Ilwoo sedang berdiri menghadap cermin panjang di kamarnya sambil memasangkan dasi di kerah kemejanya.
Tok tok tok!
Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Dia menoleh kearah pintu kamarnya yang tertutup itu.
"Ilwoo, mama boleh masuk?" Tanya mamanya.
"Ya Ma." Sahutnya tanpa beranjak sedikitpun dari tempatnya tadi.
Tak berapa lama mama berjalan masuk ke dalam kamarnya lalu mendorong pintu ke belakang supaya tertutup kembali. Namun masih menyisakan sedikit celah karena pintu tidak benar-benar tertutup.
"Ada apa Ma?" Tanya Ilwoo seakan tahu maksud tatapan mamanya itu. Seperti ada yang ingin ia bicarakan padanya.
"Mama ingin bicara sama kamu." Ucap mamanya sambil duduk di pinggir ranjang anaknya.
"Bicara apa?"
"Kau masih menyukai wanita yang bernama Yoon Eunhye itu?" Tanyanya tiba-tiba.
Ilwoo menghentikan aktivitasnya memakai dasi. Dia melirik ke samping tanpa membalikkan badan ke arah mamanya. Darimana mama tahu soal Yoon Eunhye?
"Kita udah lama putus, Ma." Sahut Ilwoo dingin. Dia juga tak mau tahu darimana mama tahu apalagi membahas kembali hubungan mereka.
"Kenapa kalian putus? Padahal mama suka lho lihat foto kalian berdua, apalagi mama sudah ketemu langsung dengan anaknya. Dia cantik, ramah dan sopan." Puji Mama. Dia nampak bahagia sekali mengingat momen pertemuan mereka waktu di rumah sakit itu.
Ilwoo diam saja lalu menyelesaikan kegiatannya memakai dasi itu.
"Ah iya, waktu mama bersihin kamarmu. Kau menyimpan sebuah kotak cincin di laci kerjamu." Ungkapnya. "Cincin itu sebenarnya mau kamu kasih ke Eunhye kan? Bukan ke Chaewon?" Tebak mamanya seolah tahu betul isi hati putranya.
Ya Tuhan...
Kotak itu sebelumnya dia simpan di ruang kerjanya di rumah sakit. Namun sejak kedatangan Eunhye kembali, dia membawanya pulang. Shit! Kenapa aku nggak buang aja kotak itu?! Ilwoo mengumpat dalam hati.
"Ma, udah aku bilang kan kalo ruang kamarku biar aku sendiri yang bersihin?!"
Ilwoo akhirnya berbalik dan memarahi mamanya. Dia paling nggak suka kalo ada yang masuk ke kamarnya tanpa ijin.
"Mama tahu kamu masih cinta sama wanita itu." Goda mamanya sambil tertawa pelan.
"Ma..udah!" Ilwoo mulai jengah dengan mamanya dan memintanya untuk diam.
Mama beranjak lalu menghampiri anaknya. Dia meraih tangan anaknya lalu menggenggamnya erat.
"Ilwooya, kalo kamu masih sayang sama Yoon Eunhye, mama akan dukung kamu. Walaupun papamu menentang, mama akan tetap membelamu." Ucapnya.
"Ilwoo sama wanita itu udah nggak ada hubungan apa-apa Ma. Kami cuma rekan kerja sekarang." Jelasnya lalu meraih jas di atas ranjangnya dan keluar kamar.
Tubuhnya nyaris terperanjat ke belakang begitu mendapati sosok Chaewon sudah berdiri di balik pintu kamarnya yang tidak sepenuhnya tertutup tadi. Wanita itu juga tak kalah kagetnya. Dia nampak kebingungan sendiri. Bingung harus bersikap gimana karena ketahuan menguping pembicaraan mereka.
"Chaewona.." Sahut Ilwoo pelan. Apa dia tadi mendengar percakapan kami?
"Ah, ss-sorry. Aaaku cuma mau bilang, Oom sama Kkak Yoomi udah nunggu di bawah."
Suara Chaewon nampak terbata-bata karena gugup. Dia menjauhkan tatapan matanya dari Ilwoo dan memilih langsung berbalik namun pergelangan tangannya langsung ditahan Ilwoo.