Chapter 22

264 45 13
                                    

Yoora Pov

"Sedang apa kau di sini?" teriak seseorang.

Tanganku menutup berkas yang kugenggam.

Aku membalikkan tubuhku dan menatap sosok yang ada dibalik ini semua. Sosok yang kupercaya selama ini. Raut khawatir yang dia pasang semakin memperjelas perbuatannya.

"Ahjumma..."

"... tolong jelaskan padaku maksud berkas ini." Aku mengangkat berkas itu setinggi bahuku.

"Kau lancang sekali masuk ke kamar ahjumma tanpa izin," katanya marah.

"Jangan mengalihkan pembicaraan, ahjumma. Sekarang katakan padaku apa yang tertulis di sini benar adanya?"

"Dengarkan penjelasan ahjumma dulu Yoora--"

"Jangan panggil aku dengan nama itu! Kenapa kau tega melakukan hal ini, ahjumma? Dan kenapa kau menyembunyikan fakta bahwa eomma-ku masih hidup? Wae?" teriakku keras.

Choi ahjumma terpaku. Dia membenarkan posisi kacamatanya.

"Ini semua kulakukan untuk melindungimu. Aku mengganti namamu dan menyembunyikan fakta kalau eomma-mu masih hidup karena aku kecewa padanya," katanya tenang.

"Mwo? Memang apa yang dilakukan oleh eomma, ahjumma? Sampai-sampai kau melakukan semua ini." Aku menatapnya tak mengerti.

"Melihat kau dan kakakmu kecelakaan parah dulu, Eomma-mu selalu menyalahkan Appa-mu karena tak bisa menjaga kakakmu. Karena dia sangat menyayangi kakakmu. Mereka berdua sering berdebat saat kalian berdua koma. Saling menyalahkan dan memaki. Eomma dan appa-mu memilih untuk berpisah. Dan hak asuh anak atas dirimu diberikan oleh appa-mu. Jadi, appa-mu memindahkanmu ke Indonesia untuk kau memulai hidup baru dengan ingatan yang baru. Eomma-mu? Dia mendapat hak asuh atas kakakmu. Aku kecewa pada eomma-mu karena dia lebih memilih kakakmu daripada kau."

"Sebenarnya apa maksudmu, ahjumma? Kakak? Sejak kapan aku memiliki kakak?"

"Cih. Sudah kubilang kau itu tak tahu apa-apa. Kau tahu bagaimana kau bisa lupa ingatan? Itu semua karena kakakmu, bukan karena salah appa-mu. Dia penyebab kau masuk rumah sakit dan koma selama berminggu-minggu. Dengan segala alat-alat yang dipasang ditubuhmu. Sampai kau divonis amnesia permanen. Begitu aku tahu kakakmu penyebab kau amnesia, aku membencinya. Karena kau adalah keponakan kesayanganku."

"Sebenarnya siapa yang kau maksud ahjumma?" tanyaku tak mengerti.

"Min Yoongi. Namja sialan yang membuatmu terluka. Dia adalah kakak kandungmu," ungkap ahjumma.

Aku menjatuhkan dokumen yang kupegang, "Itu tidak mungkin. Ahjumma pasti sedang bercanda."

"Sekarang kau sudah tahu semuanya. Min Yoongi, namja yang sering kau bela itu adalah oppa-mu. Aku mengganti namamu agar dia tak bisa mencarimu. Tapi apa? Dia cukup pintar juga. Aku sama sekali tak menduga jika dia bisa mencarimu sampai di sini."

"Yoongi sunbae tidak mungkin menjadi penyebab kecelakaanku. Kau pasti berbohong padaku, ahjumma."

"Terserah padamu kau ingin percaya atau tidak. Tapi memang begitulah kenyataannya."

"Aku tidak percaya padamu, ahjumma. Aku... aku benci padamu," aku langsung berlari melewatinya.

"Yak! Mau kemana kau?"

Aku tak percaya semua ini. Mana mungkin Yoongi sunbae adalah kakakku.

Aku berlari keluar dari rumah Choi ahjumma. Aku mengunci pintu depan agar ahjumma tak bisa mengejarku.

Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang