Chapter 17

250 49 6
                                    

Jungkook Pov

"Ada yang ingin kutanyakan padamu, noona," kataku serius.

"Tentu. Tanyakan saja," jawabnya.

"Apa nama aslimu memang Choi Yoora?"

Dia menghentikan aktivitasnya. Lalu menatapku intens.

"Eum, kurasa begitu."

"Kau yakin, noona?"

"Ne. Kenapa kau tanya seperti itu?"

"Ani. Aku hanya bertanya," ucapku sembari tersenyum.

"Ah, begitu."

"Apa kau sudah lama menjadi ARMY, noona?" ucapku mengalihkan pembicaraan.

"Eoh? Sekitar 1,5 tahun yang lalu. Aku bahkan melihat konser kalian tahun 2015 lalu."

"Jjinja?"

"Ne. Aku sangat menyukai suaramu," ucapnya sambil melirikku.

"Kau berlebihan, noona," elakku.

"Itu benar. Suaramu memang keren."

"Kalau begitu, bagaimana kalau kapan-kapan kita duet?" ajakku.

"Really?"

"Yes, of course," ucapku.

"Baiklah. Belajarlah bahasa inggris yang giat. Okay?" ujarnya sambil tertawa.

"Baiklah. Aku akan melakukan itu, noona. Ngomong-ngomong siapa biasmu?"

"Apa aku harus menjawabnya?"

"Ne," kataku semangat.

"Akan kuberitahu, tapi jangan kau katakan pada member yang lain? Janji?"

"Aku janji tak akan memberitahu mereka."

"Biasku adalah..."

"Siapa? Cepat beritahu aku, noona," kataku tak sabar.

"...rahasia."

"Kau curang, noona."

"Biar saja," ujarnya sambil tertawa.

"Ya sudahlah. Aku tak akan memaksamu untuk memberitahuku, noona. Tapi, suatu saat nanti aku pasti tahu siapa orang itu."

"Terserah kau sajalah. Ah iya, bagaimana dengan promosi lagu baru kalian?"

"Berjalan dengan lancar. Album kami terjual habis."

"Jjinja? Kalian hebat," katanya sambil memasukkan sayuran ke dalam panci.

"Gomawo, noona."

"Tapi, kenapa kau cepat sekali akrab denganku?"

"Memangnya kenapa? Apa tidak boleh?" tanyaku heran.

"Bukan seperti itu. Hanya kesan pertama kita bertemu walau tak secara langsung, kau hanya menatapku dan tak berbicara padaku seperti member lain. Kukira kau tidak suka denganku. Kau ingat? Saat kita video call waktu itu," jelasnya.

Aku terdiam. Ternyata dia menyadarinya. Memang aku hanya menatapnya dan tak mengobrol dengannya waktu itu. Tapi, bukan karena hal itu.

"Ah, waktu itu. Bukan maksudku untuk tak melakukan hal itu, noona. Mian, jika itu membuatmu tak nyaman."

"Tak apa-apa. Lagipula aku hanya bertanya. Sudahlah, lupakan saja."

Aku tersenyum simpul ke arahnya. Dia melanjutkan aktivitasnya. Sepertinya sup yang dibuatnya sudah hampir matang. Aromanya sangat enak.

Unexpected [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang