TANPA ADANYA PELANGI

69 4 0
                                    

BAB YANG ADA TANPA DISENGAJA
"Tanpa Adanya Pelangi"

Hak cipta terlindungi 2017 oleh Mahsanurlaeli

"Aku pernah berharap kamu itu ada untuk jadi pelangi di hidupku. Namun sekarang, aku menyesal tentang itu. Harapan itu jadi kenyataan, kamu hadir hanya untuk sesaat."

🌹

AKU adalah diriku. Aku bahkan sulit mengartikan bagaimana 'diriku' ini. Dulunya, aku hanya perempuan biasa yang sulit mengartikan hidup indah.

Aku tak pernah mengerti tentang hidup ini. Semesta selalu menjungkirbalikkan berbagai hal.

Datang satu orang di hidupku, namanya Servadio Adhyastha. Kalian hanya boleh memanggilnya Serva. Jangan panggil dia Atha karena itu melukaiku. Dia murid pindahan di sekolahku.

"Hi, saya Servadio Adhyastha, panggil aja Serva, ya?" begitu sapaan pertama kali darinya. Aku jatuh hati di saat yang bersamaan.

"Saya Sheryl. Saya sulit memanggil kamu Serva. Boleh saya panggil Atha aja?" Kujawab begitu karena aku ingin berbeda dari lainnya.

Jawaban dari ia selanjutnya membuatku terbang, "My pleasure, itu panggilan dari orang-orang istimewa di hidup saya."

Jadi, bisakah aku jadi yang istimewa di hidupnya seperti katanya?

Atha menjungkirbalikkan sekaligus mewarnai hidupku yang abu-abu. Ia mewarnainya dengan sangat indah, hingga aku terlena di dalamnya.

Berawal dari sekolah tingkat pertama, kami dekat. Aku anggap itu awal, karena aku tak menginginkan adanya akhir. Ia mewarnai hari-hariku yang kelabu jadi warna pelangi yang indah.

Sayangnya, aku melupakan realita bahwa pelangi hadir untuk sesaat.

Atha pergi.

Ia tak pernah kembali berbulan-bulan.

Rindu? Jangan tanya. Haruskah aku memohon-mohon pada rintik gerimis dan matahari untuk bekerjasama agar ada pelangi? Kalau bisa, sudah kulakukan itu. Tapi nyatanya aku tidak bisa untuk itu.

Sebuah pil pahit harus ku telan susah-susah. Dia memiliki perempuan lain di tempat barunya. Perempuan yang memanggilnya dengan sebutan "Atha", sama seperti panggilanku. Dan itu melukaiku. Jadi, aku selalu bertanya-tanya, selama ini aku apa?

Atha tak pernah membalas pesan singkat juga mengangkat teleponku, aku harap maklum tentang itu, mungkin ia berganti nomor di tempat barunya. Tapi, segala pesan lewat sosial media yang aku tujukan padanya tak pernah digubrisnya sama sekali.

Aku harus apa bersama kelabunya hidup?

Aku bisa apa di jurang kehidupan tanpa ada sosoknya?

Tolong... tanyakan itu pada pelangi, jika ada.

Perempuan barunya itu selalu jadi pokok bahasan kabar terbarunya di sosial media. Berbagai foto dan caption tentang perempuan itu terpampang jelas ketika aku membuka notifikasi "servadioadhyastha uploaded a new picture."

Jadi kini, jika jarak membentang dan kecanggihan akibat globalisasi tak berpengaruh besar, aku harus bertindak sendiri?

Aku sudah bertindak, tapi tindak-tanduknya membuktikan ia tak pernah ada rasa.

Dia terlalu manis dan polos untuk ukuran lelaki yang sedang mencari jati dirinya.

Sayangnya lagi, setelah aku kembali dari "tindakan" itu, tak pernah ada pesan dari lelaki itu.

Tak ada lagi pesan masuk ke ponselku dari Atha. Tak ada getaran ponsel karena kerinduannya.

Semuanya benar-benar mengabur tertutup rintik hujan tanpa adanya sinar surya.

Semuanya mengabur karena ternyata rintik hujan kalah derasnya dengan tetesan air mataku sendiri.

Kini, aku sendiri, tanpa adanya ... pelangi.[]

• • •

Tentang DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang