Part 11

428 41 4
                                    

'Aku selalu disisimu :)'

Untuk kedua kalinya Gracia menemukan secarik kertas ungu diatas tumpukan bukunya dalam loker. Gadis itu merasa aneh, kesannya pesan ini sedikit mengancam baginya. Bagaimana tidak, 'aku selalu ada disisimu' terasa seperti dia sedang dibuntuti.

Tapi belum selesai urusannya dengan kertas itu, seseorang menarik paksa tangan Gracia.

"Wei, apa-apaan, sih?!" Gracia berontak, "Loker gue belum ditutup, tuh!"

Seseorang--ah, Feni rupanya, berhenti menarik. Membalikkan tubuh Gracia kearah lokernya yang baru saja dikunci oleh Anin. Dia sedang memutar kunci loker Gracia di telunjuknya.

Gracia menatap Feni jengah, "Ini maksudnya apaan main tarik-tarik? Lo lupa, ya, abis ini pelajarannya Bu Melody?"

"Kita punya masalah yang harus diselesain, Gre." jawab Feni berbisik. Anin datang, mereka kembali menyeret Gracia yang kembali berontak kesuatu tempat. Belakang sekolah.

"Masalah apa? Emang kita pernah ada masalah?" tanya Gracia yang baru duduk di bangku taman.

"Bukan kita, tapi lo." jawab Anin.

"Hah?"

"Hamids, lo punya hubungan sama dia 'kan?" kali ini Feni yang bicara. Gracia mengangguk mengiyakan, "putusin dia!"

"Heh, apa-apaan sih?! Kenapa juga harus putusin dia?" Gracia melotot tidak terima.

///Flashback On\\\

"Hamids?"

Pemuda itu tak kalah terkejutnya dengan Feni dan Anin. Terlebih, gadis yang ada dibelakangnya.

Feni menghalangi mereka yang mau masuk. "Lo Hamids, 'kan? Bukannya lo... pacaran sama Gre?" tanya Feni dengan bisikan di akhir kalimat.

"G-Gre siapa? Banyak yang namanya Gre disini." Hamids menyangkal, gadis dibelakangnya itu ikut menyahut.

"Gre? Katanya kamu belom pernah pacaran."

"Nah!" Seru Feni sambil menunjuk Hamids, "Lo ngeduain Gracia namanya! Lo itu nggak bisa ngehargain perasaan Gre, ya, Mids."

"Ck, mentang-mentang beda sekolah lo bisa ngeduain Gracia gitu? Nggak banget lo jadi cowok!" Anin menyahut.

Plak!

"Pembohong! Kurang ajar lo cowok! Kita putus, nggak usah pake beli-beliin hadiah segala! Basi, Mids!"

Satu tamparan yang membuat Feni dan Anin tersenyum remeh. Hamids cengo.

"Eh, nggak gitu, Chel! Michelle! Gue baru mau putusin dia!"

Plak!

Blak!

"Jaga mulut lo, Mids!" Feni pergi setelah menampar Hamids untuk kedua kalinya, Anin juga melakukan hal serupa.

///Flashback Off\\\

"Dia nggak baik buat lo, Gre." Feni mengakhiri ceritanya dengan usapan di kedua bahu Gracia.

Gracia tetap pada pendiriannya. "Enggak, dia nggak sebrengsek itu, Fen, Nin. Kalian salah orang, iya, kalian salah orang."

"Tapi kita ga bohong. Serius, dia ga baik buat lo."

***

"Frans, tunggu bentar ya? Kakak mau nyamperin tante."

"Eh, kak." Frans menahan tangan Veranda yang hendak pergi dari parkiran, Veranda mengernyit. "Anu.., gaboleh panggil tante disekolah, kena hukum tau rasa."

Secret Admirer in LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang