Part 7

5.5K 301 1
                                    

"Assalamu alaikum" ucapku pelan tapi dapat terdengar oleh ayah dan tamu ayah itu, "Wa alaikum salam" balas ayah dan tamu itu kompak, dan akupun masuk kedalam rumah langsung menuju kamar tanpa menoleh siapa tamu ayah itu.

"Kirana cepat keluar kamar terus kesini "teriak ibu dari luar ,"iya bu sebentar"jawabku, akupun keluar menuju tempat asal suara ibu. Ternyata diruang tamu ibu ayah dan....... Bang Izwhan ,kejutku ternyata tamu ayah itu adalah bang izwhan.  bang Izwhan memberiku sebuah senyum yang sukses membuatku detak jantungku melompat-lompat, "Dek,abang kesini mau jelasin semuanya adek salah paham"  ucap lembut bang Izwhan, "iya kirana ayah sudah tahu masalah kalian dan Izwhan sudah menjelaskan semuanya dan ada satu hal penting makanya dia sampai kesini walaupun sebenarnya dia lagi kena piket" ucap ayah yang membuatku lebih terkejut, "ma...maksudnya yah?" tanyaku dengan ekspresi kebingungan, "biar nak Izwhan yang menjelaskan" sambung ibu yang membuatku lebih penuh keheranan.
"Hmmm...begini dek kirana kemarin itu dek kirana salah paham,yang terima telepon adek itu bukan pacar abang,kemarin itu bang izwhan sengaja ke tukang jahit kebetulan penjahitnya itu ibu persit,istri senior abang, tapi tiba-tiba ada panggilan dari HT untuk abang jadi abang buru-buru untuk merapat ikut perintah sampai ponsel abang ketinggalan dan ternyata adek nelfon dan yang angkat ibu itu, sampai adek salah paham coba adek tanya dulu dia siapanya abang biar adek tidak salah paham kan" penjelasan bang izwhan yang penuh ketulusan saat ku tatap matanya, "duhh bodoh kamu kirana salah paham sampai begini" gumamku,namun aku tetap memandang bang izwhan tanpa sepatah kata,"Dek, abang minta maaf yah?" sambil menyatukan kedua telapak tangan bang izwhan dan letakkan didepan dada," ii..iya bang,ini hanya salah paham yah, ya sudah lupakan saja" ucapku dengan wajah yang hampir pucat melihat sikap bang izwhan yang terlihat tulus dan juga disaksikan oleh ayah dan ibu.
"Oh iya,katanya ada yang penting selain ini kata ayah tadi,apa itu?" tanyaku sambil menatap wajah mereka bergantian, " Ayah juga belum tau" jawab ayah sambil menatap bang izwhan, "begini sebenarnya saya kesini ingin menghadap pada bapak" ucap bang izwhan yang membuatku mengernyitkan kening, lalu bang Izwhan tiba-tiba berdiri dari duduknya dan......"ijin, saya Serda Izwhan Abriansyah, ingin meminta Izin meminang putri bapak" ucap bang izwhan dengan suara tegas dan sikap siapnya, namun "PLAKKK"  tamparan Ayah mendarat dipipi bang Izwhan aku dan ibu spontan ikut berdiri,"yah .....ja.." ucap ibu yang terpotong karena ayah menatapnya, sedangkan aku tidak bisa berkata-kata,hanya jantungku yang terus berdetak secara abnormal, "Kamu itu ngarang... anak saya masih kuliah,dan kamu lihat pangkat kamu masih serda sudah mau nikah, kamu mau melanggar,harusnya kamu berfikir dulu, jangan hanya karena seorang perempuan kamu mau hancurkan karirmu" ucap ayah dengan suara lantang yang membuat jantungku serasa ditikam, tiba-tiba bang Izwhan rebah dari posisi berdirinya dan kini dia bertekuk didepan Ayah,,"maaf Ndan..mungkin saya salah kata tapi izinkan saya menyayangi dan mencintai anak komandan dan izinkan saya memilih dia menjadi calon persit saya,menjadi calon istri saya, saya janji tidak akan membuat air matanya menetes sedikitpun dan saya akan menjaga dia seperti saya menjaga negara ini bahkan saya bersumpah untuk selalu membahagiakannya" ucap bang izwhan yang membuatku tiba-tiba mengeluarkan cairan bening dari mataku dan perlahan mengalir ke pipiku terharu akan perlakuan bang izwhan yang penuh harap dan ada ketulusan disana, dan ibu hanya tertegun memandang bang izwhan.
Ayah lalu membungkuk menatap bang Izwhan dan....aku menutup mata tidak mau melihat apa yang dilakukan ayah,jantungku serasa melompat-lompat dan mungkin sekarang aku menjadi pasien hipertensi, "berdiri kamu,mana wibawamu sebagai tentara jangan seperti ini karena perempuan,akupun pernah muda kita bisa bicara dari hati ke hati" ucap ayah yang terdengar lebih lembut dan penuh kasih membuatku membuka mata dan kulihat ayah yang memegang bahu bang Izwhan seraya menyuruhnya berdiri, "Nak Izwhan betul sayang sama kirana?" tanya ibu saat bang Izwhan kembali duduk, membuatku hanya bisa memandangi bang Izwhan ada ketulusan disana saat kutatap matanya, "iya bu sangat serius aku sayang sama kirana dan aku juga serius dengan perkataanku tadi, aku tidak mau memacari kirana lalu hanya sekedar memacari sebagai status yang belum tentu tujuannya itu, makanya aku minta izin kepada ibu dan bapak biarkan saya memilih kirana sebagai calon pendampingku " ucap bang Izwhan sambil menoleh ke arahku  yang masih terdiam belum menyadari kalau ini benar-benar terjadi, laki-laki yang membuatku berdebar-debar dengan hanya memikirkankanya kini menghadap pada kedua orang tuaku meminta izin untuk memilihku sebagai calon pendampingnya, "baiklah, sebagai ayah kirana aku tidak punya hak untuk itu biarkan kirana menjawabnya, namun sebagai ayah berhak memberimu peringatan kalau kamu sampai ingkar terhadap semua perkataanmu maka akan kuberi kamu hukuman bukan antara senior dan junior tapi antara seorang ayah dan seseorang yang menyakiti anaknya dan satu lagi jangan cuma kamu yang menghadap ke orang tua kiranan bawa juga kirana ke orang tuamu,bisa dimengerti ini!" ucap ayah tegas ,"Siap bisa!!!" ucap bang Izwhan lebih tegas, kalau ibu bagaimana?" ,"kalau ibu teragantung kirana, sebagai seorang ibu kebahagiaan anaknya yang utama apapun itu asalkan anaknya bahagia dan berada dijalan yang benar ibu pasti iya-iya saja" jawab ibu sambil menoleh padaku, "Dek...bagiamana?" panggil Bang Izwan dengan lembut,dan aku masih terdiam," Dek,kenapa diam, ini perasaan Abang yang sebenarnya" ucap bang Izwan lagi ,seketika hatiku bergetar, dan tetap masih terdiam, sedangkan ibu dan ayah hanya menatapku seakan memang semuanya tergantung padaku,, "mmmm , iya " jawabku pelan dan sedikit bergetar ,kupandangi wajah bang Izwhan sudah ada senyum yang terlukis disana ,"mmm bu ayah, apa boleh..?" tanyaku kembali pada ayah dan ibu, mereka hanya membalasnya dengan senyum, dan aku kembali memandang bang Izwhan dan hanya senyum yang kuberi dan bang Izwhan cukup mengerti dengan jawaban itu, iya dia cukup mengerti dengan perasaanku yang sama dengannya, dan semenjak hari itu hubunganku dengan bang Izwhan menjadi lebih dekat, jika ada hubungan yang lebih nyaman dan indah daripada pacaran, kami berdua berada disitu.
...........

Dipenghujung penantiankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang