Part belum direvisi.
---Suara peluit tukang parkir membuat Veve yang sedang tidur terbangun, ia mengerjapkan matanya lalu menoleh ke arah Dio.
"Udah sampai?" tanya Veve.
Dio mengangguk. "Yuk turun," ucap Dio sambil memberikan bungkusan pada Veve. "Coba buka."
Veve pun membukanya, di dalamnya ada sebuah tas ransel wanita ukuran sedang dengan warna merah muda pastel dengan motif bunga namun jarang. Perpaduan yang apik dan lucu.
"Ini tasnya siapa, lucu banget?"
"Kamu suka?" tanya Dio. Veve mengangguk.
"Itu hadiah buat kamu. Buat wadah jaket kamu sama jaket aku juga," ucap Dio, Veve tersenyum.
"Serius buat aku?"
"Iya, Veve sayang."
Veve tersenyum dan memasukkan jaket mereka ke dalam tas.
Veve turun dari mobil dan melihat ke sekelilingnya. "Kita di Kota Tua?"
"Iya, kita di Kota Tua Jakarta," ucap Dio sambil mengalungkan kamera di lehernya.
"Ve," panggil Dio saat pandangan Veve menyapu sekeliling. Veve pun menoleh.
Cekrek!
Lampu flash menyala terang, Dio memotret Veve.
Veve mengerjap sebelum sadar.
"Dio! Hapus nggak!" suruh Veve.
"Nggak mau, wlee." Dio menjulurkan lidahnya mengejek Veve, lalu berlari meninggalkan Veve.
"Dio!" pekik Veve lalu mengejar Dio.
"Jangan lari ih!" kesal Veve sambil terus mengejar Dio yang sedang memotretnya terus.
"Aw!" Veve tersandung batu namun tak sampai terjatuh.
"Veve!" Dio berlari ke arah Veve.
"Mana yang sakit? Berdarah nggak?" Tanya Dio khawatir. Veve yang melihatnya tertawa.
"Kok ketawa?"
"Lo-"
"Kamu, Ve," potong Dio mengingatkan.
"Oiya lupa, kamu lucu," ucap Veve.
"Kok lucu?"
"Kamu perhatian banget sama aku, aku cuman kesandung, bukan jatuh," ucap Veve lalu terkekeh pelan.
"Tapi aku khawatir." Ucap Dio membuat Veve semakin tak bisa menyembunyikan senyumannya.
Veve menggenggam tangan Dio, "Kena kamu sekarang! Hapus fotonya." Perintah Veve.
Dio tersenyum,"Lepasin dulu bentar, aku mau hapus foto."
Veve melepaskan genggamannya.
"Udah?"
"Udah apanya?"
"Hapus foto aku, katanya kamu mau hapus fotonya?"
"Kan aku cuman bilang mau hapus foto, bukan hapus foto kamu yang tadi." Ucap Dio lalu tertawa penuh kemenangan.
"Ih, Dio nyebelin!" Veve mencebik kesal.
Dio menangkup wajah Veve dengan kedua tangannya.
"Jangan ngambek mulu ih, yuk kita foto-foto di sana, sama di sana." Ajak Dio sambil menunjuk ke arah orang-orang yang seperti patung dan terkadang melayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Prince ✓
Ficção AdolescenteMana yang akan kamu pilih? Orang yang mencintaimu atau orang yang kamu cintai? Terkadang Tuhan hanya menakdirkan untuk bertemu namun tidak untuk bersatu. Veve menyukai Rey, seorang cowok yang dingin dan cuek, namun perlakuannya manis bagaikan es kr...