BAB 23

89 6 0
                                    

BAB 23
First Day and Shocked

"I can't imagine living a happy life without you being a part of it."

🌹

HARI-hari berlalu. Musim liburan telah berakhir. Adel sih jadi bingung sendiri. Satu pertanyaan dengan tanda tanya besar muncul di benaknya.

Kenapa ketika liburan waktu terasa cepet banget? Sedangkan ketika musim sekolah, beuh, lamaaa banget!

Untung saja, liburannya dihabiskan dengan waktu-waktu yang ‘bermanfaat’. Bermanfaat bagi Adel belum tentu bermanfaat bagi orang lain. Liburannya sih memang diisi dengan kegiatan menyegarkan rohani dan jasmani, hingga Adel berani bilang liburannya diisi dengan hari-hari yang bermanfaat. Liburan sekaligus ditembak Atha? Sudah! Dapat penghargaan karena lomba majalah sekolah? Sudah!

Atha ngambek dan bikin pusing tujuh keliling? Adel sih nggak mau lagi, cukup sekali waktu itu. Hiiiks. Ia jadi ingat waktu itu.

Pidato singkat Rama di gedung serbaguna CUKUP menyedot perhatian kawan-kawan dari sesama SMA Sentosa Jaya. Bagi Adel juga beitu. Menurutnya, Rama tuh susah ditebak. Dulu, ketika Adel menganggap Rama hanya teman, Rama menganggap lebih. Lah... Adel lelah jadi cewek cantik.

“Saya pribadi mengucapkan beribu terimakasih pada Adelia, karena dia adalah inspirasi terbesar saya. Terimakasih.”

PRIBADI? MAKSUDNYA DARI RAMA SENDIRI? ATAU GIMANA???

Kata-kata Rama terus terngiang di kepalanya. Batinnya berkecamuk, kayaknya memang harus diluruskan. Ia menoleh ke samping dan Atha... sudah menunjukkan mukanya yang sumpah deh Adel nggak mau lihat lagi. Atha tidak berbicara macam-macam, matanya menatap lurus ke depan—Rama—, tapi hawa dingin mulai menyelimuti Adel.

Toh kalau Adel bicara, ia hanya akan membangunkan singa yang sedang tidur kan? Atha marah? Pertanyaan itu terus ada di dalam benak Adel. Sebelum kehadiran Rama tadi, Atha masih biasa saja. Adel sih menganggap mereka sudah seperti kawan karena pernah bersama di rumah Adel. Kok ya sekarang macam perang dingin lagi? Seperti ketika mereka bertemu pertama kali di stadion.

Jadilah Adel diam saja, hingga kembalinya Rama ke bangku sebelahnya membuyarkannya.

“Gimana? Keren ‘kan?” sapa Rama girang lantas duduk di sebelah Adel. “Tadi difoto nggak? Kirimin gue yaa.”

Adel mengangguk saja, “Iya. Keren bangeet. Nanti Adel kirimin ke Abang.”

“Oke, bentar lagi foto-foto, ya?” kata Rama. Dan Adel hanya mengangguk.

Adel melirik ke samping kanannya, berharap Atha sudah dapat dilelehkan. Tapi nihil. Masih sama saja. Ihhh, Mas Atha kenapa sih?

Sebelum acara benar-benar ditutup, mereka menyempatkan berfoto-foto. Dan salah satu adegan di sini lah yang membuat Atha... cemburu!

Diantara belasan orang dari SMA Sentosa Jaya itu mereka memang tak mengetahui bahwa status Adel yang jomblo kini sudah berubah. Adel sudah menjalin hubungan dengan Atha. Tapi tak ada yang tahu.
Dan jadilah mereka sengaja mendekat-dekatkan Rama dan Adel. Adel bisa apa? ia hanya pasrah saja ketika diminta berfoto berdua dengan Rama. Lebih-lebih tangan Rama yang sengaja ditaruh di pundak Adel oleh salah satu cowok yang mana teman Rama, anggota jurnalistik juga. Atha? Jangan ditanya, dia masih saja diam dan pura-pura memainkan handphonenya. Enggak tahu kenapa!

“Mas Atha kenapa sih?” akhirnya pertanyaan itu lolos dari bibir mungil Adelia. Ia kini sedang duduk di depan gedung bersama Atha, menunggu hujan reda.

Tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang