Part 11

4K 313 19
                                    

Sebelum sampai ke ruang bersalin aku dan suami bu amel, ke loket pendaftaran terlebih dahulu.

"Siapa nama bapak?" tanya petugas pendaftaran
"Guntur arsyad" jawabnya

"Nama lengkap istri bapak?"

"Amel biantara"
Berbagai pertanyaan dilontarkan untuk  menyelesaikan pendaftaran.

.................

"Ya terus bu...tarik nafas ya bu amel pintar sekali, sedikit lagi bu ayo bu"
Aku menyemangati bu Amel saat puncak kepala bayinya sudah nampak

"Uh...uh...hhh "hanya nafas bu amel yang terdengar ngos-ngosan

"Ya tarik nafas bu, ya sedikit lagi...bu"

"Ayah...sakit...." bu amel menjerit

"Oe..ooe....ooee.." suara malaikat kecil yang baru lahir pecah dalam kamar bersalin itu.

"Alhamdulillah, perempuan dia sehat dan tidak kurang satu apapun" ucapku seraya memberikan bayi itu kepada ibunya.

............
"Kirana....." teriak seseorang saat aku keluar dari ruangan bersalin, aku menoleh ternyata Ayu pemilik suara itu, "ya..."jawabku datar

"Makan siang bareng yuk" ucap ayu saat telah berada disampingku

"Ya sudah ayo"jawabku lalu berjalan dengan ayu.
"Kita makan dimana?" tanya seseorang yang suaranya bukan suaraku ataupun ayu,Tapi...
Dokter Galih, yahh Dokter Galih entahlah dari mana dia tiba-tiba berjalan diantara aku dan ayu.

"Kita makan dikantin RST ajah" usul ayu, dan aku hanya mengangguk ,dan Dokter Galih hanya ikut saja.

...............
Kami telah berada dikantin, kami memesan masing-masing makanan kami, dan setelah makanan datang kami pun langsung melahapnya.

"Kirana....besok libur kan, kamu  nonton sama aku yah" ucap Dokter Galih, ditengah suasana makan.

"Maaf Dok..aku tidak bisa" jawabku datar namun tetap sopan

"Kenapa?" tanya Dokter Galih

"Aku mau istirahat, oh yah aku duluan yah ,aku mau lihat pasien nifas ku dulu" ucapku seraya berdiri

"Loh, kir..kok cepat..." ayu berusaha mencegah

"Tunggu Kirana, kalau kamu pergi karena aku ,biar aku saja yang pergi" ucap Dokter Galih lalu berlalu...

"Maaf kirana..."ucapnya lagi ,disertai senyum tanda persahabatannya
.............
"Mmmm Kirana, kamu kenapa sihh, Dingin sekali sama Dokter Galih?" tanya Ayu saat kami berjalan kembali menuju ruang Nifas

"Aku bukannya Dingin, hanya....." aku menghentikan langkahku

"Kirana..." rengek Ayu, tapi aku tahu maksudnya, dia tipe orang yang tidak suka dengan pembicaraan yang gantung

"Hanya..aku tidak mau dia terlalu Baik padaku,kamu tahu aku belum ingin ada laki-laki asing yang masuk dalam hidupku untuk saat ini,aku masih menantikan sosok Bang Izwhan " ucapku lalu berlalu.

Ayu hanya memasang wajah dengan ekspresi mengerti yahh dia cukup mengerti dengan melihatku menangis setiap malam,menangis merindukan Bang Izwhan.

"Kirana...tunggu...sampai kapan kamu harus begini, bang Izwhan sudah tenang disana" teriak ayu dibelakag saat ku tinggal

Aku hanya terus berlalu.

"Yahh aku hanya menunggu sosok seperti Bang Izwhan, mungkin itu Mustahil Tapi menunggunya itu suatu kepastian seperti  aku menunggu matahari dikala Pagi, meskipun aku harus kala dengan pagi yang sudah sering bertemu dengan matahari lebih dulu tapi aku yakin, masa itu akan datang" gumamku dalam hati,dan tanpa terasa butiran jernih dari mataku meluncur keluar.

Dipenghujung penantiankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang