Chapter 30 : PUTUS!

2.5K 198 66
                                    

Part belum direvisi

---

Hari begitu cepat terlewati, tak terasa sudah 1 bulan Veve dan Dio berpacaran. Tepatnya hari ini, tanggal jadian mereka.

Dio memasuki halaman sekolah dengan senyum lebar yang mengembang. Ia berencana akan memberikan hadiah untuk Veve.

Ia sudah merencanakan hal-hal yang romantis untuk ia lakukan hari ini, bersama Veve.

"Lo gak capek senyum terus? Gigi lo garing ntar!" Ucap Gara yang kesal karena sejak Dio masuk ke kelas, ia terus tersenyum lebar.

"Lagi endorse produk pasta gigi kali." Celetuk Liam yang mendapat jitakan dari Manu.

"Endorse apaan? Endorse di instagram?" Sahut Manu.

"Sakit goblok! Yaiyalah, sekarangkan lagi musimnya selebgram endorse produk gitu."

Gara tertawa keras.

"Selebgram apaan? Followersnya Dio aja gak lebih dari 1000, itu aja sebagian ada yang beli." Ucap Gara membuat Dio menabok kepala Gara.

"Sialan! Aib gue tuh, ngapain lo sebar?" Kesal Dio.

"Tuhkan, ngaku." Ucap Gara membuat Liam dan Manu tertawa juga.

"Diem! Jangan bikin mood gue down."

"Emang kenapa sih lo hari ini? Sehat kan?" Manu berceletuk.

"Sehatlah! Hari ini tanggal jadian gue sama Veve, jadi, gue akan kasih dia hadiah kejutan."

"Oh, anniversary?" Tanya Gara.

"Bego! Mana ada anniversary 1 bulan. Anniversary itu satu tahun!" Semprot Manu.

"Loh, tapi temen-temen gue suka bikin caption 'Happy anniversary ke-20, sayang.' Masak mereka udah jadian 20 tahun?"

"Itu yang salah kaprah, ya emang anniversary itu artinya hari jadi, tapi ann itu artinya tahun. Harusnya mereka pakek kata mensiversary atau monthversary. Pahamkan lo? Gue udah jelasin, jangan malu-maluin gue lagi dengan sok pakek bahasa inggris yang salah." Ucapnya seperti seorang guru menjelaskan pada muridnya. Wajar saja jika Manu yang memang blasteran Jawa-Inggris itu mendebat ucapan Gara, Gara suka salah kaprah dalam bicara bahasa inggris dan kadang ikut-ikutan trend tanpa tau makna kalimat yang diucapkan.

"Udahlah, ngapain kalian malah debatin hal yang gak penting gitu?" Tanya Liam.

Dio yang sedari tadi mendengar perdebatan mereka semakin tersenyum lebar, ini bukan yang pertama kalinya mereka mendebatkan hal semacam itu.

**

Bel istirahat berbunyi. Dio berjalan ke arah kelas Veve sambil membawa kotak hadiah kejutan.

Namun, ia melihat Veve, Pipin, Maria, dan Sasa sedang mengobrol, ia pun memutuskan untuk menunggu di depan kelas, tetap dengan senyuman lebarnya, ia merasa tak enak jika menggangu mereka.

"Jadi, lo itu sebenernya masih sayang sama Rey?" Suara pekikan seorang perempuan terdengar di telinga Dio. Dio pun mulai penasaran dan menguping.

"Jujur, gue emang masih sayang sama Rey." Suara Veve kini terdengar.

Deg!

Jantung Dio bagaikan ditusuk dengan belati tajam, napasnya tercekat saat mengetahui kenyataan yang lolos dari bibir Veve.

Lalu, selama satu bulan ini, bagi Veve itu apa? Tak tahukan ia bahwa Dio sangat bahagia dengan satu bulan itu?

Dio pun berjalan mundur menjauhi kelas Veve, senyum yang menghiasi wajahnya lenyap entah kemana. Hatinya berkecamuk.

Ice Cream Prince ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang