Yoongi Pov
Warna jingga awan mulai mendominasi angkasa. Sebentar lagi tugas matahari akan digantikan oleh sang rembulan. Suasana sore ini cukup cerah. Aku memandangi gedung - gedung pencakar langit yang menjulang tinggi dari balik jendela. Tidak jauh berbeda dengan di Korea.
Hari yang melelahkan untuk mengawali kuliahku di sini. Ini baru hari pertama, bagaimana dengan hari selanjutnya? Dengan menyebarnya berita kepindahanku di internet, itu melengkapi semuanya.
"Apa yang kau pikirkan, Yoongi-ya?" tegur Kim ahjussi.
"Gwaenchana, ahjussi. Bukan apa - apa."
"Kalau begitu, jangan banyak melamun, ne?"
"Ne, ahjussi."
Kim ahjussi, dia selalu tahu jika aku sedang banyak pikiran dan gelisah. Jernihkan pikiranmu Min Yoongi! Jalani saja semuanya dengan kepala dingin. Aku memijit pelipisku. Menghilangkan beban yang kutanggung sendiri untuk sejenak. Aku perlu refreshing.
Akhirnya! Aku sampai di gedung apartementku. Kim ahjussi langsung menyetir masuk menuju basement. Aku bisa saja turun di depan gedung apartement ini, tapi itu terlalu beresiko. Ini antisipasi untuk menghindari keramaian yang mungkin terjadi. Jangan sampai ada yang tahu aku tinggal di sini. Aku bersiap turun dan memasang masker hitam di wajahku.
"Kamsahamnida, ahjussi. Annyeong."
"Ne. Hati - hati eoh?"
Aku menganggukkan kepalaku dan berlari kecil menuju tangga. Belum sempat aku menginjakkan kakiku ke anak tangga, Kim ahjussi memanggilku.
"Yoongi-ya!"
"Wae, ahjussi?"
"Ponselmu tertinggal," kata Kim ahjussi. Ia menyerahkan ponsel berwarna putih itu kepadaku.
"Ini bukan ponselku, ahjussi."
"Lalu? Apa ponsel ini milik temanmu tadi?"
"Mungkin. Aku akan mengembalikannya nanti. Kamsahamnida, ahjussi."
"Ne. Kalau begitu ini, kau bawa saja kunci mobilnya. Aku akan jalan kaki dari sini."
"Apa tidak apa - apa, ahjussi?"
"Aniyo, sudahlah cepat kau ke apartementmu. Hari sudah semakin gelap."
Aku mengangguk dan langsung bergegas pergi. Saat aku sampai di lantai satu, aku langsung menuju lift dan menekan tombol. Pintu lift terbuka. Beruntungnya hanya ada aku di lift ini. Apartementku ada di lantai 4.
Ting~
Aku keluar dari lift dan langsung bergegas menuju apartement no. 251. Jemariku langsung memasukkan password dan pintu pun terbuka. Sepi. Tentu saja! Dasar bodoh! Kau tinggal disini sendiri. Bukan bersama 6 namja itu. Setidaknya di sini hidupku tenang untuk sementara.
Aku merebahkan tubuhku di sofa. Ah, nyamannya. Aku teringat dengan ponsel tadi. Kuambil ponsel tadi dari saku celanaku. Kuhidupkan ponselnya dan ternyata ponselnya tidak menggunakan screenlock. Aku menggeser layarnya ke samping dan langsung terbuka. Begitu aku membukanya, ponsel itu menampilkan wallpaper foto Yoora. Dia cantik. Aku mengakui hal itu. Sudahlah! Sudah cukup melihat - lihatnya. Ini privasi orang. Kau harus menghargainya, Yoongi-ya.
Aku meletakkan ponsel itu di meja dan beranjak masuk ke kamar mandi."Akan kukembalikan ponsel ini nanti."
=====||=====
Aku menghela napas. Segar sekali rasanya. Aku mengeringkan rambutku yang masih basah dengan handuk yang melingkar di leherku. Ponselku berdering. Siapa yang menghubungiku? Aku menghampiri ponselku yang ada di meja kecil dekat tempat tidur. Aish! Ternyata anak - anak itu. Mereka mengajakku untuk video call.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected [END]
FanfictionIdola. Satu kata yang mendeskripsikan sosok yang sangat dikagumi dan mungkin dijadikan panutan untuk beberapa orang tertentu. Kau mungkin akan melakukan apa saja untuk bertemu dengannya. Lalu, apa yang akan kau lakukan jika kau sudah bertemu dengann...