[SHE IS CONFUSED]
BAB 32
Just Little Tired"I need a little less talk and a little more action."-Cameron Dallas
🌹
SEMAKIN padat jadwal di sekolah, Adel semakin pusing. Sudah dibilang, Adel adalah tipikial cewek yang sulit membagi waktu. Jangankan membagi waktunya untuk Atha, untuk belajar pun dia bingung. Harus siap dengar omelan ibunya nih.
Atha sendiri juga sudah semakin sibuk dengan sepakbolanya. Sama dengan abangnya Adel. Itu karena mereka satu tim, Ganesha FC. Dan tim mereka akan bertanding di sebuah turnamen bergengsi.
Pertandingan sudah akan dimulai. Tinggal menghitung hari. Adel dan Atha sudah sama-sama maklum bahwa mereka sama-sama sibuk dengan dunia mereka masing-masing. Nggak peduli nggak pernah atau jarang ketemu, mereka tetap saling memberi kabar dan mereka saling mengerti.Ini hari Kamis, seharusnya Adel ada pertemuan klub fotografi, tapi ternyata ada latihan tenis meja yang tadi terlupakan. Jadilah dia sekarang datang tergopoh-gopoh ke salah satu gedung sebelah barat sekolah.
Gedung di sebelah barat sekolah, di dalamnya ada berbagai alat olahraga. Di antaranya ada tiga meja tenis meja yang sudah digelar dan dipergunakan. Gedung ini memang gedung serbaguna yang kali ini digunakan sebagai gedung olahraga. Adel sepertinya harus membuat jadwal hariannya agar ingat apa saja yang harusnya dilakukan.
Setelah tadi membuka pertemuan klub fotografi, ia membiarkan anak-anak fotografi bermain dengan kameranya. Ia menitipkan anak-anak pada temannya yang duduk di kelas 11.
Adel mulai memasuki gedung itu. Di dalamnya suara khas orang bermain tenis meja terdengar. Adel hafal di luar kepala deh. Ping-pong-ping-pong. Kira-kira dan katanya sih itu sebab nama tenis meja lebih populer dengan pingpong.
Di beberapa meja itu sudah terisi. Adel terlambat? Pasti.“Maaf terlambat, Coach, habis ada ekskul lain,” ucap Adel ke pelatihnya sambil menaruh tasnya di pinggir arena.
“Habis pacaran kali, Coach!” celetuk Tomi yang sedang menampok bola berwarna orange dari Coach Juliana itu.
Adel mendengus, “Jangan fitnah deh lu, Tomtomnya Tania!”
Wanita berkepala tiga yang sedang bermain tenis meja itu menoleh lantas tersenyum, “Udah ah! Nggak pa-pa. Ayo mulai, pemanasan dulu ya, Del!”
Adel mengangguk, setelah mengambil bed tenis mejanya dan menaruhnya, ia berlari mengelilingi lapangan. Dan selanjutnya ia melakukan stretching, meliuk-liukkan tubuhnya ke kanan, ke samping, ke atas, ke bawah. Abaikan kalimat terakhir. Itu dilakukan untuk menghindari cidera.
“Udah, Coach,” ucap Adel sambil memainkan bednya.
Coach Ana berhenti mengembalikan bola pingpongnya dan menangkapnya. Detik selanjutnya ia melemparkan bola itu pada Adel. Adel langsung menangkapnya dengan sigap. “Main single sama Tomi dulu, ya! Nanti gantian sama yang lain.”
Adel mengangguk lalu menggantikan posisi Coach Ana. Ia mulai meng-service bolanya pada Tomi.“Nutup dikit dong!”
“Ah gimana si lu!”
“Kurang nutup, Del!”
“Nah segitu oke!”
Komentar Tomi terus memberondong Adel. Menurut Adel, Tomi itu cerewet banget kalo lagi main. Apalagi ketika Adel gagal mengembalikan bola. Beuh, udah serasa pelatih internasional dia.
Yang Adel tahu saat ini; dia lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Dia
Teen Fiction[CERITA SUDAH SELESAI] Namanya Atha. Mas Atha, begitu kusebut namanya. Dia adalah lekaki ketiga dalam hidup yang membuatku mulai mengenal dunia, setelah Papa dan Abang tentunya. Bertahun-tahun aku mengenalnya, aku sadar dialah pusat duniaku. Sayangn...