Cahaya matahari pagi yang masih hangat masuk dari sela-sela tirai jendela kamar Ilwoo. Kilau sinarnya seakan tak mempengaruhi sepasang insan manusia yang masih asyik terlelap di alam mimpi mereka masing-masing. Keduanya tampak saling memeluk satu sama lain layaknya guling empuk yang selalu menemani tidur mereka.
Chaewon sedikit menggeliat sambil merubah posisinya senyaman mungkin. Dia membenamkan wajahnya di balik tubuh Ilwoo, karena sedikit terganggu dengan terik matahari yang mengenai kelopak matanya. Pelukannya ke seseorang yang dia kira guling itu nampak semakin erat. Namun ada sesuatu yang ganjal dari guling tersebut. Rasanya seperti ada yang memeluk tubuhnya dan menindih kakinya balik.
Sejak kapan guling bisa bergerak? Batin Chaewon.
Perlahan-lahan Chaewon membuka kedua matanya namun cahaya matahari sedikit menyilaukan penglihatannya itu. Mau tak mau dia harus memicingkan mata secara bergantian sambil menutupi dengan telapak tangannya. Dia tertegun begitu menyadari ada sosok lain yang tidur di ranjangnya. Kepalanya sontak mendongak ke atas dan kedua pupilnya nampak melebar dan menegang begitu tahu siapa sosok itu.
Sontak Chaewon menjerit histeris. "KYAAA....!"
Ilwoo yang masih terlelap tadi langsung membuka mata dengan wajah bingung dan tak kalah terkejutnya melihat Chaewon ada di sebelahnya. Sejak kapan dia ada di kamarku? Batinnya. Belum sempat dia mengumpulkan kesadaran, tangan dan kaki Chaewon dengan refleks mendorong dan menendang tubuhnya sampai jatuh dari ranjang.
Bukk
Meski jarak ranjang dan lantai di kamarnya tidak terlalu tinggi, namun dijatuhkan secara tiba-tiba begini membuat punggung dan pantatnya menanggung rasa sakit. Ilwoo bangun sambil mengusap-usap punggungnya.
"Hei!!" Teriaknya kesal.
"Kenapa kau bisa ada di kamarku?!" Seru Chaewon dengan wajah ketakutan dan panik. Dia sempat mengecek kondisi tubuhnya. Masih berpakaian utuh. Matanya menoleh ke kanan dan kiri, mencari bantal. "Dasar mesum! Pergi kau dari sini!" Teriaknya sambil melempar bantal tepat mengenai muka Ilwoo.
"Ini kamarku!" Sahutnya tak kalah kesal.
"Jangan ngaco deh. Ini kamarku!" Chaewon masih bersikukuh mengakui bahwa ini kamarnya.
Ilwoo menghela nafas secara kasar lalu dia bangun dari lantai berkayu itu. "Coba lihat, ruangan ini terlihat seperti kamarmu apa bukan?"
Kedua kening Chaewon nampak berkerut heran. Dia memutar bola matanya ke sekeliling ruangan. Mulutnya nampak menganga lebar begitu menyadari kalo ternyata ini bukan kamarnya. Kepalanya langsung menunduk sambil menggigit bibir bawahnya. Malu. Diam-diam dia melirik laki-laki yang sedang jengkel padanya.
"Maaf." Ucapnya dengan tampang bersalah. "Semalam kayaknya aku nggak sadar kalo salah masuk kamarmu deh." Jelasnya sambil terkekeh pendek.
"Apa kau suka ngelindur sambil jalan hah?"
"Ya Enggak lah! Gara-gara di pesta kemarin aku minum, mungkin aku ngiranya lagi ada di rumah. Makanya setelah dari toilet aku langsung belok kanan karena kamarku berada di sisi kanan." Jelasnya.
"Aku nggak mau denger alasan apapun darimu. Udah cepet keluar dari kamarku!" Usir Ilwoo nggak sabaran. Dia sudah jengah berurusan dengan wanita ini.
Wajah Chaewon nampak cemberut karena laki-laki ini nggak mau denger penjelasannya. Perlahan-lahan dia beranjak dari tempat tidur lalu berjalan ke pintu.
Belum sempat tangannya memegang handle pintu, sebuah ketukan terdengar dari balik kamar Ilwoo.
"Ilwooya," Panggil Mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me [Completed]
Storie d'amore- Life is always better when we're together -