"Kakak kenapa sih?"
Untuk kesekian kalinya, Frans kembali berdecak kesal saat Kakaknya itu terus mondar-mandir gaje seperti orang yang sedang menunggu hasil operasi di depan pintu ruang operasi. Sedari tadi gadis berkaca mata itu terus mondar-mandir di belakang Frans yang sedang menonton TV. Membuatnya sedikit tidak nyaman.
"Duh, Frans, aku bingung." nah 'kan, sekarang dia berlari ke pantry dan mengambil segelas air putih lalu meneguknya hingga habis. "Gracia,"
Mendengar nama itu, Frans langsung menoleh dan merubah posisinya menghadap ke pantry.
"Dia anaknya Tante Shania 'kan?" Frans mengangguk, meng-iyakan ucapan kakaknya. "Dia punya kakak?"
Frans mengernyit lalu mengendikkan bahunya. "Gak tau. Dia nggak pernah cerita."
Astaga, Frans mulai jengah saat kakaknya itu kembali mondar-mandir sambil menggigit kuku jarinya. Cowok itu memutar malas bola matanya, "Kak, nggak capek apa mondar-mandir gitu, hah?"
Veranda berhenti dan menoleh pada adiknya itu. "Nggak." jawabnya dan kembali melakukan aktivitas gaje-nya.
Lagi, Frans memutar malas bola matanya. Dia kembali tiduran di sofa dan menonton TV.
"Tau Keenan?" Frans terdiam, menghentikan kegiatannya yang terus memencet remote TV secara asal. Tidak salah lagi, Keenan adalah satu-satunya cowok yang nekat mendekati Veranda yang saat itu masih terikat aturan dari Frieska yang melarangnya dekat dengan laki-laki lain. Kecuali Frans tentunya. Dia juga yang mengajari Frans jadi Kang Pancing.
"Kenapa emang?"
"Dia... kakaknya Gre." lirih Veranda. Dia mendekati Frans dan duduk di sebelahnya, menatap ke depan dengan pandangan menerawang. "kamu inget 'kan kejadian 4 tahun lalu?"
Frans mengangguk.
"Keenan nekat hunting foto waktu hujan setelah aku tantangin dia. Niatku 'kan cuma bercanda, dia malah serius." Veranda menghela nafas berat, "kamu sama Naomi ada di mobil bareng aku 'kan waktu Keenan telphone kalo dia udah dapet gambar bagus? Terus telphonenya tiba-tiba putus?"
Lagi, Frans hanya mengangguk.
"Dan setelah diselidiki pihak kepolisian, Keenan tergelincir batu dan jatuh ke jurang. Dia pasti perhatiin fotonya waktu telpon aku dan nggak lihat jalan."
"Tunggu-tunggu, hubungannya sama Gracia?" Frans memotong cepat.
"Ah iya, aku lupa." Veranda membenarkan duduknya. "keluarganya 'kan menerima informasi bahwa Keenan jatuh terpeleset saat sedang menelphone. Aku takut kalo Gracia bilang aku adalah penyebab Keenan... jatuh waktu itu. Dan hal itu juga berpengaruh sama kamu."
"Maksudnya, Gracia juga bakal jauhin aku, gitu?"
Veranda mengangguk. Lalu membiarkan keheningan menyelimuti mereka.
***
"Gre, Gre." Suara itu berhasil membuat lamunan Gracia berantakan. Dia menatap malas Nadse yang entah sejak kapan sudah duduk di sebelahnya. Mereka sekarang berada di taman kota. Rencananya mau hunting foto, tapi karena keduanya belum menemukan spot yang bagus untuk mengambil foto, jadilah mereka hanya duduk di bangku taman.
"Dari tadi nih ya, aku perhatiin kamu ngelamun terus. Kenapa?" lanjutnya setelah Gracia menghela nafas panjang. "ada masalah sama hubungan kalian?"
Ya, Nadse adalah satu-satunya orang yang mengetahui hubungan Gracia dan Hamids.
Gracia menggeleng. "Cuma.. aku jadi... gimana ya? Aneh aja gitu." Gracia menghela nafas panjang. "Setiap aku... lagi sama Frans, aku lupa kalo aku udah punya Hamids."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer in Love
FanfictionKalau kata Frans, bahagia itu mudah. Bisa lihat Gracia senyum dan tertawa adalah kebahagiaan tersendiri. Omong-omong, Frans suka sama Gracia.