Sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, kini Veve dan kelompoknya sedang berlatihan drama sebelum besok hari pementasan mereka.Veve memegang dadanya yang sedang berdegub kencang. Ia tidak yakin bisa berakting karena perubahan sikap Rey. Ia tidak bisa menjamin ia tidak akan senyum-senyum sendiri.
Dan satu lagi, Veve tidak yakin bahwa ia tidak akan baper!
Semua ini karena Rey.
Ya, salahkan saja si Rey.
"Oke, udah siap?" tanya Pipin.
"Siap, yuk mulai latihannya," sahut Nathan.
Latihan pun dimulai. Veve dan yang lainnya berakting, dan hingga dibagian endingnya, Veve berkeringat dingin.
Ini bukan ending seperti yang Veve pikirkan saat memberi ide untuk drama, tapi, nasi sudah menjadi bubur, Veve bisa apa?
Ingat, Ve. Jangan baper! Ini cuman drama!. Batin Veve meyakinkan diri sendiri.
"Kamu sudah makan?" tanya Rey.
Veve tergagap. "Ingat, cuman drama!" desis Veve sangat pelan lalu mengembuskan napas kasar.
"Sudah kok." Ucap Veve sambil tersenyum.
Rey melangkah mendekati Veve lalu meraih tangan Veve dan berjongkok.
"Aku suka sama kamu, maukah kamu jadi pacarku?" ucap Rey dengan pandangan lurus ke mata Veve.
Sesaat Veve tertegun. Dialog yang diucapkan Rey itu hanya fiksi, tapi terasa nyata bagi Veve.
Apakah seperti ini rasanya kalau ditembak Rey? Batin Veve
Veve mengangguk. "Iya, aku mau."
"Akhirnya, kedua remaja itu menjadi sepasang kekasih, dan kedua geng yang mereka ketuai menjadi akur dan damai. Tamat," icap Nathan selaku narator di drama tersebut.
"Guys, hari ini latihannya cukup ya, besok jangan lupa sarapan dulu. Besok waktunya kita beraksi di atas panggung!" ucap Raka memberi semangat.
🍦🍦🍦
"Astaga, Sa! Gue masih baper gara-gara drama tadi," ucap Veve pada Sasa, mereka sedang mengobrol lewat video call.
"Udahan kali bapernya!"
"Nggak bisa, harusnya Rey berubah waktu selesai drama aja, jadi gue gak baper gini. Apalagi sikapnya itu loh, Sa! Manis banget astaga!"
"Yaiyalah manis, kan emang tuntutan peran. Udah kali, Ve. Jangan baper mulu."
"Lo itu kenapa sih, Sa. Gue lagi seneng malah lo buat jatuh," ucap Veve kesal.
"Ya gimana gak kesel! Lo malem-malem kayak gini hubungin gue cuman mau ngomong kalau lo lagi baper? Astaga, Ve. Itu gak penting-penting amat! Gue kira lo kenapa kok jam segini ngehubungin gue!"
Veve memandang jam dinding di kamarnya lalu nyengir lebar ke arah ponselnya. "Hehe, sorry, Sa. Gegara baper jadi lupa waktu."
"Udah ah, gue mau lanjut tidur, bye maximal!" ucap Sasa sebal membuat Veve terkekeh geli.
Video call diputuskan sepihak oleh Sasa. Veve pun memutuskan tidur.
🍦🍦🍦
Kelopak mata Veve terbuka dari tidurnya, ia sudah bangun, tapi ia masih enggan beranjak dari tempat tidurnya.
Ia menguap lebar. "Hari ini bakalan gue peringati sebagai hari baper ala Veve."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Cream Prince ✓
Teen FictionMana yang akan kamu pilih? Orang yang mencintaimu atau orang yang kamu cintai? Terkadang Tuhan hanya menakdirkan untuk bertemu namun tidak untuk bersatu. Veve menyukai Rey, seorang cowok yang dingin dan cuek, namun perlakuannya manis bagaikan es kr...