Pelaku tabrak lari itu akhirnya ditangkap dan sekarang sedang diinterogasi di kantor polisi. Semua berkat bantuan Lee Seunggi dan timnya yang sudah bekerja keras mengumpulkan bukti petunjuk untuk menemukan sang pelaku.
"Terimakasih banyak, Seunggi. Kamu sudah bekerja keras selama ini." Chaewon menepuk pundak Seunggi pelan.
"Maafin aku karena nggak bisa menangkap dalang di balik kasus tabrak lari itu. Terlalu sulit mencari barang bukti." Ungkap Seunggi sedikit merasa bersalah.
Chaewon menggeleng pendek. "Aniya, kau sudah melakukan yang terbaik, Seunggi." Ucapnya sembari tersenyum tipis. Ia merasa sangat lega dan senang karena orang yang sudah mencelakakan Ilwoo akhirnya ditangkap dan segera diadili.
Mereka berjalan beriringan di lorong kantor polisi. Dinginnya AC di ruang pemantau interogasi tadi masih terasa di kedua lengan Chaewon. Ia melipat kedua tangannya untuk mengurangi hawa dingin di tubuhnya. Salahnya juga memakai blouse berbahan tipis.
"Terus rencanamu setelah ini apa? Kau akan balik ke New York lagi?" Tanya Seunggi saat mereka sampai di mulut anak tangga.
"Udah hampir sebulan aku absen di firma pusat. Dan meeting dengan beberapa klien udah ku tunda lama. Sepertinya aku harus benar-benar balik ke New York." Jelas Chaewon meski hatinya merasa berat harus meninggalkan tanah kelahirannya ini.
Suara sepatu beradu dengan lantai menggaung sampai di bagian tangga paling atas yang ada di gedung kepolisian. Hanya ada mereka yang melewati tangga darurat.
"Kau sudah bilang ke Ilwoo yang sebenarnya?"
Tanpa dijelaskan detailnya oleh Seunggi, Chaewon tahu maksudnya. Sebenarnya ia ingin bilang ke Ilwoo bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Tapi setiap kesempatan itu datang, timingnya yang selalu tak tepat.
Chaewon menggeleng lemah. "Perusahaan keluarganya sedang ada masalah. Aku tak mau menambah beban di pikirannya."
Seunggi mendesah pelan mendengar kabar buruk yang menimpa keluarganya Ilwoo. Bagaimanapun juga, keluarga Ilwoo juga bagian dari keluarganya meskipun hubungan mereka terbentuk karena kakaknya bertunangan dengan sepupunya.
"Aku juga baca beritanya di surat kabar. Apa sudah ada solusi?"
"Entahlah. Aku belum menanyakan lagi pada Kak Yoomi atau Jung Ilwoo. Dia terlalu sibuk dengan urusan itu."
Mereka sudah sampai di lantai 1. Keduanya berjalan keluar gedung kepolisian. Suara kendaraan yang melintas di jalan raya samar-samar mulai terdengar.
Seunggi melihat jam di tangannya. Dia ada janji dengan seseorang sore ini. Kebetulan Chaewon menangkap gerak-gerik laki-laki itu yang nampak gusar.
"Kau ada janji ya?" Tanyanya.
"Iya nih. Aku ada janji sama seseorang." Jawabnya.
Kedua mata Chaewon mendelik curiga. "Seseorang? Cewek ya?" Tebaknya dengan senyum nakal.
Dipandangi seperti itu membuat Seunggi salah tingkah. Dia menjauhkan pandangannya dari wanita ini. "Bbu-bukan." Sangkalnya dengan terbata.
"Pacar baru nih?" Tanya Chaewon lagi. Ia tak percaya dengan penyangkalan mantannya ini. Pasalnya ia sudah mengenal laki-laki ini lama. Jauh sebelum mereka berpacaran.
"Kalo dibilang pacar sih belom." Akhirnya Seunggi mengaku juga dengan memasang wajah berseri-seri bahagia.
"Ciee..." Godanya sambil menyenggol lengan Seunggi dengan sikutnya. "Cantiknya seperti mantanmu ini nggak?" Tanyanya dengan kedua telapak tangan memegang bagian rahangnya. Berpose sok cantik bak bunga.