12th

3.7K 410 32
                                    

Double updatee.. ini aku publish ulang. Tadi nggak masukk.. Enjoy the story

.

.

.

\{'¤'}/

.

.

"Jangan bergurau, Jung Hoseok."

.

.

.

Matahari terbit dengan sempurna. Membelai lembut namja bersurai merah yang terlelap dalam tidur. Merasa terusik dengan terangnya cahaya yang menembus kelopak matanya paksa.

Mata elang itu setengah terbuka. Memfokuskan pandangan dan mendapati ruangan yang begitu dia hafal. Ruangan yang seakan sudah menjadi rumah keduanya. Dinding serba putih dan bau obat yang tercium jelas.

"Kau sudah bangun?" Seperti dejavu dia mendengar suara cempreng menyebalkan. Siapa lagi kalau bukan sahabatnya. Park Jimin.

Posisi tidurnya yang miring menyebabkan pandangannya berbenturan dengan pandangan Jimin yang beranjak duduk di samping ranjangnya.

Taehyung menggeliat pelan, mencoba meregangkan badannya dan berakhir dengan desisan sakit pada punggungnya.

"Bodoh. Kalau kau bergerak seperti itu luka punggungmu bisa terbuka lagi." Datar Jimin. Dia tidak mau mengawali shift paginya dengan emosi yang menggebu.

"Ini jam berapa?" Tanya Taehyung serak. Tenggorokannya terasa kering.

Jimin yang peka (di ff ini) segera mengambilkan minum di dekat kulkas. Dan menyodorkan gelas pada Taehyung setelah sebelumnya membantunya duduk.

"Jam 7. Aku baru akan mulai shift kerjaku." Jimin merapikan jas putih miliknya.

Taehyung mengangguk sejenak. Meminum air putih untuk melegakan dahaganya.

"Jadi aku tidur 3 jam?" Jawabnya ringan.

"Ya. 3 jam...... lebih 1 hari." Balas Jimin lagi. "Kau tidur seperti orang mati Tae." Segera diambilnya gelas kosong di tangan Taehyung dan meletakkannya di nakas samping.

Otak Taehyung masih memroses. Mengingat dan meresapi ucapan Jimin. Hingga matanya membulat sempurna.

"MWO??!!"

.

.

.

Taehyung sekarang duduk di samping ranjang Jungkook. Menggenggam lembut tangan Jungkook seakan enggan melepasnya lagi. Ibu jarinya mengusap punggung tangan di genggamannya. Rasanya tangan Jungkook semakin ramping. Tapi ada kebas di pangkal jari-jarinya. Juga otot-otot tangan yang tercetak jelas.

Sebenarnya Jimin sudah mati-matian menahan Taehyung agar tidak pergi dulu, mengingat dia juga baru bangun. Tapi Taehyung itu keras kepala. Dan akhirnya Jimin menyerah.

"Kau kembali." Bisiknya pelan.

Taehyung menatap lekat tubuh Jungkook yang lebih kurus dari dirinya yang dulu. Tapi garis-garis abs di perutnya masih terlihat jelas. Karena kini Jungkook tidak mengenakan atasan berkat kabel-kabel yang bertengger di sepanjang dadanya.

Wajahnya polos dalam damai bayangan mimpi. Kulit seputih susu yang tak lagi mulus. Taehyung bisa melihat goresan-goresan bekas luka yang menampakkan diri.

Mata elangnya menatap hidung bangir dan bibir plum yang tertutup masker oksigen. Merindukan netra hitam kelam yang disembunyikan selapis kelopak mata tipis yang tak kunjung terbuka.

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang