BAB 24

79 6 0
                                    

BAB 24
Kesalahpahaman

"Aku nggak peduli orang mau ngomong apa. Bukannya selama ini kita yang menjalani tanpa ada embel-embel 'orang lain' yang ikut di samping kita?"

🌹

NIAT Adel sih akan go public dengan Atha setelah ia masuk sekolah. Tapi apa? Kepercayaannya pada Atha runtuh seketika. Mungkin bersisa, tapi kalaupun bersisa, hanya sedikiiit!

Adel tidak salah lihat lagi. Gambar lelaki yang dikirimkan oleh Vani dan diakui sebagai pacar oleh Vani adalah Atha. Servadio Adhyastha.

"Namanya Dio, cowok pindahan dari Indo, sama kayak gue. Kami deket beberapa bulan ini, persis sebelum dia ke Indo, dia nembak gue. Sebulan lalu tepatnya. Dia ganteng, baik, penyayang, tipe idaman lah. Tapi sekarang kami LDR. Sedih 'kan?" jelas Vani tadi.

Lalu panggilan dimatikan sepihak oleh Adel.

Tadi ia izin pada Bu Anik untuk ke belakang, bermaksud memastikan pada Vani bahwa orang di foto adalah Atha. Ia tak menanyakan nama lengkap karena lidahnya kelu. Dan Vani dengan panjang lebarnya menceritakan segalanya tentang Dio.

Di foto itu orang yang berdiri di maskot kota Amsterdam dengan jaket tebalnya tak lain tak bukan mirip sekali dengan Atha. Hanya... rambutnya yang sedikit berbeda! Lebih acak-acakan. Mungkin karena tak dicukur oleh Atha sendiri?

Hati Adel sakit? Banget! "Del?"

Adel tersentak, ia yang sedaritadi menunggu kakak dan pacarnya di tribun lapangan sekolah mendongak.

"Hm?"

"Ngelamunin apa?" tanya Alif. Atha ada di sebelahnya. Adel sedang tidak bermimpi bukan?

"Bingung milih ekskul, Adel juga agak pusing nih," jawab Adel sekenanya. Ia pasti tidak bisa berbohong dengan abangnya. Jadilah jawaban itu meluncur indah dari mulutnya. Iya dia bingung memilih eskul karena terlalu banyak yang ingin diikuti, iya dia pusing karena memikirkan Atha.

"Ah? Lo sakit? Gue sebenernya mau ngajak lo ikut rapat klub sepakbola. Mau ngajuin lo jadi manajer. Tapi lo-" Alif berucap, namun dipotong oleh Adel.

"Adel udah nggak minat lagi, Bang."

Alif memutar bola matanya, "'Kan dulu lo udah mengiyakan, Cantik. Sekarang kenapa nggak mau? Lo jadi bisa nunggu pacar lo setiap hari tuh."

"Adel udah kebanyakan ekskul."

"Lah???"

"Adel mau pulang,"

Atha yang sedaritadi diam kini angkat bicara, "Ayo pulang."

"Lo bisa bawa mobil 'kan, Va?" tanya Alif. Atha mengangguk. "Ya udah nih," ucap Alif seraya melemparkan kunci mobilnya pada Atha dan langsung ditangkap dengan sigap oleh Atha. "Kasian kalo Adel naik motor lo. Ntar masuk angin dia. Gue biar bawa motor lo."

"Lah abang pulang kapan emang?" tanya Adel. "Adel biar bareng abang aja."

Ya iyalah Adel jadi bingung sendiri. Niatnya pusing kan agar bisa pulang naik mobil bareng abangnya, bukan Atha. Dasar abang yang nggak peka!

"Gue 'kan mau rapat klub sepakbola. Nah... kalau Atha kan masih baru dan kualitasnya nggak usah diragukan tentang sepakbola. Jadi dia nggak usah ikut nggak pa-pa. Oke? Sana gih pulang." Alif menjelaskan.

Adel menghela napas, "Ya udah."
Alif menerima kunci motor Atha lalu berpamitan pergi untuk rapat awal semester klub sepakbola.

"Ayo pulang," ajak Atha yang melihat Adel masih bergeming di tempat. Adel lantas mengangguk dan berjalan bersama Atha.

Tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang