"Thanks for today, Dio," ucap Veve sambil membuka pintu mobil. Veve dan Dio telah sampai di depan rumah Veve."With my pleasure, Ve," jawab Dio sambil tersenyum. "Oiya, pipi lo jangan lupa diobatin."
Veve mengangguk lalu menutup pintu. "Bye, Dio."
"Bye."
Veve mulai melangkah menuju ke dalam rumahnya.
Dio membuka kaca mobil sebelah kirinya. "Ve."
Veve berhenti dan berbalik. "Iya?"
"I love you," ucap Dio keras lalu melajukan mobilnya. Meninggalkan Veve yang sedang melotot dengan gelak tawa.
🍦🍦🍦
Dio memarkirkan mobil ke garasi rumahnya.
Ia telah mematikan mesin mobil, namun ia belum keluar dari dalamnya.
Dio tersenyum sambil melihat ponselnya. Ia melihat foto Veve dan dirinya sedang tersenyum.
"Seandainya gue bisa milikin lo, Ve," ucapnya lalu tertawa sambil mengelus layar ponselnya dengan ibu jari.
"Bang!" Panggil seseorang sambil menggedor-gedorkan tangannya ke pintu mobil Dio.
Dio kaget dan hampir menjatuhkan ponselnya.
"Astaga!" geram Dio. Ia lalu membuka pintu mobilnya.
"Abang kaget tau, Dek," ucap Dio kepada adiknya yang masih kecil.
"Habisnya abang pulang jam segini, Adek Aya jadi kangen abang," ucapnya lalu memeluk kaki Dio.
Dio tersenyum dan mengangkat tubuh mungil itu ke dalam dekapannya. "Abang Dio juga kangen adek Ayara," ucapnya lalu melangkahkan kaki ke dalam rumah, dengan Aya di gendongannya.
"Ih, abang jangan panggil nama adek gitu, panggil Aya aja."
"Loh, emangnya kenapa? Kan nama kamu Ayara Maringka?" tanya Dio menggoda adiknya itu, padahal ia tau alasannya.
"Abang jangan sok nggak tau deh, kan Aya belum bisa-"
"Makanya, makan yang banyak biar cepet gede. Terus bisa ngomong R deh," sergah Dio.
Dio menurunkan Aya dari gendongannya ke atas sofa ruang keluarga.
"Aya udah makan banyak, Bang, tapi nggak besal-besal."
Dio terkekeh lalu mengacak rambut Aya gemas.
"Abang mau ke kamar dulu ya," ucap Dio.
Aya menahannya dengan menarik lengan baju Dio. "Abang Dio, besok ajak temen pelempuan kakak ke lumah dong, bial Aya ada temennya main masak-masakan." Aya berkata dengan suara yang cadel.
"Iya, besok Abang ajak ke sini, tapi kalau mau ya."
"Yeeeee, makasih, Abang. Abang baik deh. Janji ya?" Aya melepaskan tarikannya di baju Dio.
"Iya, abang janji. Oiya, abang nggak cuman baik loh dek, abang ganteng juga," ucap Dio.
"Nggak, abang jelek. Wleee." Aya menjulurkan lidahnya mengejek lalu berlari ke arah dapur.
Dio tertawa pelan melihat tingkah adiknya itu.
"Gue ajak Veve mau kali ya? Sekalian modus," ucap Dio sendirian, tersenyum, lalu pergi ke kamarnya.
🍦🍦🍦
Veve mengacak rambutnya dengan handuk, mengeringkan rambutnya yang basah karena baru saja selesai mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Prince ✓
Teen FictionMana yang akan kamu pilih? Orang yang mencintaimu atau orang yang kamu cintai? Terkadang Tuhan hanya menakdirkan untuk bertemu namun tidak untuk bersatu. Veve menyukai Rey, seorang cowok yang dingin dan cuek, namun perlakuannya manis bagaikan es kr...