Cerita 35

988 90 20
                                    

Mungkin hari ini adalah hari paling berat untuk Chaewon. Meski berat, tapi keputusannya untuk balik ke New York sudah bulat. Atasannya sudah menanyakan kapan dia akan kembali karena sudah banyak klien baru yang datang di firma tempat kerjanya. Ia sempat meminta izin atasannya untuk tinggal sementara di Korea sampai kasus tabrak lari itu selesai. Dan ia tak bisa meminta tambahan waktu lagi hanya karena alasan pribadi yang menyangkut dirinya dan Jung Ilwoo.

Chaewon terlihat sedang sibuk memasukkan baju-bajunya ke dalam koper. Barang-barang yang dia bawa pulang tidak terlalu banyak karena oleh-oleh yang sudah dia beli dulu sudah dibawa oleh Gayoung dan ayah. Ia tinggal membawa pakaian dan beberapa barangnya sendiri.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Ilwoo yang kebetulan masuk ke kamar Chaewon nampak terkejut menyaksikan wanita itu mengemasi barang-barangnya ke dalam koper. Ia langsung menghampiri wanita itu.

Chaewon juga sedikit terperanjat saat pintu kamarnya dibuka dan mendengar suara Ilwoo. Ia memejamkan kedua matanya untuk menyiapkan hati sebelum menoleh kearah laki-laki itu.

"Aku harus balik ke New York." Ungkapnya sambil memasang sebuah senyum yang sedikit dipaksakan.

"Andwe!" Ilwoo menahan tangan Chaewon yang sedang sibuk memasukkan pakaiannya ke dalam koper. Ia mengeluarkan kembali pakaian milik wanita ini. "Aku baru sembuh dari amnesia dan kau sudah mau meninggalkanku?" Protesnya tak terima.

Chaewon mendesah pelan sambil memalingkan muka. Ilwoo benar. Seharusnya ia tinggal disini lebih lama lagi sampai kondisi Ilwoo benar-benar pulih. Tapi keadaanlah yang tidak mendukung hubungan mereka sekarang.

"Banyak kerjaan yang sudah menungguku di New York. Aku harus balik secepatnya, Jung Ilwoo." Chaewon tetap memberatkan pekerjaannya dibandingkan hubungannya dengan Jung Ilwoo yang semakin rumit. Ia menatap manik mata itu mengharapkan pengertian dari laki-laki ini.

Ilwoo menggeleng. Ia tidak mau menerima permintaan wanita itu. "Aku tahu kau hanya mencari alasan karena ucapan mama kemarin. Tapi bukan berarti kau harus pergi, Chaewon. Kita bisa mencoba meyakinkan mama lagi." Bujuknya sambil meraih kedua tangan Chaewon.

"Gimana caranya?" Tanya Chaewon balik. Ia seolah sudah pesimis memperjuangkan hubungan mereka. "Apa kau mau membuat mamamu jatuh sakit lagi seperti kemarin?" Ada nada kekhawatiran yang keluar dari bibirnya.

"Aku punya rencana bagus untuk membuat mama menyukaimu. Kita bisa liburan sekeluarga bareng. Aku yakin kau bisa dekat sama mama nanti." Jelasnya sambil mengecup kening Chaewon sekilas. Ilwoo mencoba meyakinkan Chaewon dengan senyum antusias.

Tapi Chaewon tetap menggeleng seolah sudah putus asa mempertahankan hubungan mereka. Kata-kata mamanya Ilwoo kemarin terus terngiang-ngiang di benak Chaewon. "Mama nggak akan pernah merestui kau menikah dengan wanita pembawa sial yang sudah mencelakakanmu dua kali. Lebih baik mama mati daripada melihatmu menikah dengannya."

Chaewon menghirup nafas dalam-dalam sebelum angkat bicara lagi. "Kita nggak bisa egois dengan hanya memikirkan hubungan kita, Jung Ilwoo." Jelasnya dengan suara dan tatapan sedikit melunak. Ia berusaha melepaskan pegangan Ilwoo dari tangannya.

Diambilnya kotak yang berisi kalung pemberiannya dua hari kemarin. Lalu ia kembalinya ke tangan laki-laki itu.

"Maaf, sepertinya aku tak pantas menerima kalung indah ini. Kau bisa memberikannya ke wanita lain yang lebih cantik dan lebih disukai mamamu." Ucapnya.

Ilwoo sedikit terperangah menerima barang pemberiannya itu. "Kau ini bicara apa sih? Aku memberikannya untukmu, bukan untuk wanita lain!" Ia tak terima dengan barang pemberiannya yang dikembalikan padanya lagi.

Chaewon menunduk sambil melipat kedua bibirnya ke dalam dan memejamkan kedua matanya. Beberapa saat kemudian ia mendongak kembali ke laki-laki di hadapannya ini. "Semua belum terlambat untuk mengakhiri hubungan kita, Jung Ilwoo. Lagipula hubungan kita belum berjalan 2 bulan. Kau bisa segera melupakanku. Kita bisa segera melupakan hubungan ini dan kembali menjalani kehidupan masing-masing seperti biasanya." Jelas Chaewon sambil mencoba mengatur emosi yang bergejolak di hatinya.

Stay With Me [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang