29th

2.5K 310 81
                                    

Note : baca chap sebelumnya untuk menemukan jalurr ceritanya... Karena udah lama. Biar ingatannya kembali dulu.. wkkk

🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈

Enjoy the story
.

.

.

\{'¤'}/

.

Kris menggeram marah saat aktifitasnya terhenti begitu saja. Di luar sana terdengar sesuatu yang menabrak tembok bangunan miliknya dengan sangat keras. Bahkan suara berdebumnya menggema.

"Siapa orang bodoh yang berani menabrak gudang milikku??!!!" Murkanya.

Yang mengalihkan atensinya adalah jeritan pilu sang keponakan. Terbaring di lantai sambil mengaduh sakit dan mencengkeram pergelangan tangan.

"Bogum-ah!!!" Kris membalikkan badan untuk melihat jelas kondisi keponakannya. Sedangkan Jungkook mengabaikan hal itu dan meraih Luhan.

"Aku tidak akan memaafkan siapapun yang menyakiti keponakanku. Mereka yang melakukannya harus mati." Desisnya dalam. Kali ini mata tajam itu menyiratkan kebencian yang kentara.

Jungkook mendengar suara besi itu. Mengalihkan pandangan dan tepat bersibobrok dengan Kris yang menatapnya tajam. Pipa besi bersuara nyaring karena bertabrakan dengan lantai menjadi alarm kematian baginya.

"KAU PIKIR SIAPA DIRIMU BERANI MENYENTUH KEPONAKANKU DENGAN TANGAN KOTORMU ITU, HAH??!!!"

Dengan mantap, Kris mengayunkan pipa besi ditangannya. Akalnya sudah putus saat ini. Amarahnya setara dengan letusan gunung berapi.

Bugh..bugh

Pukulan bertubi-tubi menyapa tubuh Jungkook, karena dia menjadikan punggungnya untuk melindungi tubuh Luhan yang sudah terkulai lemah. Tapi Luhan masih sadar.

Mata sayu Luhan menatap miris ke arah Jungkook yang meringis. Air mata mengalir begitu saja. Untuk terisak saja dada Luhan terasa teremas hebat.

"Maaf, hyung..." Jungkook tersenyum kecil.

Air mata Luhan masih deras mengalir. Hatinya sesak melihat Jungkook dipukuli di depan matanya tanpa ia bisa membela. Luhan hanya teronggok lemah.

Bibir bernoda darah itu terbuka kecil. Mencoba mengerahkan seluruh tenaganya untuk memanggil Jungkook. Kalau ia mampu, Luhan ingin memaki Jungkook. Ingin mendorongnya hingga tak perlu melindunginya.

Luhan tidak cukup berarti untuk dilindungi seperti ini. Dia akan menukar nyawanya.

Sayangnya ia tak mampu. Hanya untuk mengeluarkan suara saja tak bisa. Dadanya luar biasa sakit. Rusuknya pasti bermasalah.

Sedangkan Jungkook sudah tak mampu lagi melawan. Dirinya baru beradaptasi dengan perasaan asing yang mendera raganya.

"Akh.."

Jungkook memejamkan matanya ketika pukulan itu terkena bagian samping dahinya. Tubuhnya ambruk ke samping ketika darah menetes melalui mata dan pipi tirusnya.

Mata Luhan membulat melihat tubuh Jungkook ambruk begitu saja. Deru nafas Jungkook terdengar kasar tepat di samping telinganya.

"J-jung-ko-ok.." Sekuat tenaga Luhan memanggil Jungkook. Walau yang keluar hanya cicitan kecil tapi Jungkook menjawabnya dengan gumaman. Hati Luhan lega bukan main.

"Hahhh.. Dasar bocah sialan! Aku tidak akan membiarkanmu hidup lagi." Kris lagi-lagi berteriak marah. Nafasnya sudah tersengal-sengal karena memukuli Jungkook.

[Hiatus]Cant Feel Anything |VK|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang