Hari demi hari berlalu. Ujian kenaikan kelas telah selesai, tes masuk jurusan IPA juga telah selesai. Hari ini adalah pertama kalinya Veve masuk sebagai anak kelas 11 SMA di jurusan IPA, karena di sekolahan Veve masih menggunakan kurikulum 2006 atau KTSP, ia mendapatkan kejuruan di kelas 11.
Setelah upacara hari senin selesai, Veve dan Sasa melihat papan pengumuman kelas, Veve berada di kelas XI-IPA 1, dan Sasa berada di kelas XI-Bahasa 1.
"Akhirnya, kita gak sekelas," gurau Veve saat berjalan ke koridor menuju kelasnya masing-masing.
"Iya, bosen liat muka lo tiap hari, mulai SMP kelas 7 sampe SMA kelas 10 sekelas mulu," jawab Sasa lalu terkekeh pelan.
"Kampret, gue yang enek liat muka lo, Sa! Eh, lo duluan aja," ucap Veve tiba-tiba.
"Emang kenapa?"
"Gue mau ke toilet dulu."
"Oh, yaudah, nanti pas istirahat ke kantin bareng ya," ucap Sasa lalu pergi ke kelasnya.
Veve berlari menuju toilet. Setelah selesai ia langsung menuju kelas barunya.
"Mampus, gue telat gara-gara ke toilet!" gerutu Veve di sela-sela kegiatan berlarinya.
🍦🍦🍦
Veve pun sampai, setelah sampai di depan kelas, ia mengetuk pintu.
"Masuk!"
Veve membuka pintu. "Permisi pak, maaf saya terlambat," ucap Veve.
"Karena hari ini hari pertama saya maafkan, tapi jangan diulangi lagi."
"Iya pak."
Veve pun masuk dan mencari bangku kosong di deretan belakang.
Ya, bangku belakang adalah bangku favorit Veve, di sanalah ia tak akan takut ketahuan jika tertidur ataupun bermain ponselnya.
Namun sialnya, bangku bagian belakang sudah penuh semua.
"Kenapa nak? segera duduk," ucap Pak Teguh mengagetkan Veve.
"Gak ada bangku yang kosong, Pak."
"Ini, di depan ada 1 yang kosong."
"Oh, iya, Pak."
Ia pun berjalan ke depan untuk mencari bangku di bagian depan, bangku yang dimaksud oleh Pak Teguh, dan benar, memang ada 1 bangku kosong, tapi mata Veve sukses membelalak saat melihat sipa yang ada di sebelah bangku tadi! Hanya ada 1 bangku kosong dan itu adalah di sebelah Rey! Astaga, mimpi apa Veve semalam.
Veve pun segera duduk di samping Rey, suasananya benar-benar awkward. Rey diam dan Veve bingung mau mengawali pembicaraan dengan Rey.
Rey cuman diem gitu? Nggak ada niatan buat ngajakin kenalan? Bukan apa-apa sih, kan buat basa-basi biar gak canggung-canggung amat! Sabar, Ve, sabar, namanya juga Prince Ice Cream, ganteng-ganteng dingin! Veve mencebik kesal dalam hati.
"Perkenalkan, saya adalah wali kelas kalian, kalian bisa panggil saya Pak Teguh, sekarang kalian mulai perkenalan, nama, cita-cita, hobi, dimulai dari bangku pojok kanan depan sendiri," ucap Pak Teguh.
Rey yang berada di bangku disebutkan Pak Teguh itu pun berdiri.
"Nama panjang Reynand Azka, panggilan Rey, cita-cita pilot, hobi membaca novel."
Sekarang giliran Veve, Veve berdiri.
"Nama lengkap saya Veve Abigail Claretta, panggilan Veve, cita-cita guru, hobi menonton film."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Prince ✓
Roman pour AdolescentsMana yang akan kamu pilih? Orang yang mencintaimu atau orang yang kamu cintai? Terkadang Tuhan hanya menakdirkan untuk bertemu namun tidak untuk bersatu. Veve menyukai Rey, seorang cowok yang dingin dan cuek, namun perlakuannya manis bagaikan es kr...