkan bahwa pertemuan pertamanya bersama Jungkook akan berakhir dengan pintu ruang operasi yang menjadi pembatas keduanya. Jungkook tengah berjuang didalam sana setelah menyelamatkan dirinya.

'Aku mohon. Jangan bawa Jungkook pergi dariku lagi.'

.

.

.

Pintu metalik terbuka otomatis. Menampakkan seorang namja berbahu lebar yang sudah mengenakan seragam operasi. Segera saja, dua orang perawat memakaikan robe dan sarung tangan.

Mata yang biasanya bersinar lembut kini menajam. Menatap serius cardiograph yang tak kunjung normal. Dia juga melihat namja yang sedang duduk tepat di depan kepala Jungkook, melihat melalui peralatan canggih dan mengamati cedera kepala Jungkook.

"Kenapa keadaannya tak kunjung stabil?" Ucap Jimin--namja itu-- sembari berdiri dari duduknya.

Seokjin mendekati ranjang operasi dengan Jungkook terbaring disana. Tertutupi kain biru dan hanya menampakkan bagian kepalanya diatas. Dan kakinya yang patah.

"Tekan kantung darahnya. Tekanan darahnya masih rendah." Arah Seokjin pada salah satu perawat.

"Ambil darah lagi. Kita akan butuh lebih banyak lagi saat kita memulai operasinya."

Salah satu perawat bergegas keluar ruangan untuk mengambil kantung darah lagi. Dia akan melakukan operasi pada kaki Jungkook setelah Jimin selesai dengan cedera dikepala Jungkook.

"Bertahanlah kook."

.

.

.

"Sial! Sial! Kenapa kau juga tak bisa mengatasi anak kecil sepertinya, hah?!" Bentak Kris. Tangannya menggebrak meja hingga telapaknya memerah. Matanya tertutup rapat. Menahan gejolak emosi yang memuncak.

Yang di bentak hanya tertunduk. Tak berani mendongak. Tangannya bertaut satu sama lain didepan. Menggigit bibir bawahnya frustasi. Niat hati melihat wajah senang Kris justru dia dibentak dan dimarahi.

Kris mendekat kearah namja tadi berdiri. Tangannya terayun kencang diudara dan menampar pipi tirus namja bermata panda. Meninggalkan jejak kemerahan yang menjadi saksi seberapa keras pukulan Kris.

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang