Part 14

3.7K 330 29
                                    

"Kirana......tunggu" terdengar teriakan Dokter Galih, tapi aku tidak sedikitpun menoleh, hingga aku masuk kedalam sebuah mobil Taxi, yang ku minta mengantarkan aku kembali ke asrama RST.

....................
"Kirana..bangun" terdengar suara Ayu yang menyadarkanku dari dunia mimpiku, ya setelah sampi di Asrama entahlah rasanya aku begitu lelah hingga aku langsung tertidur.

"Mmmmm....kamu ngapain sihh itu" tanyaku sambil mengucek-ngucek mataku untuk memperjelas pandanganku, namun ku dapati Ayu sedang berkemas memasukkan semua barangnya kedalam koper dan tas besar

"kamu itu Amnesia yah, besok kita udah penarikan, ya selesai penarikan aku langsung pulang lah,cepat bereskan barangmu juga "

Yah aku baru ingat besok kami tidak berdinas lagi tapi hanya akan upacara penarikan yang artinya masa praktek kami di RST telah selesai, aku pun ikut bergegas ikut berkemas agar besok bisa langsung pulang, tidak sabar rasanya ingin bertemu ayah dan ibu dan kembali tidur dikamarku kesayanganku.
................

"Terima kasih atas partisipasi selama berdinas di RST, selamat kembali bergelut dengan tugas dari kampus masing-masing kami bangga telah memiliki kalian di RST,semoga di lain waktu kita bisa bekerja sama lagi"
Ucapan penutup Kepala RST yang mengakhiri kegiatan penarikan seluruh mahasiswa praktek di RST yang dibalas dengan tepuk tangan riuh penuh kebanggaan dari para peserta praktek.
Setelah selsai aku dan ayu kembali ke asrama untuk mengambil barang-barang kami dan langsung meluncur ke rumah tercinta. Ku ambil ponselku kucari daftar nama "Ayah" di daftar kontak tapi setelah ketemu aku menyimpan kembali ponselku didalam tas, "kasih suprice ajah deh" gumamku.

...................
Aku berjalan menyusuri halaman RST dengan sebuah koper yang kuseret ditangan kananku,hingga sampai digerbang aku menoleh kembali memperhatikan gedung putih berpadu hijau kususuri dengan pandangan setiap sudut bangunan itu, begitu banyak kenangan yang ku ukir ditempat ini mulai dari aku belajar mandiri,bekerja sama, hingga ditempat ini aku memulai kisahku dengan bang Izwhan aku melewati hari-hari bahagia dengannya hingga kami harus dipisahkan karena kehendaNya dan aku pun melewati hari-hariku yang penuh luka ditempat ini, dan tepat ditempat aku berdiri disinilah batas bang Izwhan mengantarku setelah kita makan malam diluar, aku sungguh merindukan masa-masa itu yang akan sangat mustahil untuk terulang,tanpa sadar bulir-bulir bening penuh rasa rindu itu keluar tanpa aku minta membasahi pipiku.
Ppipppp..ppippp sebuah deru klakson mobil membuayarkan lamunanku, aku segera menghapus sisa-sisa tangisanku, seseorang turun dari mobil itu aku perhatikan karena turun tepat didepanku

"Dek kirana" panggilnya dengan senyum yang mereka, ternyata dia bang Guntur suami mbak Amel dan kakak ipar dari Aruna

"Eh bang Guntur"

"Loh, kok banyak banget bawaannya dek" ucap bang Guntur sambil menatap koper yang menemaniku dari tadi

"Mm iya bang Guntur, hari ini aku sudah selesai praktek disini,dan sekarang aku mau pulang kerumah bang"

"Terus siapa yang jemput?"

" Gak ada,sengaja gak minta jemput soalnya mau kasih kejutan untuk ayah dan ibu, terus bang Guntur kesini mau ngapain?"

"Mau jemput dek Kirana hari ini syukuran anak abang"

Aku hanya terdiam karena hari ini aku ingin pulang kerumah rindu sekali dengan Ayah dan Ibu tapi aku juga sudah janji dengan mbak Amel dan bang Guntur akan hadir di acara syukuran anaknya.

"Kalau begitu biar abang saja yang antar dek Kirana ke rumah, terus pamit sama orang tua adek" saran bang Guntur yang ku balas dengan anggukan.
Aku pun bersama bang Guntur menuju rumah, didalam perjalanan hanya percakapan petunjuk jalan menuju rumah yang terjadi.
.................
Ku langkahkan kakiku saat tiba  dihalaman rumah, istana yang sangat kurindukan.
"Assalamu alaikum" ucapku saat berdiri didepan pintu rumah yang terbuka

Dipenghujung penantiankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang