Chapter 5 : Satu Kelompok?

3.3K 270 2
                                    

Hari ini, pelajaran Bahasa Indonesia sedang berlangsung di kelas Veve, dengan guru yang membosankan dan hari yang sudah sangat siang membuat rasa kantuk menyerangnya, apalagi saat teman sebangkunya tak asik diajak mengobrol, semakin menjadi-jadilah rasa kantuk itu.

"Baik, anak-anak, akan Ibu bacakan kelompok untuk bermain drama."

Guru itu mulai membacakan nama-nama anggota di kelompok.

"Kelompok pertama, Maria, Nathan, Nevya, Pipin, Randy, Raka, Reynand, Veve. Naskah kelompok kalian besok kumpulkan di meja saya, ingat, naskah drama buatan sendiri! Dilarang browsing!"

Apa? Satu kelompok? Mampus! Gue sekelompok sama Rey! Dia flat gitu, gak bisa senyum, gimana mau akting?

Guru itu membacakan kelompok yang lain, setelah selesai mereka disuruh berkumpul dengan kelompok masing-masing.

🍦🍦🍦

"Jadi gimana?" tanya Nevya memecah keheningan.

Mereka sekarang sedang berkumpul di bangku Rey. Dari tadi mereka hanya diam dan saling berpandangan.

"Nggak tahu," ucap Maria

"Pertama, kita tentuin tema dulu, terus pembagian peran, baru bikin naskah," ucap Pipin memberi arahan.

"Oke, terus tema kita apa?"

"Tentang kehidupan remaja gimana?" usul Nathan.

"Boleh-boleh," setuju Randy.

"Sekarang kita cari pemeran utama cewek sama cowoknya," ucap Raka.

"Lo berdua aja yang jadi." Maria menunjuk Nathan dan Nevya.

"Gak, gue gak mau, lo aja tuh sama Raka!"

"Lo aja ih!"

"Lo!"

"Apaan sih! Udah, kita acak aja, gue tulis nama kita di kertas kecil, yang cowok kertasnya di lipat, yang cewek kertasnya digulung, terus kita acak kayak lotre gitu."

"Oke."

"Biar gue yang ngambil," ucap Maria.

Maria mengambil 1 kertas yang digulung dan 1 kertas yang dilipat.

"Yang jadi-" Maria tersenyum lebar. "Rey sama Veve," ucap Maria girang.

"What?" pekik Veve.

"Veve, diam!" bentak guru yang sedang mengajar.

"Untung bukan gue yang kepilih," ucap Nevya sambil tersenyum setan.

"Udah jalanin aja, nanti pulang sekolah, kita bikin naskahnya," ucap Nathan.

🍦🍦🍦

Bel pulang sekolah telah berbunyi, disaat murid-murid yang lain berhamburan pulang ke rumah, Veve dan kelompoknya masih tetap di sekolah untuk membuat naskah.

"Gue udah punya ide buat naskahnya," ucap Veve.

"Gimana ide lo?" tanya Randy.

"Jadi gini, suatu hari di sebuah kelas ada permusuhan antara 2 geng, geng perempuan dan geng laki-laki, terus, suatu hari, mereka mendapatkan hukuman dari kepala sekolah karena sering membuat kegaduhan di sekolah, hukuman itu berlangsung selama seminggu, gue masih belum mikirin hukumannya apaan, nah, karena terbiasa bersama, akhirnya, ketua geng perempuan dan ketua geng laki-laki itu-" ucapan Veve menggantung dan memegangi perutnya.

"Lo kenapa?" tanya Nevya panik melihat Veve.

"Maag gue kambuh deh kayaknya, gue lupa gak bawa obat," ucap Veve sambil memegangi perutnya.

Ice Cream Prince ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang