Part 8

6K 314 10
                                    

Setelah makan malam kami langsung pulang, tapi tiba-tiba hujan turun dan kami memutuskan berteduh didepan tempat ini sambil menunggu hujan redah, "hujannya deras yah bang" kataku sambil memeluk diriku sendiri, sangat menggambarkan kalau aku kedinginan, bang Izwhan hanya membalas dengan seyum yang selalu kukagumi ,tiba-tiba kurasakan sebuah jaket membungkus badanku ternyata bang Izwhan memberikan jaketnya untukku,"sekarang sudah hangat", aku mengangkat kepalaku melihat bang Izwhan yang masih dibelakangku hanya kuberi senyum di iringi  anggukan kecil
"I..L...Y.." bisik lembut bang Izwhan menyebutkan satu persatu huruf itu, aku mengernyitkan dahi "maksudnya?", "I...Love...You.."  bisik bang Izwhan kembali ,Degg!!! Jantungku melompat-lompat, Blush!!! pipiku memerah, aku senyum kegirangan, "Dek, abang sayang sekali sama adek, dan adek harus selalu tahu itu,ada dan tidak adanya abang dihidup adek lagi, perasaan ini akan tetap ada" ucap bang Izwhan sambil membalikkan badanku untuk berhadapan dengannya, "ii..ya aku lebih sayang sama abang" jawabku agak gugup, "tapi abang janji apapun yang terjadi jangan pernah merubah perasaan ini"ucapku lagi, "abang tidak perlu janji, abang hanya akan membuktikan semuanya, tapi adek perlu janji walaupun abang tidak ada lagi adek harus tetap senyum, harus tetap bahagia, karena kenapa karena dunia abang hanya akan indah kalau adek bisa senyum dan bahagia", "iya janji"aku senyum mengangguk malu ada beberapa kata dari kalimat bang Izwhan yang membuatku bingung tapi tidak ingin kutanyakan aku tidak ingin merusak suasana ini, "hujan sudah redah ayo kita pulang", ajak bang Izwhan saat menatap langit yang tidak mengeluarkan cairan beningnya lagi.
...............
Bang Izwhan hanya mengantarku sampai depan gerbang rumah sakit,karena laki-laki tidak boleh masuk di area asrama putri, "ya sudah aku masuk dulu yah bang", "iya dek hati-hati yah", "bang Izwhan juga", "Dek.." panggil bang Izwhan yang membuatku mengernyitkan kening, "iya", "abang sayang adek kirana" lagi-lagi bang Izwhan membuat jantung melompat-lompat,"ihh apa sih bang Izwhan gombal terus"jawabku menyembunyikan rasa maluku, "ihh beneran dek bukan gombal" ucap bang Izwhan terkekeh,tiba-tiba bang Izwhan mendekatkan langkahnya dan kini hanya ada beberapa senti jarak antara aku dan bang Izwhan, "Dek..." panggil bang Izwhan sambil menatap mataku ,manik-manik mata kami bertemu, "Dek..." dan bang Izwhan semakin mendekat, Degg!!! Aku hanya terdiam tanpa kata tapi nafasku berburu sangat cepat, dan bang Izwhan semakin mendekatkan wajahnya ke wajahku ,Degg!!! Aku lalu menutup mataku pasrah ,......"ya sudah masuk sana, sudah malam" ucap bang Izwhan sambil mengelus lembut penuh kasih puncak kepalaku, "loh kok matanya ditutup" bang Izwhan mencubit kecil pipiku yang sudah memerah, aku hanya terdiam "mmm iya aku masuk dulu yah" aku berlari meninggalkan bang Izwhan, dan bang Izwhan hanya terkekeh melihatku, "apa yang kupikirkan tadi" gumamku malu dalam hati.

..............
Hari ini aku libur dinas dihari kamis, dan aku memilih pulang ke rumah sendiri karna pikirku bang Izwhan ataupun bang Yudha tidak bisa mengantarku karena mereka jarang libur kecuali dihari sabtu-minggu.
.......
Aku sampai dirumah, ku lihat seorang anak perempuan berumur 2 tahun sedang bermain dengan ibunya ku pandang mereka lebih dekat...
"Kak widi, aura kapan datang sayang?" teriakku  sambil menggendong keponakanku satu-satunya, kak widi yang menikah dengan seorang tentara namun suaminya tugas di sebuah bataliyon yang jauh dari kota membuat mereka jarang berkunjung kerumah biasanya hanya sekali setahun, " kemarin malam sampainya, kamu libur kok gak bareng abang danrumu?" tanya kak widi menggodaku ternyata ayah dan ibu sudah banyak cerita tentang bang izwhan, "apa sih kak, tidak liburlah dia, oh iya bang Imran mana?" tanyaku mencari kakak iparku seraya mengalihkan pembahasan, "ada didalam" ,"ante lana..macuk ayah" ucap imut keponakanku menyuruhku masuk ke rumah.
..........
Aku,kak widi dan ibu memasak didapur sedangkan ayah dan bang imran main  bareng aura, *Drrt..Drrt ponselku bergetar ada panggilan masuk, dan ternyata bang Yudha, kugeser layar ponselku seraya menjawab panggilan itu.

"Hallo dek, lagi dimana?"

"ini dirumah bang"

"kebetulan dong, soalnya abang telefon ibu tapi tidak diangkat"

Dipenghujung penantiankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang