Yoora Pov
"Aku ingin kau mengawasi dua anak itu."
Anak itu? Apa maksud ahjumma adalah...
"Maksud ahjumma adalah Yoora dan anak pindahan dari Korea itu..."
"...kau kenal mereka berdua, kan?" sambungnya.
Deg.
"Iya, bagaimana? Kau bisa, kan?"
"Kenapa ahjumma sampai berbuat seperti ini?" batinku.
"Itu tak menjadi masalah. Aku akan membayar jasamu."
Aku menitikkan air mataku. Aku menggigit bibir bawahku agar tak sampai terisak. Aku ingin mendengar pembicaraan Choi ahjumma selanjutnya.
"Baiklah. Beritahu ahjumma jika ada informasi tentang dua anak itu."
"Terima kasih. Aku percayakan padamu," kata ahjumma lagi.
Ahjumma menutup panggilannya. Entah dengan siapa dia berbicara tadi. Aku melangkah perlahan ke arahnya.
"A-ahjumma," kataku gemetar.
Ahjumma langsung menolehkan kepalanya. Wajahnya sontak terkejut.
"Apa yang kau lakukan di..."
"Apa yang ahjumma lakukan?" potongku cepat.
"Apa yang kulakukan? Apa maksudmu? Ahjumma tak mengerti." elaknya.
"Tak perlu pura-pura, ahjumma. Aku mendengar perbincangan ahjumma barusan, lalu..."
"...kenapa ahjumma melakukan itu? Menyuruh seseorang untuk mengawasiku dengan Yoongi sunbae. Apa dengan melarangku menjauhinya belum cukup?" kataku pelan.
Aku tak dapat menahan isakan tangisku. Tangisku pecah.
Choi ahjumma hanya diam. Tak berniat sedikit pun menjawab perkataanku.
"JAWAB AKU AHJUMMA! AKU LELAH KAU TERUS MENEKANKU. APA KAU TAK TAHU PERASAANKU SAAT INI?" bentakku.
"Ini semua untuk kebaikanmu," jawab ahjumma singkat.
"Mwo? Kebaikanku? Berhentilah bersikap egois, ahjumma. Lagipula aku tak ada hubungan apapun dengan Yoongi sunbae. Kenapa ahjumma tak mau mengerti?"
"KAU YANG HARUS MENGERTI! BISAKAH KAU TURUTI KATA AHJUMMA? JANGAN MEMBANTAH! KALAU KAU MASIH INGIN DEKAT-DEKAT DENGAN NAMJA ITU, KELUARLAH DARI RUMAH INI!" kata ahjumma cepat.
Aku yang awalnya menunduk langsung mendongakkan kepalaku. Aku benar-benar tak percaya apa yang ahjumma katakan. Ahjumma yang dulu telah berubah.
"Geurae, kalau itu kemauan ahjumma. Aku akan keluar dari rumah ini."
Aku langsung naik ke kamarku. Mengemasi semua barang-barangku dan memasukkannya ke koper. Setelah selesai aku langsung menyeret dua koper itu.
"Yak, kau pikir kau mau kemana?" tanya ahjumma keras saat aku turun dengan menenteng dua koperku.
"Bukannya ini kemauan ahjumma? Ahjumma menyuruhku keluar dari rumah ini, kan?" jawabku sinis.
Aku langsung keluar rumah dan membanting keras pintu. Aku melangkah keluar kompleks lalu menuju halte bus.
Aku menyeka air mata yang terus mengalir di pipiku. Hah! Apa yang harus kulakukan?
Aku langsung menghubungi nomor Ines.
Nomor yang anda tuju sedang sibuk. Cobalah beberapa saat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unexpected [END]
FanfictionIdola. Satu kata yang mendeskripsikan sosok yang sangat dikagumi dan mungkin dijadikan panutan untuk beberapa orang tertentu. Kau mungkin akan melakukan apa saja untuk bertemu dengannya. Lalu, apa yang akan kau lakukan jika kau sudah bertemu dengann...