Jika meminta tolong jangan memaksa karena itu bukan kewajibannya, melainkan pilihannya.
~~
Pagi ini, Adel harus bangun lebih awal dari hari biasanya. Dia harus menyiapkan bekal makanan yang harus di bawa ke sekolah hari ini. Hanya untuk Ethan, kemarin Ethan menyuruhnya untuk membawa bekal makanan dan Adel tidak menolaknya.
Adel sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Pagi ini juga, Adel harus berangkat bersama Ethan naik taksi, tanpa di antar oleh ayahnya.
Jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan kiri Adel menunjukan pukul 06.30 WIB. Saat ini ia menunggu Ethan di depan rumahnya. Sekitar 10 menit menunggu Ethan yag tidak kunjung keluar dari rumahnya.
Berniat ingin masuk ke halaman rumah Ethan, pintu utama terbuka dan Adel mendapati Ethan yang keluar. Ethan sudah tidak memakai perban lagi (?)
Mungkin benar kata Adel, Ethan hanya berpura-pura saja.
Adel melipat kedua tangannya di depan dada berpura-pura tidak melihat Ethan. Bersikap cuek.
Bibir Ethan menampilkan senyumnya pagi ini, ikhlas tanpa paksaan saat melihat Adel sedang menunggunya di depan rumah.
Ethan menghampiri Adel, dia tahu cewek di depannya saat ini pasti sedang kesal karena terlalu lama menunggu.
"Sorry, kalo nunggu lama."
"..."
Adel diam saja tanpa menatap Ethan yang kini ada di depannya. Taksi yang sudah di pesan Adel datang dan berhenti di depannya. Adel dan Ethan segera memasuki taksi itu.
Selama perjalanan menuju sekolah tidak ada perbincangan yang di lontarkan Adel maupun Ethan. Mereka hanya diam, Ethan yang biasanya mengganggu Adel lebih dulu, kini diam saja.
Adel melirik ke arah Ethan yang sedang memainkan ponsel, tangan kanannya ia gunakan untuk menyentuh layar ponsel miliknya dengan lincah.
Sampai di depan gerbang sekolah, lalu Adel memberikan uang kepada supir taksinya, ya tentu pakai uang Adel.
Mereka masih tetap diam. Masuk ke dalam kelas tanpa kata-kata apapun.
"Del," panggil Dinda sambil menyenggol lengan Adel saat Adel sudah duduk di samping Dinda.
"Apaan?" tanya Adel yang sibuk mengeluarkam buku-bukunya dari dalam tas.
"Lo masih jadi babu Ethan? Dia udah gak pake perban lagi kan," tanya Dinda penasaran.
"Hmm," jawab Adel dengan gumaman tidak jelas.
"Kok lo mau?"
Adel menghembuskan nafasnya kasar, "terpaksa aja. Paling cuman bentaran doang. Dia cuman mau main-main sama gue aja kali."
Dinda hanya mengangguk tanda ia mengerti perkataan dari Adel barusan.
Dua hari dari kemarin, Adel harus menuruti permintaan Ethan, bisa dibilang babu (?)
Tapi sepertinya Ethan sudah sembuh, atau dia hanya akting (?)
Sebenarnya Adel malas sekali jika menuruti semua perintah Ethan, tapi mau bagaimana lagi? Ia sudah berjanji.
• • •
"Bekal makanan gue mana, Del?" Ethan menghampiri bangku Adel saat jam istirahat siang untuk meminta bekal yang kemarin ia pesan kepada Adel.
Adel merogoh laci mejanya, ia mengambil kotak makan berbentuk balok berwarna biru muda dan memberikannya kepada Ethan.
"Isinya apaan?" tanya Ethan dan mengocok-ngocok kotak makannya, sukses membuat Adel geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
THANDELA
Teen FictionAdellea namanya. Merupakan siswa baru di salah satu SMA di Jakarta dan tanpa ia duga ia langsung bertemu dengan cowok tengil yang super duper nyebelin. Ini kali pertama ia harus berurusan dengan orang tengil dimulai dari awal bertemu. Hingga akhirny...