BAB 5
Alasan
"That's the hardest part of moving on when the other one has already got you out of their life."
🌹
"MAKSUD Abang apa sih? Adel nggak paham." Adel menanyakan apa maksud perkataan Rama tadi yang menurutnya ambigu.
"Del, gue suka sama lo." Empat kata yang mampu membuat perasaan Adel tak karuan, tadi diucapkan begitu saja oleh Rama.
"Adel juga suka sama Abang kalo konteks suka itu suka sebagai kakak. Adel selama ini anggap Bang Rama sebagai abang Adel sendiri. Abang rela ikut pulang sore demi nungguin Adel dijemput dan lain-lain. Tapi kalo konteks suka yang lain, Adel nggak tahu."
"Argh, gue sayang lo, Del." Rama mengulangi dan mengoreksi kalimat yang sebelumnya karena kalimat pertamanya dirasa ambigu.
"Adel juga sayang sama Bang Rama. Tapi sayang antara kakak-adik. Gitu 'kan, Bang?" Adel tersenyum. Senyum menutupi segalanya. Sebut saja kali ini ia pura-pura polos atau apapun itu. Ia tak suka dengan ini semua, ia tak pernah berharap lagi kepada lelaki lain. Rama justru menyatakan sebuah perasaan yang tak dipikirkan sebelumnya.
Rama tersenyum getir. Ia sudah melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan. Bagaimana bisa ia jatuh cinta pada seorang gadis dalam waktu 2 minggu?
Benar adanya Rama pernah menjadi playboy. Punya banyak cewek. Cewek bertebaran dimana-mana. Tapi ia tobat ketika adiknya, Rena, harus merasakan sakitnya berharap. Rena menyukai Alif. Iya Alif, kakak dari Adel.
Tapi apa? Cintanya tak terbalaskan. Alif dan Rena sering jalan bareng layaknya pasangan kekasih. Namun sayang, Alif tak suka berkomitmen. Alif menolak dengan baik-baik. Baik-baik di mata Alif tak baik di mata Rena juga Rama.
Rena dapat menerima jika Alif menolak berkomitmen. Apalah arti berkomitmen bila tak ada rasa cinta? Bukankah lebih baik tanpa komitmen namun keduanya saling menyayangi? Itu yang Rena pikirkan dulu.
Tapi komitmen memanglah penting. Komitmen bukan hanya sekadar mengucapkan bahwa seseorang adalah miliknya atau apapun itu. Tapi menandakan bahwa orang yang berkomitmen memang serius alias tidak main-main dan saling terkait.
Jika saja ada komitmen antara Rena dan Alif, Rena dapat melarang Alif dekat-dekat dengan perempuan lain. Tapi apa haknya? Rena tak punya. Rena tak kuasa.
Alif masih berkeliaran, berganti pasangan jalan. Alif masih sering jalan bersama cewek lain. Gonta-ganti teman jalan setiap harinya. Rena hancur. Ia merasa dipermainkan.
Rena bahkan sampai pindah sekolah karena merasakan sakitnya jika masih berada di sekitar Alif padahal ia baru bersekolah di sekolah barunya selama kurang lebih 6 bulan. Rena yang dulunya satu sekolah dengan Abangnya—Rama—dan juga Alif meminta pindah ke sekolah lain. Dan disetujui oleh kedua orang tua Rena yang tampaknya enggan berdebat dengan anaknya itu. Orang tuanya sesibuk itu.
Itu adalah alasan mengapa Rama ingin menjadikan Adel sebagai 'alat' untuk balas dendam terhadap Alif. Sakit hati Rena adalah sakit hatinya juga. Detik selanjutnya setelah Rama melihat sendiri betapa hancurnya Rena, ia berjanji tidak menyakiti dan mempermainkan hati perempuan. Dan satu janji lagi, ia berjanji akan membalaskan dendamnya terhadap Alif. Dua janji yang saling bertentangan.
Jika Rama akan membalaskan dendamnya, ia harus menyakiti hati seorang perempuan bernama Adel.
Alif yang dulu menjadi sahabat karibnya, kini berubah menjadi musuhnya. Mereka terlibat dalam perang dingin. Alif kekeuh dengan pendiriannya bahwa ia tak menyakiti Rena. Rama pun kekeuh bahwa Alif yang menyakiti adiknya, membuat adiknya hancur. Jika saja Alif tak memberi harapan, ini semua takkan terjadi bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Dia
Teen Fiction[CERITA SUDAH SELESAI] Namanya Atha. Mas Atha, begitu kusebut namanya. Dia adalah lekaki ketiga dalam hidup yang membuatku mulai mengenal dunia, setelah Papa dan Abang tentunya. Bertahun-tahun aku mengenalnya, aku sadar dialah pusat duniaku. Sayangn...