Bel pulang berbunyi dengan nyaring. Veve berdiri hendak keluar kelas. Namun, Rey menghadang jalannya untuk keluar kelas."Ve, kita perlu ngomong sebentar," ucap Rey.
Veve berdecak kesal. "Apaan sih, gue mau pulang!"
Mereka menjadi sorotan teman sekelas mereka yang belum pulang.
"Gue mau minta maaf."
"Udah gue bilang, lo itu nggak punya salah! Ngapain minta maaf? Perkara lo mukul gue itu kan nggak sengaja, itu karena gue lerai lo sama Dio yang berantem."
"Tapi gue mau minta maaf."
Veve menghembuskan napas kasar. "Gue maafin, oiya, tolong lo jelasin soal fitnahan yang dikira selingkuh itu. Padahal gue NGGAK ADA APA-APA sama lo!" ucap Veve penuh penekanan.
"Ve, pulang yuk," ucap Dio yang sedang bersandar di pintu kelas.
"Minggir, gue mau pulang," ucap Veve.
"Bentar, Ve."
"Lo itu ngotot banget sih! Kan gue udah maafin lo!"
Dio menyingkirkan tubuh Rey dari hadapan Veve.
"Apaan sih lo!" bentak Rey.
"Ini jalan buat akses keluar masuk! Lo mau ngapain di sini? Lo lihat? Anak-anak yang lain juga pengen pulang!"
Rey menghela napas panjang, memberikan jalan sambil tetap melihat Veve. Sadar masih diperhatikan oleh Rey, Veve sengaja mengaitkan lengannya di lengan Dio dan berjalan ke arah parkiran.
Ponsel Rey bergetar, pertanda panggilan masuk.
Sunshine is calling.
Rey langsung mengangkatnya. "Halo?"
"Halo, Rey. Bisa jemput aku nggak? Mobil aku mogok."
"Kamu di mana sekarang? Sama siapa?"
"Deket SD di Jalan Kebenaran, Rey. Sendirian."
"Kamu masuk ke mobil, kunci pintunya. Aku ke sana sekarang."
🍦🍦🍦
Dio tersenyum-senyum sendiri saat berjalan ke parkiran. Bagaimana tidak? Veve masih mengaitkan lengannya di lengan Dio.
"Lo ngapain senyum-senyum? Sakit lo?" tanya Veve.
Dio berdehem sebelum menjawab. "Gue lagi seneng, ada bidadari yang nggandeng gue."
"Mimpi banget lo digandeng bidadari."
"Gue gak mimpi, ini tangannya lagi ngait di tangan gue." Dio melirik tangannya. Veve yang mengikuti lirikan Dio melotot dan menarik tangannya namun ditahan oleh Dio.
"Gini aja, gue nyaman," ucap Dio diakhiri senyum lebarnya.
"Apaan sih lo modus banget!"
"Gue emang 'Kang Modus', tapi modusnya hanya pada Veve seorang."
Veve memalingkan wajah sembari mencoba menarik tangannya dari Dio.
"Jangan salah tingkah gitu, Ve, gue jadi makin gemes, rasanya pengen segera halalin lo deh."
Veve mencubit lengan Dio dengan kesal lalu menarik tangannya dalam sekali tarikan kuat, dan berhasil. "Sekali lagi lo godain gue, gue nggak jadi ke rumah lo!"
"Eh, jangan dong. Adek gue gimana?"
"Nggak tau, lagian lo ngapain nyuruh gue? Kenapa nggak Kak Sherly atau mantan-mantan lo aja?" tanya Veve.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Prince ✓
Teen FictionMana yang akan kamu pilih? Orang yang mencintaimu atau orang yang kamu cintai? Terkadang Tuhan hanya menakdirkan untuk bertemu namun tidak untuk bersatu. Veve menyukai Rey, seorang cowok yang dingin dan cuek, namun perlakuannya manis bagaikan es kr...