Yoora Pov
"Ah iya, berapa nomor teleponmu?"
Aku membulatkan mataku. Tak percaya apa yang telah dikatakannya barusan.
"Mwo?" tanyaku lagi.
"Berapa nomor telepon anda Choi Yoora? Kurang jelas? Atau aku harus mengulanginya lagi untuk ketiga kalinya?" ujarnya.
"T-tapi, untuk apa?"
"Kau ingat kata Song ssaem? Kau harus membantuku untuk memahami bahasa kalian selama aku kuliah di sini. Jadi, aku harus punya sarana untuk menghubungimu."
Oh my god! Tuhan, apakah ini mimpi? Jika iya tolong jangan bangunkan aku. Biarkan tetap seperti ini.
Yoongi sunbae memberikan ponselnya padaku. Sesuai permintaannya, aku mengetikkan nomor teleponku di sana. Save.
"Ini, sunbae."
Aku menyerahkan ponsel bermerk iPhone 7 matte black-nya.
"Gomawo. Aku akan menghubungimu nanti saat aku sampai di apartement. Annyeong."
"Annyeong."
Dia langsung pergi begitu saja setelah melambaikan tangannya padaku. Jantungku berdegub. Pipiku mulai memerah.
"Appa, anakmu bisa gila kapan saja."
Aku tertawa. Menertawai diriku sendiri. Aku kembali mengunci pintu. Sudah larut. Sebaiknya aku cepat tidur.
Sebelumnya, aku membereskan meja makan dan meletakkan piring dan gelas ke wastafel di dapur. Setelah yakin semua beres, aku bergerak menuju kamar.
"Omo, hari yang melelahkan."
Aku merebahkan diriku di kasur empuk milikku. Melepas penat, pastinya.
Ting~
Ponselku berbunyi. Aku meraih ponselku yang ada di atas kasur. Ada notifikasi pesan masuk. Dari nomor tak dikenal.
From: +628xxxxxxxxxx
Ini nomor teleponku. Jangan lupa untuk menyimpannya. Dan ya, aku sudah sampai di apartementku. Jadi, jangan khawatir.To: +628xxxxxxxxxx
Ne, sunbae. Aku akan menyimpannya.Dia sudah sampai. Syukurlah. Tak terjadi apa-apa dengannya.
Aku meletakkan ponselku di meja. Lebih baik aku tidur. Aku memejamkan mataku. Bersiap menyelam ke alam mimpi.=====||=====
Kring...Kring...Kring
Suara nyaring itu. Tanganku meraba-raba meja. Mencoba meraih benda terkutuk itu. Berani-beraninya mengganggu tidurku. Aku menekan tombol off dengan mata masih tertutup.
"Aish, memangnya sudah pagi?"
Aku mengucek kedua mataku. Mencoba menyesuaikan penglihatanku dengan cahaya.
"Omo! Pukul 6 pagi! Gila! Aku akan terlambat."
Kuliah mulai pukul 08.00. Tapi, perjalanan menuju ke sana yang memakan banyak waktu, karena aku hanya naik angkutan umum. Aku cepat-cepat bangun dari ranjangku. Aku menyambar handuk dan langsung melakukan ritualku. Mandi.
Butuh waktu 30 menit untukku mandi. Bukan berlebihan, aku memang dari dulu paling lama menghabiskan waktu di kamar mandi. Bagiku, mandi adalah kegiatan yang menyenangkan. Terutama berendam. Sangat menenangkan rasanya.
"Aku rasa cukup berendamnya. Aku akan semakin terlambat."
Skip~
Aku meletakkan telunjukku di dagu. Berpikir keras. Sudah 10 menit aku berdiri di sini. Memandangi objek yang ada di depanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected [END]
FanfictionIdola. Satu kata yang mendeskripsikan sosok yang sangat dikagumi dan mungkin dijadikan panutan untuk beberapa orang tertentu. Kau mungkin akan melakukan apa saja untuk bertemu dengannya. Lalu, apa yang akan kau lakukan jika kau sudah bertemu dengann...